Uji Hipotesis Hasil Analisis Data Penelitian 1. Deskripsi Responden Penelitian

commit to user menguji signifikansi nilai F. Adapun rangkuman hasil uji linieritas hubungan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 12 Rangkuman Hasil Uji Linieritas Hubungan F p keterangan Dukungan emosional dan penerimaan diri 23,546 0,001 linear Berdasarkan hasil analisis uji linieritas pada tabel diatas, menunjukan bahwa nilai probailitas 0,001 atau kurang dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa hubungan antara dukungan emosisonal terhadap penerimaan diri adalah linear.

4. Uji Hipotesis

Setelah dilakukan uji asumsi diketahui sebaran data dukungan emosional keluarga dan penerimaan diri penyandang cacat berdistribusi normal dan linear. Karena syarat untuk melakukan uji hipotesis, yaitu uji asumsi telah terpenuhi, maka langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan dengan analisis Regresi Linear Sederhana untuk mengetahui koefisien korelasi R antara dua variabel teresebut, serta untuk mengetahui R Square R 2 yang merupakan besaran sumbangan efektif peran variabel dukungan emosional keluarga terhadap penerimaan diri penyandang cacat tetap. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS, didapatkan p value sebesar 0,003. Karena p value 0,05  maka hipotesis diterima, sehingga dapat dinyatakan ada hubungan antara dukungan emosional keluarga dengan commit to user penerimaan diri penyandang cacat tetap. Besarnya koefisien korelasi antara dukungan emosional keluarga dengan penerimaan diri penyandang cacat tetap sebesar 0,527. Koefisien korelasi bertanda positif + artinya semakin tinggi dukungan emosional keluarga maka semakin tinggi pula penerimaan diri penyandang cacat tetap yang bersangkutan, begitu pula sebaliknya. Tabel menunjukkan hasil Regresi Linear Sederhana dukungan emosional keluarga dengan penerimaan diri penyandang cacat tetap. Tabel 13 Rangkuman Hasil Regresi Linear Sederhana Dukungan Emosional Keluarga dengan Penerimaan Diri Penyandang Cacat Tetap Variabel Bebas = Variabel Tergantung r p R 2 Dukungan Emosional Keluarga = Penerimaan Diri Penyandang Cacat Tetap 0,527 0,003 0,278 Adapun untuk mengetahui besarnya sumbangan efektif peran dukungan emosional keluarga terhadap penerimaan diri penyandang cacat tetap, adalah menggunakan koefisien determinan, yaitu R 2 R Square, atau kwadrat dari koefisien korelasi dukungan emosional keluarga dengan penerimaan diri. Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS, dapat dilihat bahwa R 2 adalah 0,278, sehingga dikatakan bahwa sumbangan efektif peran dukungan emosional keluarga terhadap penerimaan diri penyandang cacat tetap adalah 27,8. commit to user

D. Pembahasan

Hasil analisis data menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara dukungan emoisonal keluarga dengan penerimaan diri penyandang cacat tetap di Kabupaten Bantul telah terbukti. Hubungan positif antara kedua variabel ini menunjukkan bahwa hubungannya searah, artinya semakin tinggi dukungan emosional keluarga yang didapatkan oleh seorang penyandang cacat tetap, maka semakin tinggi pula penerimaan dirinya. Kekuatan hubungan antara kedua variabel ini ditunjukkan oleh koefisien korelasi sebesar R=0,527; p:0,003 p0,05, sedangkan koefisien determinan sebesar R 2 = 0,278, artinya sumbangan efektif yang diberikan oleh dukungan emosional keluarga terhadap penerimaan diri penyandang cacat tetap adalah sebesar 27,8, sedangkan 72,2 lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Realitas ini sejalan dengan pernyataan Hurlock 1974 bahwa dukungan sosial, terutama dari significant others orang-orang yang berpengaruh bagi individu yang bersangkutan adalah faktor yang paling penting dalam membentuk penerimaan diri seorang individu. Menurut House dalam Corneil, 1998, dukungan emosional merupakan aspek yang mendasari dukungan sosial. Sehingga dapat dikatakan, jika seseorang telah mendapatkan dukungan emosional dari keluarganya, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut juga akan mendapatkan dukungan sosial dari keluarganya. Penyandang cacat tetap yang lebih banyak mendapatkan dukungan dari keluarganya, yaitu dukungan sosial secara umum dan dukungan emosional secara khusus, akan menilai bahwa dirinya tetap dihargai oleh keluarga dan lingkungan

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra.

0 1 15

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN KONSEP DIRI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA PENYANDANG TUNANETRA Hubungan Antara Dukungan Sosial Dan Konsep Diri Dengan Kepercayaan Diri Pada Penyandang Tunanetra.

1 2 17

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA REMAJA PENYANDANG CACAT TUBUH DI Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Tingkat Depresi Pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Di Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen.

0 1 14

PENDAHULUAN Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Tingkat Depresi Pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Di Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen.

0 1 4

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Penerimaan Diri Dengan Tingkat Depresi Pada Remaja Penyandang Cacat Tubuh Di Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen.

0 2 4

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KOMPETENSI RELASI INTERPERSONAL PADA PENYANDANG CACAT Hubungan Antara Konsep Diri dengan Kompetensi Relasi Interpersonal pada Penyandang Cacat Tubuh.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA PENYANDANG CACAT TUBUH Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Penyandang Cacat Tubuh.

0 1 17

PENDAHULUAN Hubungan Antara Konsep Diri Dengan Motivasi Berprestasi Pada Penyandang Cacat Tubuh.

0 3 8

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN PENERIMAAN DIRI DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA PENYANDANG TUNA RUNGU DI SLB-B KABUPATEN WONOSOBO.

1 1 17

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN RESILIENSI PADA REMAJA PENYANDANG CACAT FISIK

0 0 131