Validasi, reabilitas, dan kalibrasi instrumen penelitian Pengukuran parameter antropometri dan pengambilan darah untuk

kejadian sindrom metabolik karena semakin meningkatnya usia, maka prevalensi sindrom metabolik semakin meningkat. Semakin bertambahnya usia seseorang, maka fungsi organ tubuh semakin menurun. Menurut American Diabetic Association 2014 semakin bertambah tua usia manusia, semakin menambah berkembangnya risiko penyakit diabetes. Diabetes melitus merupakan suatu sindrom klinik yang khas ditandai oleh adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi atau penurunan efektivitas insulin. Wanita lebih berisiko mengidap diabetes melitus tipe 2 dibandingkan laki-laki karena secara fisik wanita memiliki peluang peningkatan index masa tubuh yang lebih besar. Sindroma siklus bulanan premenstrual syndrome, pasca-menopause membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi akibat proses hormonal tersebut sehingga wanita lebih berisiko menderita diabetes melitus tipe 2 Irawan, 2010.

2. Body Mass Index BMI

Nilai body mass index yang diperoleh pada penelitian ini adalah perhitungan terhadap hasil pengukuran berat badan kg dan tinggi badan m 2 responden. Uji normalitas body mass index menggunakan Shapiro-Wilk dengan taraf kepercayaan 95 yang menghasilkan signifikansi sebesar 0,233 yang menunjukkan bahwa data terdistribusi normal. Ukuran pemusatan body mass index dinyatakan dalam mean yaitu 24,44 serta ukuran penyebarannya dinyatakan dalam standar deviasi yaitu 2,98. Distribusi body mass index responden dapat dilihat pada gambar 4. Gambar 4. Grafik distribusi Body Mass Index responden Pada penelitian ini, dari 46 responden pria didapatkan 26 responden memiliki body mass index normal 18,5-24,9 kgm 2 , 18 responden memiliki body mass index pre obesitas 18,5-24,9 kgm 2 , dan 2 responden memiliki body mass index obesitas ≥30 kgm 2 . Body mass index merupakan variabel penting terhadap kejadian diabetes melitus hampir disemua penelitian dengan model prediksi. Obesitas merupakan faktor risiko yang penting terhadap terjadinya penyakit diabetes melitus. Mekanismenya terjadi karena pankreas harus bekerja keras untuk menormalkan kadar gula darah yang tinggi akibat masukan makanan yang berlebih dengan cara memperbanyak produksi insulin sampai akhirnya sel beta kelenjar pankreas tidak mampu lagi untuk memproduksi insulin yang cukup untuk mengimbangi kelebihan masukan