mengemukakan bahwa analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal
bertujuan untuk
mengetahui kesanggupan
soal dalam
membedakan siswa yang tinggi prestasinya dengan siswa yang kurang atau lemah prestasinya. Artinya, jika soal diberikan pada
siswa yang mampu, maka hasilnya menunjukkan prestasi yang tinggi. Sebaliknya, jika soal diberikan pada siswa yang lemah maka
hasilnya juga menunjukkan prestasi yang rendah. Surapranata 2009: 23 mengatakan bahwa daya pembeda
soal yaitu daya dalam membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan peserta tes yang berkemampuan
rendah. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan daya pembeda adalah kemampuan setiap soal untuk membedakan
peserta tes yang memiliki kemampuan tinggi dengan peserta tes yang memiliki kemampuan rendah.
3. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Menurut Mardapi 2008: 88-97 ada 9 langkah yang perlu ditempuh dalam mengembangkan tes hasil belajar:
1. Menyusun Spesifikasi Tes
Spesifikasi tes menunjukkan keseluruhan karakteristik yang harus dimiliki suatu tes. Spesifikasi yang jelas akan mempermudah
dalam menulis soal. Penyusunan spesifikasi tes mencakup kegiatan: a.
Menentukan Tujuan Tes Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan
yang telah dimiliki peserta didik.
b. Menyusun Kisi-kisi Tes
Kisi-kisi merupakan tabel yang berisi spesifikasi soal- soal yang akan dibuat. Kisi-kisi merupakan acuan bagi penulis
soal dalam
pembuatan soal.
Ada 4
langkah dalam
mengembangkan kisi-kisi
tes, yaitu: 1 menulis standar
kompetensi dan kompetensi dasar, 2 menentukan indikator, 3 membuat daftar pokok bahasan sub pokok bahasan yang akan
diujikan, dan 4 menentukan jumlah butir soal tiap pokok bahasan.
c. Memilih Bentuk Tes
Pemilihan bentuk tes yang tepat ditentukan oleh tujuan tes, jumlah peserta tes, waktu yang tersedia untuk memeriksa
lembar jawaban tes, cakupan materi, dan karakteristik mata pelajaran yang diujikan.
d. Penentuan Panjang Tes
Penentuan panjang tes berdasarkan pada cakupan materi ujian yang akan diujikan. Penentuan panjang tes berdasarkan
pengalaman waktu dan pengalaman saat melakukan tes. Namun tes untuk ulangan di kelas penentuan waktu berdasarkan
pengalaman guru. Pada umumnya waktu yang digunakan untuk mengerjakan tes bentuk pilihan ganda adalah 2 sampai 3 menit
untuk tiap butir soal.
2. Menulis Soal Tes
Penulisan soal merupakan langkah menjabarkan indikator menjadi
pertanyaan-pertanyaan yang
karakteristiknya sesuai
dengan perincian kisi-kisi yang telah dibuat. Langkah ini perlu dilakukan secara hati-hati agar keseluruhan tes dapat berkualitas
baik. Kualitas tes secara keseluruhan sangat dipengaruhi oleh tingkat kebaikan dari masing- masing butir soal.
3. Menelaah Soal Tes
Menelaah soal tes perlu dilakukan untuk memperbaiki soal jika ternyata dalam pembuatannya masih ditemukan kekurangan
atau kesalahan. Walaupun telah dipersiapkan dengan baik, kekurangan dan kesalahan pembuatan soal mungkin terjadi selama
proses pembuatan berlangsung. Telaah soal ini sebaiknya dilakukan oleh para ahli yang secara bersama-sama dalam tim menelaah dan
atau mengoreksi soal. Dengan telaah soal ini diharapkan dapat semakin memperbaiki kualitas soal.
4. Melakukan Uji Coba Tes
Uji coba ini dapat digunakan sebagai sarana memperoleh data empirik tentang tingkat kebaikan soal yang telah disusun.
Melalui uji coba dapat diperoleh data tentang reliabilitas, validitas, tingkat kesukaran, pola jawaban, efektivitas pengecoh, daya beda,
dan lain-lain.
5. Menganalisis Butir Soal Tes
Melalui uji coba yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa informasi penting tentang kualitas soal yang telah
disusun. Berdasarkan hasil uji coba perlu kiranya dilakukan analisis antara lain: tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda, dan juga
efektivitas pengecoh. 6.
Memperbaiki Tes Setelah uji coba dan dianalisis maka langkah berikutnya
adalah melakukan perbaikan-perbaikan tentang bagian soal yang masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Langkah ini biasanya
dilakukan setiap butir soal, yaitu memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih belum baik dan beberapa mungkin harus
dibuang karena tidak memenuhi standar kualitas yang diharapkan. 7.
Merakit Tes Langkah ini adalah merakit butir-butir soal tersebut menjadi
satu kesatuan tes. Keseluruhan butir perlu disusun secara hati-hati menjadi kesatuan soal tes yang terpadu. Dalam merakit soal, hal-
hal yang dapat mempengaruhi validitas soal seperti nomor urut soal, pengelompokan bentuk soal, lay out dan sebagainya harus
diperhatikan. 8.
Melaksanakan Tes Tes yang telah disusun diberikan kepada peserta untuk
diselesaikan. Pelaksanaan tes dilakukan sesuai dengan waktu yang ditentukan. Dalam pelaksanaan tes ini memerlukan pengawas agar
tes tersebut benar-benar dikerjakan oleh peserta tes dengan jujur dan sesuai dengan ketentuan yang digariskan.
9. Menafsirkan Hasil Tes
Hasil tes menghasilkan data kuantitatif yang berupa skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai, yaitu rendah,
menengah, atau tinggi.
4. Matematika