commit to user
4 Kebersamaan Meluangkan waktu untuk bersama-sama, menjadi pendengar yang baik,
dan memberikan feedback terhadap apa yang didengarkan adalah salah satu komponen dalam dukungan emosional.
5 Perhatian Perhatian atau attention dapat berupa kemauan untuk mendengarkan
listening dan kesediaan untuk didengarkan listened. Mendengarkan di sini diartikan sebagai mendengarkan secara empatik, sehingga kita mendengarkan
perkataan orang yang kita berikan dukungan emosional, dan juga memahami apa yang dirasakan dan juga dipikirkan oleh orang yang bersangkutan.
Berdasarkan pada teori-teori mengenai aspek-aspek dukungan emosional yang telah diungkapkan di atas, dapat dilihat bahwa aspek-aspek dukungan
emosional antara lain a. ungkapan rasa simpati; b. kasih sayang; c penghargaan; d kebersamaan; dan e. pemberian perhatian. Aspek-aspek ini
dipilih oleh penulis karena merupakan aspek-aspek dukungan emosional yang lebih mudah dioperasionalkan.
C. Hubungan Antara Dukungan Emosional Keluarga dengan Penerimaan Diri Penyandang Cacat
Seseorang yang tumbuh dan berkembang dengan kondisi fisik yang sempurna, kemudian karena suatu kecelakaan atau suatu musibah, mengalami
gangguan medis pada suatu anggota gerak yang mengharuskan kehilangan sebagian anggota gerak tersebut, atau mengalami gangguan medis pada susunan
commit to user
sistem saraf, yang mengakibatkan tidak dapat menggunakan sebagian atau seluruh anggota gerak yang dimiliki pasti akan membuat perubahan yang sangat besar
pada kondisi fisik, psikologis dan sosial. Menghadapi kenyataan harus menyandang kecacatan seumur hidup karena suatu kecelakaan atau musibah
merupakan suatu hal yang sulit. Rasa frustrasi karena tidak mampu melakukan hal-hal yang dahulu pada
saat masih normal dapat dilakukan, dan kecemasan akan masa depan membuat individu penyandang cacat tetap sulit untuk menerima keadaan dirinya sekarang.
Rasa frustrasi dan kecemasan yang berlebihan pada akhirnya nanti akan berakibat pada penolakan terhadap diri sendiri dan kondisi kecacatannya. Namun apabila
individu penyandang cacat dapat mengatasi rasa frustrasi dan kecemasan- kecemasan yang muncul, maka akan dapat menerima diri dan kondisi
kecacatannya. Kondisi ini dinamakan sebagai penerimaan diri. Jersild 1963 membahasakan penerimaan diri sebagai kondisi individu
yang menyadari kekurangan yang dimiliki tanpa menyalahkan diri sendiri. Individu yang menerima diri menyadari bahwa dirinya memiliki potensi, sehingga
merasa bebas untuk melakukan keinginan dengan tetap memiliki perhitungan akan keterbatasan yang dimiliki, sehingga tetap memandang diri secara rasional.
Penerimaan diri sangat penting dimiliki oleh penyandang cacat untuk dapat melanjutkan kehidupannya dengan baik, karena tanpa penerimaan diri, seorang
individu akan mengalami penurunan kualitas hidup. Seseorang individu dalam melakukan proses penerimaan diri didukung
oleh banyak faktor yang saling berkaitan satu sama lain. Salah satu faktor yang
commit to user
paling penting dalam membuat seseorang dapat menerima diri, menurut Hurlock 1973 adalah dukungan sosial, terutama dari orang-orang yang berpengaruh
significant others, yaitu adalah keluarga. Aspek yang paling penting dalam dukungan sosial, menurut House dalam Corneil, 1998 adalah dukungan
emosional, karena mendasari aspek-aspek yang lain dalam dukungan sosial. Dukungan emosional memiliki bentuk-bentuk seperti ungkapan rasa
simpati, pemberian perhatian, kasih sayang, penghargaan, dan kebersamaan. Semakin besar ungkapan rasa simpati yang didapatkan oleh seorang individu,
maka akan merasa lebih dihargai oleh orang lain, sehingga dapat lebih menghargai dirinya sendiri. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan
penerimaan diri individu yang bersangkutan. Sebaliknya, jika seorang individu hanya mendapatkan sedikit atau bahkan tidak mendapatkan simpati sama sekali
terutama dari keluarganya, maka akan merasa tidak dihargai, sehingga lebih kesulitan dalam menghargai dirinya sendiri. Hal ini secara tidak langsung akan
mengakibatkan individu yang bersangkutan menolak dirinya sendiri, sehingga akan mengalami kesulitan dalam menerima diri.
Perhatian, kebersamaan dan kasih sayang yang diterima ikut mempengaruhi penerimaan diri seorang individu. Semakin besar perhatian, kasih
sayang dan kebersamaan yang didapatkan oleh seorang individu menandakan bahwa orang-orang di lingkungan sekitarnya menerima keberadaan individu yang
bersangkutan. Hal ini akan berimbas pada meningkatnya keinginan individu yang bersangkutan untuk menghargai diri dan menerima diri. Demikian pula
sebaliknya, jika seorang individu tidak diperhatikan, diasingkan tidak diberi
commit to user
waktu dan tempat untuk menjalin kebersamaan dan tidak diberi kasih sayang oleh orang-orang yang ada di lingkungannya, maka individu yang bersangkutan
akan merasa tidak diterima oleh lingkungannya. Hal ini akan berakibat pada penolakan terhadap dirinya.
Penghargaan yang diterima oleh seorang individu akan berpengaruh terhadap penerimaan diri. Semakin besar penghargaan yang diberikan oleh
lingkungan terhadap seorang individu, maka akan semakin mudah pula bagi individu yang bersangkutan untuk menerima diri. Sebaliknya, jika seorang
individu kurang diberikan penghargaan oleh orang-orang di lingkungannya, maka individu yang bersangkutan akan lebih sulit dalam menerima dirinya.
Berdasarkan pada paparan di atas, dapat dilihat bahwa dukungan emosional yang diberikan keluarga terhadap seorang individu pada akhirnya akan
berimbas pada tingkat penerimaan diri individu tersebut. Semakin besar dukungan emosional yang didapatkan oleh seorang individu, maka akan semakin tinggi pula
tingkat penerimaan diri yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan. demikian pula sebaliknya, semakin kecil dukungan emosional yang didapatkan oleh seorang
individu, maka akan semakin rendah pula tingkat penerimaan diri yang dimiliki oleh individu yang bersangkutan.
D. Kerangka Pemikiran