Kategori Sehat Bagi Seorang Pasien

73

3.5 Kategori Sehat Bagi Seorang Pasien

Pada umumnya, proses penyembuhan yang berlangsung terhadap seorang pasien di Panti Rehabilitasi Bukit Doa berlangsung dalam jangka waktu yang cukup panjang bahkan ada yang memakan waktu bertahun-tahun lamanya. Seorang pasien baru bisa dinyatakan sehat dari penyakit gangguan jiwa yang dideritanya dan diizinkan untuk dijemput oleh keluarganya setelah dilakukan tes untuk menguji apakah pasien sudah pulih atau belum. Ada dua jenis tes-tes untuk menguji apakah si pasien sudah pulih atau belum yaitu tes pengamatan dan tes wawancara. Tes-tes tersebut berlaku bagi semua pasien yang dirawat di Panti Rehabilitasi Bukit Doa, baik bagi pasien yang menderita jenis penyakit gangguan jiwa stress maupun bagi pasien yang menderita jenis penyakit gangguan jiwa saraf. Untuk mendeskripsikan secara jelas tentang bagaimana proses seorang pasien akan dinyatakan sudah pulih atau belum, maka penulis mengambil salah satu contoh kasus pada pasien yang bernama Heri nama samaran. Heri didiagnosis oleh pihak panti menderita penyakit gangguan jiwa jenis stress, heri menunjukkan gejala kambuhnya dengan menjerit-jerit sambil menggigit tangannya hingga berdarah. Setelah menjalani terapi di Panti Rehabilitasi Bukit Doa selama hampir dua tahun, Heri tidak lagi pernah terlihat menunjukkan gejala- gejala kambuhnya itu. Pihak panti akan menguji Heri apakah benar-benar sudah pulih atau belum dengan mengadakan tes pengamatan dan tes wawancara pada Heri. 74

1. Tes Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh para pembina terhadap Heri selama lebih kurang sebulan, setelah ada tanda-tanda dimana Heri tidak lagi menunjukkan gejala kambuh yang biasa dilakukannya yaitu Heri tidak lagi terlihat menjerit-jerit sambil menggigit tangannya. Hal-hal yang menjadi objek pengamatan yaitu antara lain : a. Pengamatan pandangan mata Pembina mengamati pandangan mata Heri terlihat tidak kosong lagi yaitu pandangan mata Heri sudah benar-benar fokus saat melihat sesuatu hal maupun ketika diajak berbicara oleh pembina, bola mata Heri tertuju pada lawan bicaranya. b.Pengamatan sikap Sikap Heri terlihat tetap tenang tidak lagi terlihat gelisah atau seperti orang yang sedang kebingungan dan juga tidak lagi terlihat sering mengkhayal atau melamun. c. Pengamatan Gejala kambuh Heri terlihat tidak lagi menunjukkan gejala-gejala kambuh yang biasa dilakukannya. Dahulu Heri sering menunjukkan gejala kambuhnya dengan menjerit-jerit sambil menggigit tangannya hingga berdarah. Hal itu terlihat dilakukannya dengan frekuensi antara lima sampai tujuh kali dalam sehari. Setelah menjalani terapi di Panti Rehabilitasi Bukit Doa selama hampir dua 75 tahun, Heri tidak lagi pernah terlihat menunjukkan gejala-gejala kambuhnya itu hingga saat dilakukannya pengamatan ini. d. Pengamatan mimik wajah Mimik wajah yang ditunjukkan Heri sesuai dengan keadaan yang sedang terjadi. Ketika jika diajak bercanda atau dibuat lelucon, Heri dapat menunjukkan mimik wajah yang senang atau tertawa. Jika diajak sedang serius mengikuti ibadah atau doa, Heri mampu menunjukkan mimik wajah yang serius dan tenang. Setelah dilakukan pengamatan terhadap Heri selama hampir sebulan, pihak panti menyimpulkan Heri sudah cukup pulih. Namun untuk menguji kebenaran kesembuhan Heri dari penyakit gangguan jiwanya, maka selanjutnya Heri harus mengikuti tes wawancara.

2. Tes Wawancara

Menurut pihak panti, seseorang yang sehat secara kejiwaan akan memiliki penilaian diri yang positif terhadap dirinya, orang-orang disekitarnya, dan terhadap lingkungan sekitarnya. Penilaian diri dari seseorang yaitu bagaimana orang tersebut melihat dirinya, orang-orang disekitarnya, dan lingkungannya yang berkaitan dengan caranya berpikir, berperan dan bertindak. Maka pertanyaan yang akan diajukan kepada si pasien dalam proses wawancara ini yaitu berkaitan 76 dengan hal-hal bagaimana si pasien memandang dirinya, orang-orang disekitarnya dan lingkungannya. Wawancara terhadap pasien Heri dilakukan di dalam rumah Koordinator Panti yang terletak didekat kamar asrama pasien. Heri diwawancarai oleh Bapak Andreass Pandia atau yang lebih akrab disapa Pak Pandia. Untuk mengetahui dengan jelas gambaran proses wawancara tersebut , bisa kita lihat dalam kutipan wawancara yang dilakukan pihak panti terhadap pasien Heri seperti yang dibawah ini: Pak Pandia : “ Pertanyaan yang pertama…. kamu merasa senang gak selama ini kamu tinggal di Bukit Doa ini?”.... Heri : “sangat senang pak”…. Pak Pandia : “kenapa kamu merasa senang, apa yang membuat kamu senang tinggal disini?”…. Heri : “ disini enak Pak, setiap hari bisa bermain-main sama kakak pembina, sama kawan- kawanku, si Dogol, Bery, Kocu. Setiap hari bisa berdoa sambil membaca Alkitab. Pokoknya aku senang tinggal disini. Pak Pandia : “ kamu merasa senang gak setiap hari bermain dengan kakak pembina atau dengan kawan-kawanmu di asrama? Heri : “senang Pak, karena orang-orang disini baik-baik semua Pak”…. Pak Pandia :” siapa-siapa saja itu, orang-orang yang baik kepadamu? “ Heri : “ Kak Elisa, Kak Santa, Kak Pita, Bang Very, Nek Karo Ibu Jadi Ester br Sinuhaji, termasuk Bapak juga baik samaku, terus kawan-kawan yang di asrama sesama pasien si Dogol, Bery, Kocu” Pak Pandia : “ ada gak orang yang kamu benci disini, entah itu kakak pembina atau temanmu di asrama?” Heri : “gak ada pak”… Pak Pandia : “Bagus……..,Seandainya kalau kamu udah gak disini lagi, kamu sudah tinggal di rumah kembali seperti dulu. Kamu meninggalkan tempat ini dan semua teman- temanmu disini. Apakah kamu ada merasa kehilangan mereka atau tidak ?”… Heri : “ aku pasti rindu dengan orang-orang disini apalagi sama Nek Karo Ibu Jadi Ester br Sinuhaji, aku senang tinggal disini, aku sayang dengan orang-orang disini.” Pak Pandia : “Apa kamu masih ingat sama bapakmu, mamakmu, abangmu, dan adik- 77 adikmu dan keluargamu semua yang ada di rumahmu?”… Heri :” masih Pak” Pak Pandia : “ kamu rindu gak sama mereka?”…. Heri : “ rindu pak”… Pak pandia : “ kamu masih ingat gak dengan keadaan rumah bapakmu?”… Heri : “ Masih pak”…rumah bapak besar, halamannya luas. Di samping rumah bapak ada ada ladang. Ladang itu kata bapak mau dikasih samaku kalau sudah sembuh. Pak Pandia : ““ kamu sekarang sudah dinyatakan tidak lagi sakit jiwa, kamu sudah sembuh. Nah jika besok kamu dijemput bapak pulang ke rumah, pasti kamu mau kan? Heri : “ iya ,mau pak”.. Pak Pandia : kira-kira apa yang akan kamu lakukan jika kamu sudah keluar dari sini? Heri : “aku mau melihara ayam lagi di rumah bapak, apa lagi kata bapak, dia mau ngasih aku ladang yang di samping rumah. Nanti aku mau nanam pohon jagung dan melihara ayam di ladang ku itu. Nanti kalau jagungnya panen dan ayamku sudah banyak aku akan jual ke pasar dan uangnya mau aku tabung. Pak Pandia : “ bagus…kamu punya keinginan dan cita-cita yang besar, kamu pasti bisa sukses jika kamu mau berusaha dan juga tidak lupa untuk berdoa. kamu sekarang sudah bisa kan berdoa sendiri ?”… Heri : “ bisa pak”… Pak Pandia : “ coba kamu berdoa sendiri sekarang”…. Lalu Hery melipat tangannya dan mulai berdoa menyebutkan Doa Bapa Kami. Pak Pandia : “ kamu sering selama ini membaca Alkitab?” Heri : “ aku rajin membaca Alkitab tiap pagi danm malam hari”.. Pak Pandia : “Ayat apa yang paling kamu ingat dari isi Alkitab?”.. Heri : aku suka membaca Injil Matius 6 ayat 5-14 , sambil mengutarakan isi ayat yang tertulis didalamnya Pak Pandia : “ bagus…nanti kalau kamu sudah mulai tinggal di rumahmu lagi, kamu harus selalu ingat berdoa dan membaca Alkitab setiap pagi dan malam hari, lalu setiap hari minggu kamu juga harus datang beribadah ke Gereja. Kamu harus ingat selalu akan hal itu, yah… Heri : “iya pak,….kapan aku bisa pulang ke rumah pak ?” Pak Pandia : “Nanti saya hubungi bapakmu dulu, biar kami bicarakan dulu, kapan kamu bisa dijemputnya kemari” 78 Kesimpulan pihak panti dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap Heri yaitu : • Heri mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan dalam wawancara. Jawaban-jawaban dari Heri masih nyambung dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Pihak panti menyimpulkan bahwa pikiran Heri sudah kembali pulih sehingga ia mampu mengerti dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan. • Heri merasa senang dan puas dengan dirinya dan dengan kehidupannya sehari-hari selama tinggal di panti. Salah satu indikator bagi seseorang yang sudah sehat secara jiwa adalah jika orang tersebut sudah merasa senang, puas dengan dirinya dan dengan lingkungan tempatnya berada. Maka kesimpulannya Heri sudah pulih. • Heri merasa dirinya berguna, berarti dan berharga. Selama ia direhabilitasi di Bukit Doa , ia mengakui bahwa semua para pembina dan teman- temannya sesama pasien memperlakukannya dengan baik. Salah satu indikator bagi seseorang yang sudah sehat secara jiwa adalah bahwa ia sudah memiliki harga diri dan kepercayaan diri. Maka kesimpulannya Heri sudah pulih. • Heri merasa nyaman berhubungan dengan teman-temannya sesama pasien dan dengan seluruh pembina. Heri mencintai teman-temanya itu dan juga mencintai tempatnya tinggalnya selama ini di Bukit Doa sebab Heri merasa dirinya adalah bagian dari kelompok Panti Rehabilitasi Bukit Doa. Salah satu indikator bagi seseorang yang sudah sehat secara jiwa adalah 79 bahwa ia merasa nyaman berhubungan dengan orang lain dan merasa menjadi satu bagian dari kelompoknya. • Heri memiliki rencanacita-cita kedepan dan ia optimis dapat mencapai targetnya tersebut. Setelah ia dinyatakan sembuh dan keluar dari Panti Rehabilitasi Bukit Doa, ia berkeinginan untuk menanam jagung dan memelihara ayam sebagai aktifitasnya kelak.. Heri merasa optimis bahwa ia pasti berhasil dalam bertani jagung dan beternak ayam hingga hasil usahanya tersebut akan ia tabungkan. Salah satu indikator bagi seseorang yang sudah sehat secara jiwa adalah bahwa orang tersebut memiliki keinginancita-cita dan ia merasa optimis bahwa ia pasti berhasil melakukannya dengan selalu berusaha keras. • Heri sudah mampu melakukan ibadah secara mandiri. Heri mampu berdoa, membaca dan merenungkan isi dari Ayat-Ayat di Alkitab. Salah satu indikator bahwa Heri juga sudah sehat secara rohani. Setelah dilakukan wawancara terhadap Heri, pihak panti menghubungi keluarganya dan mengundangnya untuk datang ke Panti Rehabilitasi Bukit Doa. Heri dinyatakan telah pulihsembuh setelah mengikuti tes-tes yang dilakukan oleh pihak panti untuk menguji kesehatan jiwanya. Ketika kedua orang tua dan saudara-saudara Heri datang dan menjemput Heri, pihak panti berpesan agar Heri terlebih dahulu dibawa berekreasi atau juga ke tempat-tempat yang menyenangkan sebelum dibawa pulang ke rumah. Tujuan rtekreasi tersebut adalah agar Heri merasa selalu senang dan bahagia, serta agar 80 kelak ia tidak kaget karena lingkungan rumahnya yang masih dirasa asing olehnya. Pihak panti juga berpesan agar selama sebulan penuh, Heri tidak boleh dimarahi dan dipaksa bekerja keras. Seluruh benda-benda atau juga hal-hal yang menjadi kenangan dari kehidupan lama Heri sebelum direhabilitasi sedapat mungkin disingkirkan atau dihilangkan karena hal itu dikhawatirkan akan membuat Heri mengingat kembali memori lamanya sehingga ia bisa-bisa menjadi kembali mengalami penyakit gangguan jiwa. Selama sebulan penuh setiap saat, Heri harus tetap dipantau untuk mencegah Hal-hal yang bisa membuatnya menjadi kambuh seperti memantau Heri agar tidak melamun atau mengkhayal dengan selalu memberinya aktifitas. Jika Heri terlihat kembali menunjukkan gejala-gejala priolaku yang aneh seperti mulai sering berbicara sendiri, maka Heri bisa dibawa kembali ke Panti Rehabilitasi Bukit Doa untuk menjalani perobatan. Untuk lebih meyakinkan pihak keluarganya, Pihak panti menyarankan agar Heri juga dibawa ke Rumah Sakit Jiwa atau Psikiater terdekat untuk menguji kesembuhan Heri dari penyakit gangguan jiwa.

3.6 Prinsip-prinsip Penyembuhan di Panti Rehabilitasi Bukit Doa