commit to user
Setelah  membandingkan  antara  dua  teori  mengenai  aspek-aspek penerimaan  diri  di  atas,  penulis  lebih  cenderung  menggunakan  aspek-aspek
penerimaan  diri  menurut  Sheerer  yang  berisi:  a  Percaya  terhadap  kemampuan diri;  b  Perasaan  sederajat;  c  Orientasi  ke  luar  diri;  d  Bertanggungjawab;  e
Berpendirian;  f  Menyadari  keterbatasan;  g  Menerima  sifat  kemanusiaan. Aspek-aspek dari Sheerer ini dipilih karena telah mewakili aspek-aspek yang ada
pada teori yang lain, serta lebih mudah dioperasionalkan.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri
Menurut  Hurlock  1974, faktor-faktor  yang  mempengaruhi  dalam penerimaan diri adalah :
a. Adanya pemahaman tentang diri sendiri. Pemahaman  tentang  diri  timbul  karena  adanya  kesempatan  seseorang
untuk  mengenali  kemampuan  dan  ketidakmampuannya.  Individu  yang  dapat memahami  dirinya sendiri  tidak  akan  hanya  tergantung  dari  kemampuan
intelektualnya saja, tetapi juga pada kesempatannya untuk penemuan diri sendiri, maksudnya  semakin  orang  dapat  memahami  dirinya,  maka  semakin  ia  dapat
menerima dirinya. b. Adanya hal yang realistik
Hal  yang  realistik  dalam  hal  ini  timbul  jika  individu  menentukan  sendiri harapannya dengan disesuaikan dengan pemahaman dengan kemampuannya, dan
bukan  diarahkan  oleh  orang  lain  dalam  mencapai  tujuannya  dengan  memiliki harapan yang realistik, maka akan semakin besar kesempatan tercapainya harapan
commit to user
itu,  dan  hal  ini  akan  menimbulkan  kepuasan  diri  yang  merupakan  hal  penting dalam penerimaan diri.
c. Tidak adanya hambatan di dalam lingkungan Ketika  seseorang  sudah  memiliki  harapan  yang  realistik,  namun  jika
lingkungan disekitarnya tidak memberikan kesempatan atau bahkan menghalangi, maka  harapan  individu  tersebut  akan  sulit  tercapai.  Sehingga,  agar  seseorang
dapat menerima dirinya, maka hambatan-hambatan di dalam lingkungannya harus dihilangkan.
d. Sikap-sikap  anggota masyarakat  di  lingkungan  individu  yang  bersangkutan menyenangkan
Sikap-sikap anggota
masyarakat di
lingkungan individu
yang bersangkutan sangat mempengaruhi penerimaan diri individu yang bersangkutan.
Hal yang harus menjadi perhatian adalah tidak mungkin seorang individu mampu menerima  dirinya  apabila  sikap-sikap  anggota  masyarakat  di  lingkungannya
sangat buruk terhadap individu yang bersangkutan. Sikap  anggota  masyarakat  di  lingkungan  individu  yang  bersangkutan
dalam  hal  ini  adalah  penyandang  cacat  yang memberikan  dukungan-dukungan terhadap  individu  yang  bersangkutan  memiliki  peranan  penting  dalam
pembentukan sikap penerimaan diri. e. Tidak adanya gangguan emosional yang berat
Karakteristik  orang  yang  sehat  mental  salah  satunya  adalah  tidak mengalami  gangguan  emosional  berat.  Tidak  adanya  gangguan  emosional  yang
commit to user
berat  akan  menciptakan  kondisi  individu  dapat  bekerja  sebaik  mungkin  dan merasa bahagia.
f. Pengaruh keberhasilan yang dialami, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Keberhasilan  yang  dialami  seorang  individu  akan  dapat  menimbulkan
penerimaan  diri.  Sebaliknya,  jika  yang  dialami  individu  adalah  kegagalan,  maka individu yang bersangkutan akan menolak dirinya sendiri.
g. Identifikasi dengan orang yang memiliki penyesuaian diri yang baik Individu  yang  mengidentifikasikan  dengan  individu  yang  memiliki
penyesuaian  diri  yang  baik  akan  dapat  membangun  sikap-sikap  yang  positif terhadap  diri  sendiri,  dan  bertingkah  laku  dengan  baik  sehingga  menimbulkan
penilaian diri yang baik dan penerimaan diri yang baik. Identifikasi dengan orang yang  memiliki  penyesuaian  diri  yang  baik  akan  menambah  penerimaan  sosial
pula. h. Adanya perspektif diri yang luas
Memiliki perspektif diri yang luas yaitu memperhatikan pandangan orang lain  tentang  diri.  Perspektif  yang  luas  ini  diperoleh  melalui  pengalaman  dan
belajar.  Usia  dan  tingkat  pendidikan  memegang  peranan  penting  bagi  seseorang untuk mengembangkan perspektif dirinya.
i. Pola asuh dimasa kecil yang baik
Pola  asuh  yang  dialami  oleh  seorang  individu  pada  masa  kecilnya  akan sangat berpengaruh terhadap tingkat penerimaan diri yang dimiliki. Seorang anak
yang diasuh secara demokratis akan cenderung berkembang sebagai individu yang dapat menghargai dirinya sendiri.
commit to user
j. Konsep diri yang stabil
Individu  yang  memiliki  konsep  diri  yang  stabil  akan  dapat mengaktualisasikan  diri  di  hadapan  orang  lain  karena  memiliki  kepercaan  diri
yang  tinggi.  Sedangkan,  individu  yang  tidak  memiliki  konsep  diri  yang  stabil, akan  sulit  menunjukkan  pada  orang  lain,  siapa  ia  yang  sebenarnya,  sebab  ia
sendiri ambivalen terhadap dirinya. Ahli  lain,  Jersild  1963,  menyebutkan  bahwa  faktor-faktor  yang
mempengaruhi penerimaan diri seseorang antara lain: a. Usia
Menurut  Jersild  1963,  penerimaan  diri  individu  cenderung  sejalan dengan  usia  individu  tersebut.  Semakin  matang  dan  dewasa  seorang  individu,
semakin tinggi pula tingkat penerimaan dirinya. b. Pendidikan
Semakin  tinggi  pendidikan  seseorang,  maka  semakin  besar  pula kesempatan  individu  tersebut  dalam  mengembangkan  potensi  yang  dimiliki,  dan
kemampuan diri yang dimiliki, sehingga semakin tinggi kepuasan diri yang dapat diraih. Dengan semakin tingginya kepuasan diri yang didapatkan, otomatis tingkat
penerimaan diri akan semakin tinggi. c. Keadaan Fisik
Menurut  Fuhrmann  1990,  keadaan  fisik  seseorang  akan  mempengaruhi tingkat  penerimaan  diri.  Remaja  cenderung  lebih  mempertimbangkan  keadaan
fisik mereka daripada orang yang lebih tua dalam menerima diri, dan wanita lebih mempertimbangkan keadaan fisik mereka dalam menerima diri daripada laki-laki.
commit to user
Penelitian yang dilakukan oleh Institute of Child Welfare, University of California mendapatkan data dari 93 anak laki-laki dan 83 anak perempuan. Hasil penelitian
itu menyebutkan bahwa 29 orang anak laki-laki dari total 93 responden anak laki- laki  merasa  terganggu  oleh  keadaan  fisiknya,  dan  lima  orang  anak  laki-laki
mengalami  masalah  berkaitan  dengan  penyesuaian  diri  yang  dikarenakan  oleh kondisi  fisiknya.  Hasil  penelitian  dari  83  responden  anak  perempuan
menyebutkan  bahwa  38  orang  anak  perempuan  merasa  terganggu  oleh  keadaan fisiknya,  dan  12  orang  responden mengaku  mengalami  masalah  penyesuaian  diri
yang dikarenakan oleh keadaan fisik. Menurut  penelitian  yang  dilakukan  oleh  Okoro dkk. 2009, prevalensi
serious psychological distressSPD tekanan psikologis serius yang dialami oleh orang  dewasa  yang  menyandang  kecacatan  hampir  tujuh  kali  lebih  banyak
dibandingkan dengan orang dewasa yang tidak mengalami kecacatan 14,1 pada orang dewasa penyandang cacat dan 1,8 pada orang dewasa normal.
d. Inteligensi Faktor  inteligensi  juga  mempengaruhi  tingkat  penerimaan  diri  yang
dilakukan  oleh  seseorang.  Orang  dengan  inteligensi  yang  lebih  tinggi  akan cenderung memiliki lebih banyak kemampuan dibandingkan dengan orang dengan
inteligensi yang lebih rendah. Hal ini akan berimbas pada kepuasan individu yang lebih tinggi, sehingga akan lebih mudah dalam menerima diri.
e. Pola Asuh Orang Tua Hurlock 1974 menyebutkan bahwa pola asuh demokratik membuat anak
merasa  dihargai  sebagai  manusia  dalam  keluarga.  Anak  yang merasa  dihargai
commit to user
sebagai  manusia  cenderung  akan  menghargai  dirinya  sendiri  dan  memperkirakan sendiri  tanggung  jawab  yang  harus  dipikulnya,  sehingga  ia  akan  mengendalikan
perilakunya  sendiri  dengan  kerangka  aturan  yang  ia  buat  dengan  berpedoman pada norma-norma yang ada di masyarakat.
f. Dukungan Sosial
Salah  satu  faktor faktor  yang  paling  penting  dalam  membuat  seseorang meneriman  dirinya,  menurut  Hurlock  1973  adalah  dukungan  sosial,  terutama
dari  orang-orang  yang  berpengaruh  bagi  individu  tersebut.  Penerimaan  diri  juga lebih  mudah  dilakukan  oleh  orang-orang  yang  mendapat  perlakuan  yang  lebih
baik  dan  menyenangkan.  Penelitian  Okoro  dkk,  2009  menemukan  bahwa kurangnya dukungan sosial membuat orang dewasa penyandang cacat lebih rentan
mengalami serious  psychological  distress tekanan  psikologis  serius  jika dibandingkan  dengan  orang  dewasa  penyandang  cacat  yang  mendapatkan
dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya. Dukungan  sosial  memiliki  beberapa  aspek. House  dalam  Smet,  1994
memaparkan aspek-aspek dukungan sosial sebagai berikut: 1 Dukungan emosional
Dukungan  emosional mencakup  ungkapan  empati,  kepedulian,  dan perhatian  terhadap  orang  yang  bersangkutan. Dukungan  emosional  akan  nampak
dari  kualitas  dan  kuantitas  interaksi  yang  dilakukan  oleh  orang-orang  di lingkungan  dengan  penyandang  cacat  yang  bersangkutan.  Semakin  baik  kualitas
dan  semakin  banyak  kuantitas  interaksi  antara  penyandang  cacat  yang bersangkutan  dengan  orang-orang  di  lingkungannya,  maka  semakin  besar  pula
commit to user
dukungan emosional yang didapatkan oleh penyandang cacat tersebut. Dukungan emosional memiliki  empat  aspek,  yaitu  empati,  simpati,  kepedulian,  dan
perhatian. 2 Dukungan penghargaan
Dukungan  penghargaan  meliputi  ungkapan  formal,  dorongan  untuk  maju, serta  membantu penyandang  cacat  yang  bersangkutan untuk  melihat  segi-segi
positif  yang  ada dalam dirinya  dibandingkan  dengan  keadaan  orang  lain. Hal  ini berfungsi untuk menambah penghargaan diri penyandang cacat tersebut.
3 Dukungan instrumental dukungan  instrumental mencakup  bantuan  langsung,  sesuai  dengan  yang
dibutuhkan penyandang  cacat  yang bersangkutan. orang-orang  di  lingkungan penyandang cacat mungkin memberikan dukungan instrumental yang berupa alat-
alat yang dapat meningkatkan kemandirian penyandang cacat yang bersangkutan. 4 Dukungan informatif
Dukungan  informatif meliputi  pemberian nasihat-nasihat,  petunjuk, saransaran dan umpan balik kepada penyandang cacat yang bersangkutan.
Berdasarkan pada
paparan teori
mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi  penerimaan  diri  seorang  individu  yang  telah  dijelaskan  di  atas,
dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  faktor-faktor  yang  mempengaruhi  penerimaan diri  seseorang  adalah  faktor  usia,  faktor  pendidikan,  faktor  keadaan  fisik,  faktor
inteligensi, faktor pola asuh orang tua, dan faktor dukungan sosial.
commit to user
B. Dukungan Emosional Keluarga 1. Pengertian Dukungan Emosional Keluarga