Kuesioner Tes Analisis Data Kuantitatif

2. Analisis Data Kuantitatif

Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa 1 skor penilaian perangkat tes hasil belajar dari hasil validitas isi melalui expert judgement, validitas, reliabilitas, 2 analisis butir soal yang meliputi tingkat kesukaran, daya pembeda, dan pengecoh. Peneliti menggunakan bantuan dari aplikasi TAP Test Analysis Programme version 14.7.4 untuk menghitung data analisis butir soal. Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kuesioner

Analisis data pada kuisioner dalam penelitian ini didapatkan dari skor dalam lembar validasi produk oleh para praktisi expert judgement yaitu 4 guru kelas V di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Data kuantitatif yang diperoleh dari validator tersebut akan dianalisis sebagai hasil dari validitas isi. Rentang skor yang digunakan peneliti berdasarkan pada skala likert dengan model 4 kategori skala empat. Hasil validasi praktisi kemudian dianalisis dan dikategorikan ke dalam tabel berikut ini Widoyoko, 2015: 69. Tabel 3.4 Kriteria Skor Hasil Produk Pengembangan Interval Skor Kategori 3,25 M ≤ 4,00 Sangat Baik 2,50 M ≤ 3,25 Baik 1,75 M ≤ 2,50 Kurang Baik 0,00 M ≤ 1,75 Tidak Baik Keterangan: M = rerata skor pada aspek yang dinilai.

b. Tes

Data kuantitatif yang berasal dari hasil ujicoba produk yang diolah dengan bantuan aplikasi TAP Test Analysis Programme version 14.7.4. Peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas, daya pembeda, tingkat kesukaran, dan analisis pengecoh dari soal yang sudah diuji coba. 1 Validitas Analisis validitas butir soal pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui valid atau tidaknya setiap butir soal. Menurut Surapranata 2009: 61 untuk menghitung validitas item dengan teknik point biserial yaitu sebagai berikut: r pbi = Keterangan : r pbi : koefisien korelasi biserial Mp : rerata dari subjek yang menjawab benar bagi item yang dicari validitasnya Mt : rerata skot total St : standar deviasi dari skor total proporsi P : proporsi siswa yang menjawab benar P : q : proporsi siswa yang menjawab salah q = 1 – p Menurut Masidjo 1995: 209 kriteria validitas dibagi menjadi 5 yaitu: Tabel 3.5 Kriteria Validitas Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah Peneliti menentukan validitas dengan membandingkan hasil r hitung soal dengan r tabel menggunakan signifikansi 5 untuk N jumlah siswa = sebanyak 30 siswa adalah 0,361. Hasil perhitungan tersebut digunakan peneliti dalam menghitung uji validitas soal. 2 Reliabilitas Sudjana 2010: 16 mengemukakan bahwa reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai. Pada penelitian ini uji reliabilitas yang digunakan peneliti yaitu metode belah dua atau Split-half Method dengan cara membelah pada pembelahan ganjil genap OddEven. Langkah pertama dengan menggunakan rumus product moment dengan angka kasar: r xy = Keterangan: r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan Langkah kedua menggunakan formula Spearman-Brown sebagai berikut: r 11 = Keterangan: 2r ½ ½ = Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes r 11 = Korelasi reliabilitas yang sudah disesuaikan Menurut Masidjo 1995: 209 kriteria reliabilitas dibagi menjadi 5 yaitu: Tabel 3.6 Kriteria Reliabilitas Koefisien Korelasi Kualifikasi 0,91 – 1,00 Sangat tinggi 0,71 – 0,90 Tinggi 0,41 – 0,70 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah Negatif – 0,20 Sangat rendah Peneliti menetapkan item yang lolos yaitu item yang mencapai minimum 0,41 atau termasuk dalam kategori cukup. 3 Daya Pembeda Arikunto 2012: 226 mengemukakan bahwa angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang disingkat D. Indeks diskriminasi daya pembeda berkisar antara 0,00 sampai 1,00. Pada indeks diskriminasi ada tanda negatif - yang digunakan untuk menunjukkan jika suatu soal “terbalik”. Rumus mencari indeks diskriminasi adalah: D = Keterangan: J = jumlah peserta tes J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar P A = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P B = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda yaitu sebagai berikut: Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Pembeda Koefisien Korelasi Kategori 0,00 – 0,20 Jelek 0,21 – 0,40 Cukup 0,41 – 0,70 Baik 0,71 – 1,00 Baik Sekali Pada penelitian ini peneliti menggunakan kriteria daya pembeda kategori baik dan baik sekali dengan koefisien korelasi 0,41 – 0,70 dan 0,71 – 1,00. 4 Tingkat Kesukaran Arikunto 2012: 223 bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran diffculty index. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah. Indeks kesukaran diberi simbol P p besar. Rumus indeks kesukaran adalah: P = Keterangan: P = indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = jumlah seluruh peserta tes Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.8 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Kategori 0,00 – 0,30 Sukar 0,31 – 0,70 Sedang 0,71 – 1,00 Mudah Tingkat kesukaran pada tes hasil belajar yang dibuat peneliti ini diharapkan sesuai kurva normal, yaitu 25 mudah, 50 sedang, 25 sukar. Pada penelitian ini peneliti menggunakan kategoti tingkat kesukaran sukar sampai dengan mudah dengan rentang nilai 0,00 – 1,00. 5 Analisis Pengecoh Tes pilihan ganda menyediakan sejumlah pilihan jawaban. Pilihan jawaban yang disediakan terdiri dari jawaban benar dan jawaban salah. Jawaban benar disebut sebagai kunci jawaban dan jawaban salah disebut sebagai pengecoh. Pengecoh dikatakan jelek apabila tidak dipilih sama sekali oleh peserta tes, terlalu menyolok dan menyesatkan. Sebaliknya, pengecoh dikatakan berfungsi dengan baik apabila pengecoh tersebut memiliki daya tarik yang besar bagi pengikut-pengikut tes yang kurang memahami konsep atau kurang menguasai bahan Arikunto, 2012: 233-234. Arikunto 2012: 234 mengemukakan bahwa distraktor atau pengecoh dikatakan dapat berfungsi dengan baik apabila pengecoh dipilih paling sedikit 5 dari peserta tes. Dalam menggunakan analisis pengecoh digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : IP = Indeks Pengecoh P = jumlah peserta tes yang memilih pengecoh N = jumlah seluruh peserta tes B = jumlah peserta tes yang menjawab benar pada setiap soal n = jumlah alternatif jawaban opsi 1 = bilangan tetap Arifin 2009: 279 mengemukakan bahwa butir soal dapat dikatakan baik apabila pengecohnya dipilih secara merata oleh peserta tes, sedangkan butir soal dapat dikatakan kurang baik apabila pengecohnya dipilih secara tidak merata oleh peserta tes. 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini membahas mengenai proses pengembangan tes hasil belajar dan kualitas produk pengembangan tes hasil belajar siswa di sekolah dasar. Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan tujuh langkah penelitian yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya. Adapun prosedur pengembangan tes hasil belajar dalam penelitian yaitu :

1. Langkah-Langkah Penelitian dan Pengembangan

a. Potensi dan Masalah

Potensi dan masalah adalah dasar dari adanya penelitian pengembangan dan mencakup analisis kebutuhan yang bertujuan untuk mengetahui informasi kebutuhan guru mengenai pengembangan tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika. Peneliti melakukan wawancara kepada 2 guru, yaitu wali kelas V SD Negeri Petinggen pada hari Jumat, 9 September 2016 dan wali kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta pada hari Sabtu, 10 September 2016. Dari adanya masalah dalam penelitian ini tes sudah dibuat oleh guru sendiri sesuai dengan KD dan indikator namun tidak menguji karakteristik setiap butir soalnya sehingga tes tersebut belum diketahui kualitasnya apakah sudah baik atau belum. Kedua guru mengalami kesulitan dalam membuat soal pada kompetensi dasar operasi hitung bilangan bulat dan sifat-sifatnya, selain itu untuk materi pembulatan

Dokumen yang terkait

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 1 221

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

0 4 245

Pengembangan tes hasil belajar matematika materi operasi hitung bilangan untuk siswa kelas III sekolah dasar.

0 1 206

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar 1.5 melakukan penaksiran dan pembulatan untuk sIswa kelas IV Sekolah Dasar tahun pelajaran 2016/2017.

0 0 231

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 2

Pengembangan tes hasil belajar matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung satuan waktu untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 0 199

Pengembangan buku Prototype Tes hasil belajar kompetensi dasar melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar.

0 1 224

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat, pembulatan, dan penaksiran untuk siswa kelas V Sekolah Dasar

0 1 243

Pengembangan tes hasil belajar Matematika materi operasi hitung campuran bilangan bulat untuk siswa kelas V sekolah dasar

0 0 219

Pengembangan tes hasil belajar Matematika kompetensi dasar melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat sifatnya, pembulatan dan penaksiran untuk siswa kelas V sekolah dasar

0 0 207