Penempatan Produk Pembahasan Penelitian 1 Triangulasi Perbandingan Hasil Data Observasi dan Wawancara

Universitas Sumatera Utara | 117 ketiga, dimana saudara Wahyu dan Umar membeli ponsel cerdas merek iPhone 5 disebabkan tuntutan dari kelompok sosial masing-masing yang secara tidak langsung mengharuskan mereka menggunakan ponsel cerdas dengan merek tertentu.

4. Penempatan Produk

Penempatan Produk atau product placement merupakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan pengiklan untuk menampilkan produknya dengan kesan bahwa produknya seolah-olah bagian dari cerita film atau acara televisi. Penempatan produk didefinisikan sebagai pesan tentang suatu produk yang dibayar dengan sasaran mempengaruhi khalayak film atau acara televisi melalui pencakupan suatu produk secara terencana dan halus ke dalam film atau acara televisi. Pencakupan pesan komersial secara halus ke dalam film dan acara televisi inilah yang membedakan penempatan produk dari berbagai bentuk komunikasi pemasaran lainnya. Dalam penelitian terkait penempatan merek dalam film Spectre, kelima informan menunjukkan bahwa mereka semua sadar dan mengetahui proses penempatan produk yang terjadi dalam film tersebut. Berdasarkan hasil wawancara, peneliti membagi tingkat pengetahuan para informan tentang proses penempatan produk di film Spectre menurut kategori-kategori dalam penempatan produk. Tabel Analisis Teori Penempatan Produk No Jenis Penempatan Produk Informan 1 Wahyu 2 Aidil 3 Umar 4 Agung 5 Ardian 1 Implicit product placement      2 Intergrated explicit product placement      Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara | 118 3 Non- integrated explicit product placement      Informan 1: “Penempatan produk di Spectre itu ada pas adegan balap-balapan di Italia itu, di Roma kalau gak salah. Nampak memang ada lambang Sony nya disitu, tapi gak tau mereknya apa. Ya pas dipake sama si Bond nya nampak juga. Cuma sampe disitu aja. Kalau pas filmnya habis, saya langsung keluar gak liat credit nya.” Informan 2: “Product placement penempatan produk dalam film Spectre ada beberapa kali aku lihat. Misalkan pas jam Omega dikasi sama si Q Kepala Divisi Teknologi MI6 untuk si Bond. Kalau untuk produk Sony Xperia Z5 aku juga lihat pas dipakai James Bond di mobil, pas dipake sama M Kepala MI6 pas lagi meeting itu. Cuma memang pertama kali gak tau itu hape Sony tipe yang mana yang nampak disitu. Baru tau juga kalau rupanya tipe Xperia Z5. Ya kalau dilihat penampilan Xperia Z5 itu ada yang ditampilkan pas dipakai, pas jadi dipajang aja di mobil, cuma kalau pas di akhir film aku gak ada liat” Informan 3: “Penempatan produk di Spectre aku cuman lihat waktu si Bond nya pakai di mobil, pas lagi nelpon Moneypenny sekretaris M. Setelah itu gak ada lihat lagi.” Informan 4: “Pas aku nonton Spectre ada banyak aku lihat merek merek terkenal yang jadi sponsor disitu. Ya udah sama-sama tahu lah kalau itu sponsor, beriklan dia disitu. Ada Range Rover, ada Heineken, ada hape Sony, cuma karena sekilas itu aku gak tau tipe apa. Nampak jelas merek Sony nya waktu dipakai James Bond di mobil sama waktu dipakai nelpon sama si M.” Informan 1: “Ada lihat, sadar juga lah kalau itu iklan ya. Waktu dipakai James Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara | 119 Bond di mobil, nampak betul ada merek Sony nya disitu, tapi karena gak dijelasin itu tipe apa jadi cuma tahu merek Sony nya aja. Kalau abang lihat Xperia Z5 itu cuma pas lagi dipake aja sama si Bond.” Dari hasil wawancara peneliti dengan para informan dapat disimpullan bahwa kelima informan mengetahui bahwa terdapat proses penempatan produk dalam film Spectre. Informan juga mengetahui bahwa produk yang ditampilkan terdiri dari beberapa jenis, mulai dari mobil, jam tangan, minuman keras, hingga ponsel cerdas Sony Xperia Z5 itu sendiri. Tingkat pengetahuan informan tentang penempatan produk yang ditampilkan dalam film Spectre terbagi menjadi dua kategori, yaitu pertama kategori yang melihat bahwa proses penempatan merek hanya terjadi dengan metode integrated explicit product placement, dimana produk ditampilkan secara terang-terangan, digunakan langsung oleh para pemeran, dan logo dari produk ditampilkan secara eksplisit jelas. Informan yang termasuk dalam ketegori ini adalah informan 3 Umar dan informan 5 Ardian. Kategori kedua adalah informan yang menyadari bahwa penempatan produk ditampilkan dengan dua metode, yaitu metode integratede explicit product placement dan metode implicit product placement. Implicit product placement berarti produk ditampilkan hanya sebagai pajangan atau pelengkap adegan. Produk tidak didemonstrasikan penggunaannya oleh pemeran film, namun logo produk terlihat di dalam adegan. Informan yang termasuk dalam kategori ini adalah informan 1 Wahyu, informan 2 Aidil, dan informan 4 Agung. Tidak dapat dipungkiri bahwa tujuan akhir dari periklanan adalah minat dari konsumen untuk mengetahui lebih jauh tentang produk yang diiklankan, hingga akhirnya timbul minat untuk memiliki produk tersebut. Penempatan produk atau penempatan merek adalah salah satu dari metode periklanan, tentunya memiliki tujuan akhir yaitu produk yang ditampilkan menarik ketertarikan dan minat dari konsumen yang sudah menonton iklan dalam film tersebut. Informan 2 Aidil menunjukkan persepsi positif karena terikat oleh rasa Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara | 120 „persamaan‟, karena informan ini memiliki ponsel cerdas dengan merek yang sama dengan Xperia Z5, yaitu Sony Xperia Z1. Persepsi positif yang dihasilkan berupa rasa bangga karena produsen Sony, yang notabene adalah merek ponsel cerdasnya, mengiklankan produknya melalui film James Bond. Faktor lain yang menyebabkan adanya persepsi positif dari informan 2 adalah informan menyukai karakter James Bond dan cukup menggemari seri-seri film agen 007 ini. Informa n 2: “Persepsi tentang produk Sony Xperia Z5 waktu ditampilkan dalam film itu ada kayak rasa bangga lah. Soalnya aku kan pakai produk Sony juga, Xperia Z1 Compact. Kayak ada rasa senang lah, secara kan iklannya di film James Bond, walaupun gak terlalu buat orang langsung pengen beli. Orang kan tau kalau ini cuma iklan, lagian memang kayaknya harganya mahal Xperia Z5 ini, katanya hampir 11-jutaan. Gak mungkin orang langsung mau beli gara-gara lihat iklannya di James Bond”. Untuk keempat informan lain Wahyu, Umar, Agung, dan Ardian, persepsi yang muncul adalah persepsi negatif. Persepsi keempat informan ini tentang Xperia Z5 yang muncul setelah menonton film Spectre terfokus pada pernyataan bahwa setiap ponsel cerdas akan semakin canggih dari waktu ke waktu seiring perkembangan teknologi. Keempat informan berpendapat bahwa tidak ada hal baru yang ditunjukkan oleh Sony dalam ponsel cerdasnya.

5. Iklan Subliminal