Iklan Subliminal Pembahasan Penelitian 1 Triangulasi Perbandingan Hasil Data Observasi dan Wawancara

Universitas Sumatera Utara | 120 „persamaan‟, karena informan ini memiliki ponsel cerdas dengan merek yang sama dengan Xperia Z5, yaitu Sony Xperia Z1. Persepsi positif yang dihasilkan berupa rasa bangga karena produsen Sony, yang notabene adalah merek ponsel cerdasnya, mengiklankan produknya melalui film James Bond. Faktor lain yang menyebabkan adanya persepsi positif dari informan 2 adalah informan menyukai karakter James Bond dan cukup menggemari seri-seri film agen 007 ini. Informa n 2: “Persepsi tentang produk Sony Xperia Z5 waktu ditampilkan dalam film itu ada kayak rasa bangga lah. Soalnya aku kan pakai produk Sony juga, Xperia Z1 Compact. Kayak ada rasa senang lah, secara kan iklannya di film James Bond, walaupun gak terlalu buat orang langsung pengen beli. Orang kan tau kalau ini cuma iklan, lagian memang kayaknya harganya mahal Xperia Z5 ini, katanya hampir 11-jutaan. Gak mungkin orang langsung mau beli gara-gara lihat iklannya di James Bond”. Untuk keempat informan lain Wahyu, Umar, Agung, dan Ardian, persepsi yang muncul adalah persepsi negatif. Persepsi keempat informan ini tentang Xperia Z5 yang muncul setelah menonton film Spectre terfokus pada pernyataan bahwa setiap ponsel cerdas akan semakin canggih dari waktu ke waktu seiring perkembangan teknologi. Keempat informan berpendapat bahwa tidak ada hal baru yang ditunjukkan oleh Sony dalam ponsel cerdasnya.

5. Iklan Subliminal

Iklan Subliminal atau subliminal advertising merupakan teknik periklanan yang sekilas menyampaikan suatu pesan dengan begitu cepat, sehingga tidak dipersepsikan dengan sadar, tapi tinggal dibawah ambang kesadaran. Subliminal berasal dari kata latin limen yang berarti ambang. Menurut Shrum 2012:vii subliminal adalah pesanstimulus yang diserap oleh persepsi dan alam bawah sadar melalui gambar yang diulang-ulang secara cepat sebelum diproses sehingga menganggu pengolahan pesan yang ada dan Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara | 121 pesan ini perlahan akan memperangaruhi serta mengubah pikiran sadar dari otak seseorang. Iklan subliminal sendiri menurut Bartens 2009:273 merupakan sebuah teknik periklanan yang menyampaikan suatu pesan dengan begitu cepat, sehingga tidak dipersepsikan dengan sadar, tapi tinggal dibawah ambang kesadaran manusia. Dari definisi iklan subliminal diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebuah iklan dapat dikatakan iklan subliminal apabila mempunyai ciri-ciri yaitu mempunyai konten baik secara visual ataupun audio yang dalam satu durasi iklan secara cepat namun bukan iklan yang diulang-ulang dalam satu durasinya. Dalam proses penempatan merek, terdapat metode implicit product placement, dimana produk ditampilkan hanya sebagai pajangan atau pelengkap adegan. Produk tidak didemonstrasikan penggunaannya oleh pemeran film, namun logo produk terlihat jelas di dalam adegan. Dalam teori iklan, metode ini dapat dikategorikan dalam metode iklan subliminal. Penayangan iklan dalam penempatan merek implicit product placement dimana produk ditampilkan secara sekilas namun berulang-ulang ini dapat mempengaruhi persepsi dari penontonnya. Selain mempengaruhi persepsi, iklan subliminal juga mempengaruhi alam bawah sadar dari penonton yang sudah melihat tayangan iklan secara berulang-ulang. Dalam film Spectre, tayangan penempatan merek yang memuat iklan Sony Xperia Z5 dalam mode implicit product placement dapat ditemukan ketika produk Sony ini ditampikan sekilas namun berulang-ulang, misalnya dalam adegan saat M melihat pesan singkat yang diberikan oleh asisten pribadinya, lalu setelah itu M langsung menggunakan ponsel cerdasnya untuk menelpon Q yang berada di London. Informan 1: “Kalau ditanya apa sadar dengan penempatan merek, iya saya sadar. Pokonya kalau ada barang yang ditampilkan dalam film, tapi mereknya jelas-jelas nampak disitu atau gak disensor, itulah dia penempatan merek itu kan? Kalau ditanya apa ada pengaruh atau ada terngiang-ngiang iklan itu setelah ditampilkan berulang-ulang, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara | 122 kayaknya gak ada ya. Ya biasa aja, kayak nonton iklan biasa. Selesai iklannya, ya selesai juga. Gak lah sampe terngiang-ngiang atau terbawa mimpi ya ” Informan 2: “Kalau merasa terganggu atau ada perasaan iklan Sony itu berulang- ulang di kepala setelah ngeliatnya di film Spectre, waduh, gak sampe gitulah. Memang adegan yang nampilkan Xperia Z5 itu ada banyak tapi sikit-sikit. Cuman gak sampai buat aku teringat terus tentang iklan itu ”. Informan 3: “Ah enggak ah biasa aja, cuman sampe di bioskop aja. Gak ada efek sampai teringat terus, apalagi dibawa pulang kerumah. Abis nonton kan aku makan tuh, yaudah sampai disitu aja. Pas lagi makan pun udah lupa iklannya dimana aja hahaha.” Informan 4: “Iya memang banyak adegan iklan Sony itu di film, walaupun sikit- sikit dia, tapi ada diulang-ulang berapa kali. Kalau ditanya apa sampai terngiang-ngiang atau teringat-ingat tentang produk itu, kayaknya gak sampe lah. Cuman sampe keluar pintu bioskop aja, abis itu udah. Gak sampe dibawa pulang kerumah lah pokoknya.” Informan 5: “Iklan Sony itu di film memang ada beberapa kali abang lihat ya, ada 4-5 kali adegan itu diulang. Memang sikit-sikit aja dia. Untuk efek kalau abang rasa gak sampai dibawa ke alam bawah sadar lah, cuman di mata aja. Abis nonton itu yaudah, gak sampai dibawa kemana-mana. Namanya juga iklan, gak pala dimasukin kali lah” Metode subliminal Sony Xperia Z5 dalam implicit product placement di film Spectre juga tidak dapat menimbulkan respon ingatan yang bersifat kontinuitas, dimana efek ini sangat diharapkan oleh pengiklan. Ketika iklan yang sekilas namun ajeg itu dapat menyentuh alam bawah sadar penonton, diharapkan penonton akan terngiang-ngiang dengan iklan yang ditonton sebelumnya. Hasil yang diharapkan adalah setelah 1 hari, 1 minggu, atau 1 bulan setelah menonton tayangan iklan di film, penonton akan memanggil kembali recalling ingatan tentang produk yang sudah menempel di benak alam bawah sadar penonton. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara | 123 Dari pemaparan informan diatas peneliti menyimpulkan bahwa proses implicit product placement yang menggunakan metode subliminal tidak cukup efektif untuk menyasar alam bawah sadar penonton. Kelima informan mengaku tidak mendapatkan efek khusus dari penayangan penempatan merek Sony Xperia Z5 yang ditampilkan sedikit tapi ajeg tersebut. Semua informan mengaku bahwa setiap proses yang berbau iklan didalam film tidak perlu diperhatikan secara terlalu serius, namun cukup dilihat saja. Ketika film sudah selesai, iklan itu dapat sesegera mungkin dilupakan dan tidak tertanam dalam benak penontonnya. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara | 124

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan langkah- langkah yang ditetapkan, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Para pengguna ponsel cerdas selalu berusahan untuk menyesuaikan diri dengan antara kebutuhan pribadi si pengguna dengan kebutuhan informasi sosialnya. Cara yang digunakan oleh para pengguna ponsel cerdas dalam menyesuaikan diri antara ponsel cerdas yang digunakan dengan kebutuhan sosial antar lain adalah sebagai berikut: a. Menyesuaikan pembelian jenis dan merek ponsel cerdas yang akan digunakan. Calon pengguna ponsel cerdas akan mengklasifikasikan kategori-kategori kebutuhan sosial yang harus dipenuhi dirinya saat menggunakan ponsel cerdas, seperti 1 kebutuhan akses media sosial seperti Instagram atau Facebook; 2 kebutuhan akses aplikasi percakapan online chatting seperti Line dan Whatsapp; 3 akses informasi atau berita umum; 4 akses kegemaran atau hobi seperti info sepakbola; dan 5 akses aplikasi hiburan entertainment seperti aplikasi permainan Clash of Clan atau aplikasi karaoke Smule. b. Setelah mengidentifikasi kebutuhan sosial yang harus dipenuhi, calon pengguna ponsel cerdas akan menentukan jenis dan merek ponsel cerdas dengan fitur yang dapat mendukung kebutuhan sosialnya. Jenis dan merek ponsel cerdas yang akan dipilih juga ikut ditentukan berdasarkan keadaan ekonomid dan tingkat status sosial yang bersangkutan. c. Setelah mendapatkan jenis ponsel cerdas yang sesuai, calon pengguna ponsel cerdas akan memilih dan membeli ponsel cerdas yang dianggap paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan sosial dari diri penggunanya. Universitas Sumatera Utara