24
BAB II KEBERADAAN PANTI REHABILITASI BUKIT DOA
2.1 Sejarah Panti Rehabilitasi Bukit Doa
Pada tahun 1980 di Desa Durin Jangak tinggallah seorang ayah bernama Dalan Seragih memiliki isteri bernama Jadi Ester br. Sinuhaji memiliki 6 orang
anak, pada saat itu seorang temannya bernama Kancan Sembiring Depari begitu terkejut melihat isterinya Dalan Seragih ini yang badannya sangat kurus, Dalan
Seragih menjelaskan bahwa sebelumnya mereka sudah berobat ke seorang dokter dan mengatakan bahwa isterinya ini mengidap penyakit Tumor Kandungan dan
harus dioperasi. Dalan seragih dan isterinya serta Kancan Sembiring kebetulan sama-sama memeluk Agama Kristen Protestan. Kemudian Kancan Sembiring
mengajak Dalan Seragih dan isterinya Jadi br.Sinuhaji untuk sama-sama berdoa kepada Tuhan memohon kesembuhan penyakit dari Istrinya Dalan Seragi yaitu
Jadi br.Sinuhaji. Esoknya isterinya ini merasa ada penyakit yang hilang dari dalam tubuhnya dan merasa lebih lega dari sebelumnya, setelah dicek kedokter,
dokter menyatakan bahwa tumor kandungan yang selama ini ada didalam tubuhnya sudah tidak ada lagi. Keajaiban ini membuat pasangan Dalan Seragih
dan Jadi br.Sinuhaji sangat senang. Sejak saat itu pasangan suami isteri ini semakin yakin bahwa dengan berdoa kepada Yang Maha Kuasa dapat
menyembuhkan penyakit yang selama ini dideritanya sehingga mereka semakin mendekatkan diri Kepada Yang Maha Kuasa dan menjadi orang yang semakin
taat beragama.
25 Selang beberapa saat kemudian seorang teman Dalan Seragih bermarga
Sitanggang yang memiliki seorang Anak yang mengidap penyakit Epilepsi juga mendengar kesembuhan ajaib ini. Dalan Seragih berpikir saat itu bahwa kalau
isterinya saja yang mengidap Tumor bisa sembuh secara ajaib dengan Berdoa secara suingguh-sungguh, maka anak temannya ini pun pasti bisa sembuh. Maka
Dalan Seragih pun mendoakan anak sahabatnya ini, dan selang beberapa waktu kemudian anak sahabat nya ini pun sembuh tidak pernah kambuh lagi
penyakitnya. Akan hal ini Pak Sitanggang sangat berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa serta kepada Pak Dalan Seragih itu. Untuk mengungkapkan rasa
terima kasih nya, Pak Sitanggang menghibahkan sebuah tanah berukuran 3000m2 serta uang Rp 200.000 kepada Dalan Seragih untuk selanjutnya menjadi modal
Dalan Seragih mengusahakan ternak ayam di tanah yang sekarang ini menjadi lokasi Panti
Di tanah yang dihibahkan tersebut juga Dalan Seragih sering Berdoa hingga suatu hari dari gerejanya terdahulu Dalan Seragih diutus mengikuti
seminar di Taman Getsemani di daerah Jawa Timur. Sewaktu mengikuti seminar tersebut malamnya Dalan Seragih bermimpi bertemu seseorang yang berpesan
bahwa di tanah yang dihibahkan seluas 3000m2 tersebut dibangun sebuah pertapakan yang didalamnya terdapat gua-gua untuk orang-orang berdoa dan
mendekatkan diri kepada Tuhan serta untuk orang-orang yang meminta kesembuhan kepada Yang Maha Kuasa, sama persisi seperti tempat dia berada
waktu itu di Taman Getsemani di Jawa Timur.
26 Sepulangnya dari Jawa Timur, Dalan Seragih bertekad akan membangun
sesuai amanah lewat mimpinya tersebut. Ia mulai membangun perlahan-lahan gua-gua pertapakan untuk orang-orang berdoa dan mendekatkan diri kepada
Tuhan. Tempat yang sebelumnya adalah kandang ayam diubah menjadi tempat Ibadah. Sejak saat itu lewat mulut ke mulut banyak orang berdatangan untuk
Berdoa dan beribadah di tempat tersebut. Ada yang hanya sekedar berdoa di gua- gua yang dibangun atau beribadah di gubuk yang dibangun sekedarnya.
Umumnya banyak orang berdoa memohon kesembuhan akan suatu penyakit terutama penyakit yang diyakini sebagai kutukan, akibat sihirilmu gaib, ataupun
penyakit yang tidak diketahui oleh dokter sebabnya, banyak juga yang sekedar datang untuk berdoa karena stress akibat masalah dan tekanan hidup.
Lama kelamaan oleh semakin banyaknya orang yang setelah berdoa disana merasa tenang dan puas baik karena penyakitnya sembuh atau permasalahan
hidupnya selesai, orang-orang tersebut sebagai rasa ucapan terima kasihnya kepada Pak Dalan Seragih, mereka banyak memberikan uang kepada beliau.
Namun akhirnya Pak Dalan Seragih berpikir bahwa sebaiknya uang atau pemberian itu lebih bermanfaat jika digunakan untuk memperbesar pertapakan
doa tersebut dengan membangun sebuah panti untuk orang-orang yang menderita gangguan jiwa, stress dan korban ketergantungan narkoba. Maka atas bantuan
dana dari orang-orang yang berterima kasih tersebut Dalan Seragih mulai membangun yayasan resmi untuk menaungi sebuah panti yang dapat menampung,
merawat, dan menyembuhkan orang-orang yang menderita gangguan mentaljiwa,
27 stress, dan korban ketergantungan narkoba serta juga membangun sebuah tempat
ibadah di atas tanah yang seluruh kompleks memiliki luas 3000 m2. Pada awal Januari tahun 1983 secara resmi berdirilah sebuah yayasan
Bukit Doa Taman Getsemani yang menaungi Panti Rehabilitasi Bukit Doa untuk menampung, merawat dan menyembuhkan orang-orang yang menderita gangguan
mentaljiwa, stress, dan korban ketergantungan narkoba. Disamping itu juga diresmikanlah sebuah Gereja yang masih terdapat didalam kompleks pertapakan
sebagai tempat orang-orang beribadah. Izin resmi tersebut terdaftar di Departemen Agama, Departemen Kehakiman serta dari Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara.
Hingga saat ini, di pertapakan tersebut selain panti Rehabilitasi, juga terdapat sebuah Gereja, serta gua-gua pertapakan untuk orang-orang yang ingin
menenangkan diri dan berdoa serta mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Bangunan-bangunan untuk Panti serta bangunan Gereja dibangun atas bantuan
Dana para keluarga-keluarga pasien yang merasa lebih pulih kesehatannya setelah berdoa dan dirawat di pertapakan itu. Yayasan, Panti Rehabilitasi serta Gereja
yang terdapat didalamnya sejak saat itu dikepalai langsung oleh Dalan Seragih hingga akhir hayatnya tahun 1995 dan setelah itu digantikan oleh anak lelaki
tertuanya yang bernama Pdt. Jhoony Seragih. Pada perkembangan selanjutnya, tahun 1997, Pdt. Jhoony Seragih anak
sulung Almarhum Dalan Seragih yang menjadi Kepala Yayasan, oleh orang Amerika yang datang berdoa di pertapakan tersebut mengundangnya pula untuk
datang berkunjung ke Amerika. Di sana beliau mendapatkan dukungan moril dan materi dari orang-orang Amerika untuk memperluas kompleks pertapakan.
28 Sehingga sepulangnya dari Amerika, beliau membeli tanah dibelakang kompleks
pertapakan seluas 7000 m2 dan memindahkan bangunan-bangunan kompleks Panti Rehabilitasi untuk merawat pasien-pasien penderita gangguan jiwa, stress
dan ketergantungan narkoba diatas tanah yang baru dibelinya tersebut. Perkembangan dalam tahun-tahun berikutnya diperluas lagi kebelakang seluas
2000 m2 dan kesamping seluas 2000 m2. Sehingga sekarang luas keseluruhan kompleks seluas 14.000 m2, dan khusus untuk Panti Rehabilitasi Bukit Doa
luasnya 7000 m2. Secara resmi surat keputusan Panti Rehabilitasi Bukit Doa Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa dan Narkoba Bukit Doa Taman Getsemany
disertifikasikan dalam Akte no: 68 Tanggal 30 Juli 1992, Yayasan Bukit Doa Taman Getsemany. Organisasi Sosial no:46764793. Dirjen BIMAS K. Jakarta
no.fKepH.00.59529832001.
2.2 Lokasi Panti Rehabilitasi Bukit Doa.