Kegiatan Rutin Sehari-hari Pasien Etiologi Penyakit Jiwa Menurut Keluarga Pasien

82 Keluarga pasien serta pasien juga akan diodorong untuk taat menjalani teladan kehidupan umat Nasrani serta mengikuti kegiatan-kegiatan penunjang kesembuhan yang diadakan oleh pihak panti . Artinya yaitu bagi pasien yang dirawat harus bersedia mengikuti setiap kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pihak panti baik yang bersifat kereligiusan maupun kegiatan-kegiatan yang sifatnya untuk menyembuhkan pasien. Sedangkan bagi para keluarga pasien dianjurkan untuk rutin berdoa di rumah dan beribadah ke Gereja serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai dengan amanah bagi umat kristiani.

3.7 Kegiatan Rutin Sehari-hari Pasien

Adapun jadwal kegiatan rutin sehari-hari dari pasien di Panti Rehabilitasi Bukit Doa adalah seperti dalam tabel dibawah ini : Tabel 8. Jadwal Kegiatan Rutin Sehari-hari Pasien No Waktu Jenis Kegiatan 1 06.00-07.00 Bangun pagi, pasien melakukan kegiatan Ibadah pagi Saat Teduh yaitu kegiatan ritual Ibadah dengan berdoa, bernyanyi lagu rohani dan membaca Alkitab Kitab Suci Agama Kristen. Kegiatan ini dilakukan secara bersama- sama dengan kelompoknya satu kamar dengan dibimbing oleh seorang Pembina. terapi rohani 2 07.00-07.30 Semua pasien melakukan kegiatan senam pagi yang dipimpin oleh seorang Pembina bimbingan fisik 83 3 07.30-08.00 Kegiatan kebersihan diri pasien yaitu mandi dan ganti pakaian. 4 08.00-09.00 Sarapan pagi sekaligus beristirahat selepas itu 5 09.00-10.00 Kerja bhakti secara bergotong royong membersihkan seluruh areal Kompleks Panti Rehabilitasi Bukit Doa terapi kelompok 6 10.00-11.00 Kembali ke kamar asrama masing-masing untuk terapi mental bagi pasien yang stress maupun bagi pasien yang saraf dengan diarahkan oleh pembinanya. terapi tingkah lakumental 7 11.00-11.30 Pasien diberikan snack-snack atau makanan dan minuman ringan 8 11.30-13.00 Pasien diberi kebebasan melakukan apa saja tetapi tetap di dalam asramanya 9 13.00-14.00 makan siang 10 14.00-15.00 Istirahat dan dibebaskan melakukan apa saja tetapi tetap berada di dalam asramanya 11 15.00-17.00 Olahraga sore hari, biasanya para pasien diajak untuk bermain sepak bola atau bola voly di areal lapangan kompleks panti bimbingan fisik dan terapi kelompok 12 17.00-18.00 Mandi sore 13 18.00-19.30 Makan malam + istirahat 14 19.30-21.00 Doa malam, pasien diajak berdoa bersama-sama di dalam 84 masing-masing kamar asrama dengan dipimpin oleh pembinanya terapi rohani 15 21.00-06.00 Tidur malam

3.8 Etiologi Penyakit Jiwa Menurut Keluarga Pasien

Para keluarga pasien mulai memahami penyebab penyakit gangguan jiwa sejak salah satu anggota keluarganya mulai menunjukkan gejala perilaku-perilaku yang menurut mereka aneh seperti dimana pasien mulai berbicara dan tertawa sendiri, terlihat sering melamunmengkhayal, pola makannya mulai tidak teratur, pasien sering menghilang dari rumah hingga akhirnya tersesat dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa keluarga pasien, faktor-faktor yang menyebabkan pasien menderita penyakit gangguan jiwa dimulai sejak si pasien mengalami depresi yang terjadi secara terus menerus, depresi yang terjadi pada pasien yaitu dimana si pasien terus menerus mengalami perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, tidak berbahagia, serta selalu memikirkan kegagalan dan kekecewaannya. Seperti kutipan wawancara penulis dengan Ibu br. Sianturi yang anaknya bernama Surya nama samaran dirawat di Panti Rehabilitasi Bukit Doa karena mengalami penyakit gangguan jiwa: “Dia mulai bertingkah laku aneh sejak dia mengetahui isterinya yang merantau ke Jakarta mengkhianatinya, isterinya menikah lagi dengan orang lain di Jakarta. Dia sangat kecewa dan sakit hati karena dikhianati isterinya. Sejak saat itu setiap hari ia terlihat sering melamun dengan wajah yang murung, Ia juga sering 85 menangis dengan sendirinya disertai dengan rengekan yang kuat. Bahkan semakin hari semakin parah, ia mulai sering meninggalkan rumah seorang diri, kadang juga tidak pulang karena tersesat, kalau sudah begitu kami semua sangat repot mencarinya. Surya sama sekali tidak mau berkata-kata apapun kalau kita ajak berbicara. kalau dia mengamuk, dia mau mengejar-ngejar para tetangga didekat rumah, tapi kami sendiri tidak pernah dikejarnya. Oleh karena dirasakan sudah sangat menganggu tetangga sekitar, maka akhirnya kami dan para tetangga sepakat agar Surya di pasung di belakang rumah hingga akhirnya karena kasihan terus menerus seperti itu kami membawanya agar bisa disembuhkan disini. Dari hasil wawancara diatas, kita bisa mengetahui bahwa awal kejadian yang membuat Surya mengalami depresi karena merasa sakit hati pada isterinya yang mengkhianatinya. Sejak saat itu Surya mengalami depresi atau perasaan sedih dan kecewa yang berlebihan hingga akhirnya Surya mulai menunjukkan gejala perilaku-perilaku yang dirasa aneh oleh keluarganya seperti terlihat sering melamunmengkhayal dengan wajah yang murung serta sering terlihat menangis sendirian disertai dengan rengekan yang kuat. Karena dibiarkan begitu saja, maka semakin hari semakin parah prilaku aneh yang ditunjukkan oleh Surya. Surya mulai sering meninggalkan rumah seorang diri, kadang juga tidak pulang karena tersesat, bahkan sampai mau mengejar-ngejar para tetangga didekat rumahnya jika Surya sedang mengamuk. Karena dirasa sudah sangat mengganggu, maka keluarga dan tetangganya akhirnya sepakat memasung Surya di belakang rumahnya sendiri. Keluarga Surya menganggap penyakit gangguan jiwa yang terjadi pada Surya terjadi secara alami karena Surya mengalami depresi berat dan tekanan batin. Keluarga Surya percaya bahwa dengan pembinaan yang dilakukan oleh pihak Panti Rehabilitasi Bukit Doa, Surya bisa pulih dari penyakit gangguan jiwa yang dideritanya. 86 Ada juga beberapa keluarga pasien yang keluarganya dirawat akibat kecanduan jenis narkotika. Pasien korban narkotika memiliki gejala-gejala atau ciri-ciri sering berhalusinasi, sering merasa cemasketakutan, takut pada air dan lain sebagainya. Gejala dan ciri-ciri pasien korban narkotika tersebut membuat banyak bagian dalam masyarakat menyamakan pasien korban narkotika sebagai penderita gangguan jiwa Schizofrenia. Oleh para keluraga pasien tersebut juga menganggap faktor narkotika yang mengakibatkan anggota keluarganya mengalami penyakit gangguan jiwa terjadi secara alami. Mereka memahami bahwa dampak buruk dari zat-zat adiktif yang terdapat dalam narkotika mengakibatkan kerusakan pada saraf otak pasien sehingga pasien mengalami gangguan dalam pikirannya atau juga bisa disebut penyakit gangguan jiwa. Mereka juga percaya bahwa pembinaan yang dilakukan oleh pihak Panti Rehabilitasi Bukit Doa mampu melepaskan si pasien dari ketergantungan narkotika dan menyembuhkan penyakit gangguan jiwa yang diderita si pasien. Dilain pihak ada keluarga pasien yang mengatakan penyebab pasien menderita gangguan jiwa akibat faktor gaibmistis atau juga karena gangguan oleh roh-roh halus. Seperti kutipan hasil wawancara penulis dengan Bapak T sinuhaji selaku orang tua salah satu pasien bernama Chandra nama samaran : “Chandra pernah disuruh oleh ibunya membuang benda keramat berupa cawan yang disimpan oleh almarhum kakeknya .Benda keramat berupa cawan tersebut dibuang oleh Chandra ke sungai. Namun beberapa hari kemudian setelah saat ia membuang cawan itu, dia mulai bertingkah aneh. Kami sering melihat Chandra suka berbicara sendiri seolah-olah ada orang yang sedang meladeninya berbicara, suaranya saat dia berbicara sendiri sangat pelan dan hampir tidak terdengar, kadang-kadang juga sambil tertawa-tawa sendiri., kalau sudah berhenti berbicara sendiri lalu kita tanyakan padanya dengan siapa berbicara barusan, ia pun tidak sadar telah melakukannya. 87 Dari hasil wawancara diatas, terlihat bahwa keluarga dari pasien yang bernama Chandra menyimpulkan penyebab penyakit gangguan jiwa yang dialami oleh Chandra karena faktor gaibmistis dimana Chandra pernah membuang benda yang dianggap keramat berupa cawan ke sebuah sungai atas perintah ibunya sendiri. Mereka yakin bahwa terdapat roh-roh yang mendiami cawan tersebut,, roh-roh itu marah dan merasuki Chandra sehingga Chandra menjadi suka bertingkah laku berbicara sendiri dan tertawa sendiri yang mana Chandra sendiri tidak sadar sering melakukannya. Mereka menyimpulkan faktor gaibmistis tersebut sebagai penyebabnya dengan cara mencoba menerka sejak kapan Chandra mulai pertama sekali menunjukkan tingkah anehnya berbicara sendiri dan tertawa sendiri lalu menghubungkannya dengan peristiwa atau kejadian yang sebelumnya terjadi pada Chandra Chandra disuruh oleh ibunya membuang benda yang dianggap keramat berupa sebuah cawan ke sungai. Karena keluarga Chandra merasa kedua kejadian tersebut saling berhubungan, maka merekapun sama-sama meyakini hal itu sebagai penyebab penyakit gangguan jiwa pada Chandra. Keluarga Chandra percaya bahwa dengan bimbingan rohani yang dilakukan oleh Panti Rehabilitasi Bukit, Chandra pasti bisa disembuhkan dari penyakit gangguan jiwa yang dideritanya.

3.9 Motivasi Keluarga Pasien Memilih Panti Rehabilitasi Bukit Doa