Etiologi Penyakit Jiwa Menurut Panti Rehabilitasi Bukit Doa

57 musyawarah dengan anggota keluarga lainnya yang menduga-duga atau mengkait-kaitkan penyakit jiwa pada sepupunya dengan kejadian pengeluaran sumpah dari kedua orang tuanya. Setelah pihak keluarga pasien mengingat-ingat kejadian atau kesalahan di masa lampau, kemudian ditambah lagi dengan pertimbangan-pertimbanagn atas hikmah dibalik peristiwa yang terjadi, maka tanpa disadari secara langsung keluarga si pasien telah mampu menyimpulkan hal-hal yang melatarbelakangi gangguan jiwa terhadap si penderita. Sehingga setelah bermusyawarah kembali dengan anggota keluarga lainnya, sampailah pada suatu titik dimana keluarga pasien memutuskan untuk membawa si penderita untuk dibawa berobat atau direhabilitasi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pada saat melakukan diagnosa, pembina tidak terlalu mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi mengenai hal-hal yang diduga menjadi penyebab gangguan jiwa si pasien, karena keluarga pasien tinggal menceritaklan kembali diagnosa mandiri yang telah dilakukan sebelumnya.

3.3 Etiologi Penyakit Jiwa Menurut Panti Rehabilitasi Bukit Doa

Konsep penyebab penyakit gangguan jiwa dalam setiap masyarakat berbeda-beda. Hal itu berkaitan dengan faktor tradisi atau kebudayaan masing- masing masyarakat. Bahkan para ahli jiwa sampai saat ini masih saling berdebat tentang etiologi penyakit gangguan jiwa. Karena penyebab penyakit gangguan jiwa itu sendiri sulit ditemukan .Soewadi, 1997. Konsep penyebab penyakit 58 gangguan jiwa Secara medis dan psikiatris terjadi secara multifaktor, yaitu akibat faktor organis alamiah, psikis kejiwaan serta faktor lingkungan sosial budaya. Ketiga faktor tersebut boleh jadi saling terkombinasi secara bersamaan sehingga menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam proses pikir dan emosinya Kartono, 2002 : 31. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab penyakit gangguan jiwa yang terjadi pada para pasien yang di rawat di Panti Rehabilitasi Bukit Doa, maka penulis melakukan wawancara dengan para pembina, kutipan wawancara tersebut yaitu seperti dibawah ini : Penulis : menurut pihak panti, bagaimana penyakit gangguan jiwa muncul pada seseorang?...apa penyebab penyakit gangguan jiwa ini?.. Pihak panti : “ penyebab penyakit gangguan jiwa sangat beragam, hal itu bisa kita selidiki dari masa lalu dan riwayat sakit masing-masing pasien, Walaupun kami semua Para pembina di Panti Rehabilitasi Bukit Doa tidak memiliki latar belakang disiplin ilmu medis dan psikiater yang biasanya lebih mengetahui secara pasti penyebab penyakit gangguan jiwa. Namun, kami juga memiliki pandangan mengenai penyebab gangguan jiwa. Pandangan ini kami peroleh melalui pengalaman selama 27 tahun merawat dan memulihkan pasien serta melalui pelatihan atau seminar yang pernah ikuti sejak panti berdiri…”. Penulis : “bagaimana pandangan pihak panti mengenai penyakit gangguan jiwa ?...” Pihak panti : “berdasarkan pengalaman kami dari sekian banyak pasien yang pernah dirawat di tempat ini, penyakit gangguan jiwa terdiri dari dua jenis, yaitu jenis Stress dan jenis saraf, penjelasannya secara terperinci adalah sebagai berikut : “1. Jenis Penyakit Jiwa Stress”. Kami biasa menyebutnya sebagai jenis stress, apabila seorang pasien mengalami gangguan jiwa karena pikiran dan emosinya tertekan. faktor-faktor yang menyebabkannya berasal dari luar diri individu si penderita. Faktor- faktor pemicu utama yang menyebabkannya yaitu : kami ketahui berdasarkan riwayat sakit pasien yang dirawat di Panti Rehabilitasi Bukit Doa : • Putus pacar, kehancuran hubungan dengan pasangan suami isteri, • Persoalan ekonomiPHKgagal usaha • Trauma luka batin duka masa lalu. • Depresi atau frustasi • Tidak diikuti kemauannya • Gagal kuliah sekolahcita-cita, • Dan lain sebagainya 59 Ciri-ciri pasien yang mengalami jenis gangguan jiwa stress berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh pihak panti, yaitu: • Tingkah lakunya sering menunjukkan raut wajah yang keheranan • Sering melamun atau mengkhayal dan selalu terlihat linglung • Pandangan matanya kosong • Susah menjawab pertanyaan • Terkadang seperti anak-anak kecil • Mudah tersentak • Perasaannya sensitif • Suka menyendiri • Susah untuk fokus mendengarkan isi pembicaraan orang lain • Memiliki suatu hal-hal yang menjadi ketakutan phobia tersendiri terhadap si penderita . Pihak panti :” pasien yang mengalami jenis gangguan jiwa stress, biasanya frekuensi klimaks sakit saat-saat megamuk terjadi hampir setiap saat dalam satu hari, misalnya kalau pasien klimaks mengamuknya menangis maka pasien sehari bisa puluhan kali menunjukkan dirinya menangis setiap saat. Pihak panti : “lalu jenis yang kedua yaitu”… : “2. Jenis Penyakit Jiwa Saraf” Kami biasa menyebutnya sebagai jenis saraf, apabila seorang pasien mengalami gangguan jiwa akibat faktor yang berasal dari dalam diri si penderita. saraf diotak seseorang bisa terganggu atau rusak yang mengakibatkan gangguan pada proses pikir dan imajinasi si penderita. . Faktor- faktor yang menyebabkannya berdasarkan riwayat sakit pasien yang dirawat di Panti Rehabilitasi Bukit Doa, yaitu : • Penyakit keturunanalamiah tidak jelas penyebabnya • Yang dipercaya sebagai akibat gangguan roh-roh jahat seperti Kena guna-guna, kutukan, dosa nenek moyang, hukuman melanggar tabuhukum adat, diganggu oleh roh-roh sering kesurupan. Menurut para Pembina di Panti Rehabilitasi Bukit Doa, hal-hal gaibmistis tersebut bekerja melalui aliran darah dan menyerang sistem saraf manusia sehingga mengakibatkan gangguan pada pikiran orang tersebut. • Akibat terlalu banyak minum minuman keras • Korban kecanduan narkotika • Sering mengalami step tinggi waktu kecil Ciri-ciri pasien yang mengalami jenis gangguan jiwa saraf berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh pihak panti, yaitu : • Sering menunjukkan gejala tingkah laku yang aneh seperti berbicara sendiri, tertawa sendiri, marah-marah sendiri, berjalan-jalan keliling sendiri, telanjang, dan lain sebagainya; namun hal itu tidaklah selalu ditunjukkannya setiap saat karena terkadang disaat-saat lainnya pasien berlaku normal. • Penderita kurang mampu beradaptasi dengan orang-orang sekitar lingkungannya • Perasaannya kurang sensitif • Terkadang pada saat-saat tertentu, pasien mengamuk dengan sangat agresif dan susah dikendalikan meronta-ronta, teriak-teriak, marah-marah, pada saat-saat tertentu penderita akan berubah secara ekstrim menjadi pendiam, pemurung dan menangis tersedu-sedu • Berdasarkan pengakuan kerabatnya, pasien sebelumnya sering pergi dari rumah sendiri dan tidak diketahui keberadaannya. 60 • Bicaranya ngawur Bedanya dengan pasien yang mengalami jenis gangguan jiwa stress, pada jenis saraf pasien biasanya tidaklah selalu menunjukkan klimaks mengamuknya, hanya terkadang biasanya 2 sampai tiga kali sehari dan selebihnya pasien akan berlaku normal seperti manusia umumnya, misalnya seorang pasien yang menunjukkan klimaks sakitnya dengan berbicara sendiri, pasien tersebut berbicara sendiri hanya pada saat-saat tertentu dalam satu hari dan selebihnya pasien tersebut berlaku normal seperti manusia normal umumnya. Penulis : “lalu bagaimana dengan pasien akibat korban narkotika atau minum-minuman keras?.....Mengapa mereka disamakan dengan pasien dengan penyakit saraf lainnya…?” Pihak panti : “kita masukkan pasien karena ketergantungan narkoba dan minuman keras sebagai jenis gangguan jiwa saraf, karena dampak mengkonsumsi narkotika dan minuman keras dapat merusak susunan saraf orang tersebut .Susunan saraf yang rusak mengakibatkan gangguan dalam pikirannya dengan gejala dan cirri-ciri penderita mirip dengan penderita gangguan jiwa lainnya seperti sering berhalusinasi, sering merasa cemasketakutan, kadang-kadang pasien korban narkotika ini bertingkah laku terlihat seperti anak-anak yang cacat mental Dari hasil wawancara diatas, diketahui bahwa ada dua jenis penyakit gangguan jiwa yaitu jenis penyakit gangguan jiwa stress dan jenis penyakit gangguan jiwa saraf. Pengklasifikasian jenis penyakit tersebut adalah berdasarkan penyebab penyakit gangguan jiwa yang dialami oleh si pasien tersebut. Jenis penyakit gangguan jiwa stress terjadi akibat faktor-faktor pemicu yang berasal dari luar individu si pasien seperti akibat putus cintapatah hati, persoalan ekonomi, trauma atau rasa sedih akan masa lalu, frustasi, tidak dituruti kemauannya dan lain sebagainya yang membuat si penderita menjadi depresi berat hingga akhirnya menderita penyakit gangguan jiwa. Sedangkan jenis penyakit gangguan jiwa saraf terjadi akibat faktor-faktor pemicu dari dalam diri si pasien yang merusak susunan sarafnya seperti akibat faktor narkotika, gangguan roh-roh, step waktu kecil, penyakit turunan dan lain sebagainya. Pasien korban narkotika juga digolongkan kedalam jenis penyakit gangguan jiwa saraf sebab dampak narkotika merusak susunan sarafnya. Pasien 61 korban narkotika memiliki gejala-gejala atau ciri-ciri yang sama seperti pasien yang mengalami gangguan jiwa saraf lainnya seperti sering berhalusinasi, sering merasa cemasketakutan dan lain-lain. Gejala dan ciri-ciri pasien korban narkotika tersebut membuat banyak bagian dalam masyarakat menyamakan pasien korban narkotika sebagai penderita gangguan jiwa berat Schizofrenia.

3.4 Proses Penyembuhan di Panti Rehabilitasi Bukit Doa