64 Terapi mental dengan cara memperkatakan tersebut biasanya dilakukan minimal
sekali sehari sesuai jadwal yang dibuat oleh pihak panti namun terkadang jika ada waktu luang pasien akan diterapi kembali karena hal ini semakin sering dilakukan
akan semakin cepat pasien mengalami pemulihan mental. Terapi mental melalui kata-kata tersebut biasanya selalu diilhami dari
suatu ayat-ayat yang terdapat dalam Alkitab Kitab Suci Umat Nasrani. Baik sebelum maupun sesudah pasien diterapi mental selalu dilakukan dengan berdoa
bersama-sama oleh pembina maupun si pasien.
2. Terapi Sosial
Bimbingan sosial dilakukan dengan membagi pasien kedalam kelompok- kelompok dengan pasien-pasien lainnya. Pembagian kelompok biasanya
berdasarkan untuk kelompok untuk tempat tidur kamar. Kelompok pasien tersebut dibagi untuk selanjutnya diberi suatu tugas atau tanggung jawab yang
harus dikerjakan oleh kelompok pasien tersebut. Tugas atau tanggung jawab tersebut yaitu bergotong royong membersihkan lingkungan panti, membantu staff
memasak makanan untuk seluruh pasien dan staff. Manfaat dari pembagian kelompok dan pemberian tugas ini seperti menurut para pembina yaitu :
• Untuk menciptakan suatu lingkungan kehidupan baru bagi pasien dengan
teman-teman pasien lainnya sehingga pasien akan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan panti.
• Mengajarkan pasien cara bersosialisasi dengan sesama pasien dan dengan
para pembina
65 •
Mengajarkan pasien agar mampu bertanggung jawab atas tugas yang diberikan serta memampukkan pasien untuk mampu bekerja sama dengan
kelompoknya. Berikut ini adalah hasil observasi penulis ketika bimbingan sosial dilakukan
terhadap Surya nama samaran yang merupakan salah satu pasien yang mengalami jenis penyakit gangguan jiwa stress.
“Waktu menunjukkan pukul 09.00 WIB, waktunya bagi pasien melakukan kerja bhakti secara bergotong royong. Surya diperintahkan untuk bekerja bersama
teman-teman pasien lainnya membersihkan lingkungan panti. Surya ternyata tidaklah terlalu susah untuk disuruh bekerja. Awalnya ia hanya tampak diam
sambil menatap teman-teman lainnya bekerja, namun tidak lama setelah itu ia mulai meniru pekerjaan yang dilakukan teman-temannya. Surya pun akhirnya
mau mengambil sapu dan membersihkan halaman panti serta menyapu ruangan asrama tempat tidurnya.”
3. Terapi Rohani
Proses penyembuhan dengan terapi rohani wajib dilakukan oleh pasien yang mengalami stress, sesuai dengan visi dan misi dari Panti Rehabilitasi Bukit
Doa. Kegiatan ini bermanfaat unutk meningkatkan Iman dan ketaatan kepada Tuhan bagi pasien maupun keluarganya. Berikut ini adalah hasil observasi penulis
ketika dilakukan bimbingan rohani yang diikuti oleh Surya nama samaran, pasien yang mengalami jenis penyakit gangguan jiwa stress:
“Pada pagi hari jam lima subuh Surya sudah dibangunkan dari tidurnya oleh seorang ibu pembina yang bertanggung jawab dalam kegiatan peribadatan
pasien bernama ibu T.Lina br.Sinuhaji. Surya diajak untuk ikut bergabung melaksanakan ibadah pagi disebut kegiatan “Saat Teduh” dengan teman-
teman pasien lainnya di kamar kelas tiga. Surya terlihat sangat kaku ketika disuruh melipat tangannya untuk berdoa, namun Surya dipaksa untuk melipat
tangannya sambil mengikuti perkataan dalam doa yang dibawakan oleh ibu pembina. Setelah selesai berdoa Surya dan teman-teman lainnya diajak untuk
mengikuti kata-kata dalam lagu rohani yang tertulis dalam sebuah kertas yang dibagikan pada masing-masing pasien. Selepas itu ibu pembina mulai
66 mengeluarkan Alkitab Kitab Suci Umat Nasrani dan membacakannya untuk
diperdengarkan pada semua pasien diruangan itu. Semua pasien termasuk Surya tampak hanya berdiam diri sambil memperhatikan pembina yang sedang
berkhotbah. Setelah selesai membacakan beberapa ayat yang tertulis dari Alkitab, ibu pembina menutup Alkitabnya dan menyuruh seluruh pasien termasuk
Surya untuk melipat tangannya dan berdoa kembali sebagai penutup. Ibu pembina memerintahkan semua pasien termasuk Surya untuk mengikuti kata-
katanya dalam berdoa”.
Dalam proses terapi rohani ini, pembina akan mengajarkan pasien untuk mengikuti serangkaian kegiatan-kegiatan ritual ibadah sesuai ajaran Kristen
Protestan setiap hari. Serangkaian kegiatan-kegiatan dalam terapi rohani lainnya yaitu:
• Berdoa secara khusuk kepada Tuhan, setiap pagi dan malam hari.
• Melakukan “saat teduh” yaitu kegiatan ibadah pagi dengan bimbingan
sang Pembina yang diawali dengan berdoa secara pribadi kepada Tuhan, bernyanyi lagu rohani , mempelajari Alkitab Kitab Suci Agama Kristen ,
lalu berdoa kembali sebagai penutup. •
Ibadah secara gabungan dengan keluarganya dan dengan para Pembina setiap hari Jumat.
• Jika kondisi pasien secara fisik dianggap mampu maka dianjurkan juga
untuk berpuasa penuh dalam satu hari yang diadakan setiap hari Rabu.
3.4.2 Penyembuhan pada Pasien yang Mengalami Jenis Gangguan Jiwa