Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
                                                                                yang  dilihat  dari  nilai  rata-rata,  standar  deviasi,  nilai  maksimum  dan  nilai minimum
Ghozali,  2009.  Standar  deviasi,  nilai  minimum  dan  nilai maksimum  menggambarkan  persebaran  data.  Data  yang  memiliki  standar
deviasi  yang  semakin  besar  menggambarkan  data  tersebut  semakin menyebar.
2. Analisis Regresi Berganda
a. Model Penelitian
Model penelitian dapatdirumuskansebagaiberikut : Y = a + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + β7X7 + e
Keterangan: Y
= Nilai Perusahaan A
= Konstanta persamaan regresi β1 – β7
= Koefisien regresi X1
= Kepemilikan manajerial X2
= Kepemilikan institusional X3
= Komite audit X4
= Komisaris independen X5
= Dewan komisaris X6
= Ukuran Perusahaan X7
= Leverage e
= Variabel residual
Besarnya  konstanta  tercermin  da lam  “a”  dan  besarnya  koefisien
regresi  dari masing- masing variabel independen ditunjukkan dengan β1,
β2, β3, β4, dan β5. Pada model persamaan di atas dapat diketahui tanda positif  atau  negatif  dari  masing-masing  variabel  independen  terhadap
variabel dependen. Agar model tersebut memberikan hasil estimasi yang terbaik, maka
model  harus  memenuhi  asumsi  regresi  linier  klasik,  yaitu  tidak  terjadi gejala multikolonieritas, autokorelasi, heterokedastisitas dan berdistribusi
normal ataupun mendekati normal.
3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian  asumsi  klasik  yang  harus  dipenuhi  untuk  menguji analisis  ini  antara  lain:  uji  normalitas,  multikolonieritas,  autokorelasi  dan
heteroskedastisitas Ghozali, 2005. a.
Uji Normalitas Uji  normalitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model
regresi,  variabel  pengganggu  atau  residual  memiliki  distribusi  normal. Terdapat  dua  cara  untuk  melakukan  uji  normalitas  ini  yaitu  dengan
analisis  grafik  dan  uji  statistik  Ghozali,  2009.  Uji  statistik  yang digunakan untuk menguji normalitas residual dalam penelitian ini adalah
dengan  menggunakan  analisis  grafik  yaitu  dengan  melihat  grafik histogram.
b. Uji Multikolonieritas
Multikolonieritas  adalah  adanya  suatu  hubungan  linier  yang sempurna  antara  beberapa  atau  semua  variabel  independen.  Uji
multikolinearitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  dalam  model  regresi ditemukan  adanya  korelasi  antar  variabel  bebas  independen.  Model
regresi  yang  baik  seharusnya  tidak  terjadi  korelasi  di  antara  variabel independen GCG Ghozali, 2011. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance nilai VIF Variance Inflation Factor.Apabila nilai VIF  10 kurang dari
10 dan nilai tolerance  10 di atas 10.
c. Autokorelasi
Uji autokorelasi ini betujuan untuk menguji apakah didalam model regresi  linier  terdapat  korelasi  antara  kesalahan  pengganggu  pada
periodet  dengan  kesalahan  pengganggupada  periode  t-1  sebelumnya Ghozali,  2009.  Pada  penelitian  ini,  pengujian  autokorelasi  dilakukan
dengan menggunakan  metode Durbin-Watson. Kriteria  untuk  penilaian  terjadinya  autokorelasi  menurut  Sunyoto
2009, yaitu: 1.
Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif. 2.
Angka D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi. 3.
Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.
d. Heteros kedastisitas
Uji  heteroskedastisitas  bertujuan  untuk  menguji  apakah  didalam model  regresi  terjadi  ketidaksamaan  varians  dari  residual  satu
pengamatan  yang  lain  Ghozali,  2011.  Jika  pemindahan  residual  tetap maka  disebut  homoskedastisitas.  Model  regresi  yang  baik  adalah  model
homoskesdatisitas  atau  tidak  bersifat  heterokedastisitas.  Penelitian  ini menggunakan  grafik  scatterplot  untuk  mengetahui  ada  tidaknya
heteroskedastisitas pada suatu model regresi. Dasar pengambilan keputusan adalah dengan melihat ada tidaknya
pola  tertentu  antara  Y  yang  diprediksi  dan  residual.  Menurut  Ghozali 2011, dasar analisisnya adalah:
1 Jika  ada  pola  tertentu,  seperti  titik-titik  yang  ada  membentuk  pola
tertentu  yang  teratur  bergelombang,  melebar  kemudian  menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas
2 Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
4. Uji Hipotesis
Dalam  penelitian  ini, peneliti  menggunakan, uji  signifikan  sisimultan uji  statistik  F,  uji  signifikasi  parameter  individual  uji  statistik  t,  dan  uji
analisis koefisien .
a. Uji F
Uji  signifikan  sisimultan  menunjukkan  pengujian  pengaruh variable  independen  yang  dimasukkan  dalam  model  regresi  mempunyai
pengaruh  secara  bersama-sama  terhadap  variabel  dependen  Ghozali, 2009.  Apabila  nilai  probabilitas  signifikan  pada
tingkat α = 5, maka variabel  independen  secara  bersama-sama  mempengaruhi  variabel
dependen Ghozali, 2009. 1
Jika  Sig ≤  0,05,  maka  H
ditolak,  ini  berarti  bahwa  secara  simultan variabel    independen  mempunyai  pengaruh  yang  signifikan  terhadap
nilai perusahaan. 2
Jika Sig  0,05, maka H tidak dapat ditolak, ini berarti bahwa secara
simultan  variabel  independen  tidak  mempunyai  pengaruh  signifikan terhadap nilai perusahaan.
b. Analisis Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
mengukur seberapa jauh kemampuan model  dalam  menerangkan  variasi  variabel  dependen  berupa  nilai
perusahaan.  Nilai  R
2
adalah  antara  nilai  nol  dan  satu    0  ≤    R
2
≤  1. Semakin  besar  R
2
mendekati  1,  semakin  baik  hasil  model  regresi tersebut  dan  semakin  mendekati  0,  maka  variabel  independen  secara
keseluruhan  tidak  dapat  menjelaskan  variabel  dependen.  Nilai  R
2
yang kecil
berarti kemampuan
variabel-variabel independen
dalam menjelaskan  variasi  variabel  dependen  amat  terbatas.  Nilai  yang
                                            
                