Uji Regresi Berganda Hasil Uji Hipotesis
                                                                                proses laporan keuangan, sehingga dapat memberikan reaksi positif kepada calon  investor  dalam  menilai  perusahaan  Fazlzadeh  et  al.,  2011  dalam
Muryati dan Suardikha 2014. Hasil  penelitian  ini  konsisten  dengan  penelitian  yang  dilakukan
Rupilu 2011 yang mengatakan bahwa semakin tinggi tingkat kepemilikan saham  oleh  institusi,  maka  sebagai  mekanisme  pengendali  dalam
penyusunan  laporan  laba  memberikan  pengaruh  terhadap  peningkatan  nilai perusahaan. Namun penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan
oleh  Adnantara  2013  yang  menemukan  bahwa  kepemilikan  institusional tidak  berpengaruh  signifikan  pada  nilai  perusahaan  dan  penelitian  yang
dilakukan    Susanto  2011  yang  menyebutkan  bahwa  pihak  institusi  dalam melakukan  pengawasan  belum  dapat  membuat  perusahaan  melakukan
praktek GCG seperti yang diharapkan investor.
3. Variabel Komite Audit
Hasil  pengujian  variabel  komite  audit  diperoleh  t
hitung
-0,399  dan t
tabel
1,673  dengan  tingkat  signifikansi  0,828.  Tingkat  signifikansi  tersebut lebih  besar  dari  level  of  significance  yang  ditentukan,  yaitu  5  0,05.
Dengan  demikian,  hipotesis  yang  diajukan  penelitian  ini  dimana  komite audit  berpengaruh  positif  terhadap  nilai  perusahaan  atau  H
03
tidak  dapat ditolak karena arahnya berbeda dengan yang diharapkan. Jadi, komite audit
tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Hasil  penelitian  ini  tidak  konsisten  dengan  penelitian  yang dilakukan  oleh  Siallagan  dan  Machfoedz  2006.  Namun  temuan  ini
memperkuat  penelitian yang dilakukan Rachmawati dan Triatmoko 2007, yang  menunjukkan  bahwa  komite  audit  tidak  berpengaruh  signifikan
terhadap  nilai  perusahaan.  hal  tersebut  dapat  terjadi  karena  peran  komite audit  kurang  optimal  dalam  menjalankan  fungsi  pengawasan  dan
pengendalian pada manajemen perusahaan. Hal  ini  berarti,  bahwa  ada  kemungkinan  keberadaan  atau
pembentukan  komite  audit  didalam  perusahaan  bukan  merupakan  jaminan bahwa  kinerja  perusahaan  akan  semakin  baik,  sehingga  pasar  menganggap
keberadaan  komite  audit  bukanlah  faktor  yang  mereka  pertimbangkan dalam  mengapresiasi  nilai  perusahaan  dan  hanya  berdasarkan  pemenuhan
kewajiban terhadap peraturan yang berlaku, tetapi tidak dimaksudkan untuk menegakkan  GCG  di  dalam  perusahaan.  Apalagi  dengan  adanya  Surat
Edaran  dari  Direksi  PT.  Bursa  Efek  Jakarta  No.  SE-008BEJ12-2001 tanggal  7  Desember  2001  perihal  keanggotaan  komite  audit  sehingga
investor  tidak  perlu  melihat  jumlah  komite  audit  yang  dimiliki  suatu perusahaan karena dianggap pasti sudah memenuhi peraturan tersebut.
4. Variabel Komisaris Independen
Hasil  pengujian  variabel  komisaris  independen  diperoleh  t
hitung
- 2,331 dan t
tabel
1,673 dengan tingkat signifikansi 0,002 lebih kecil dari level of  significance  yang  telah  ditentukan,  yaitu  5  0,05.  Dengan  demikian,
hipotesis  yang  diajukan  penelitian  ini  dimana  komisaris  independen berpengaruh  positif  terhadap  nilai  perusahaan  atau  H
04
tdak  dapat  ditolak karena  arahnya  berbeda  dengan  yang  diharapkan.  Jadi,  komisaris
independen tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal  ini  berarti,  ada  kemungkinan  bahwa  komisaris  independen
yang  tinggi  bukan  merupakan  jaminan  bahwa  kinerja  perusahaan  akan semakin  baik,  sehingga  pasar  menganggap  keberadaan  komisaris
independen  bukanlah  faktor  yang  dijadikan  pertimbangkan  dalam mengapresiasi  nilai  perusahaan  dan    pembentukan  komisaris  independen
hanya  sekedar  untuk  memenuhi  aturan  Bapepam  sehingga  peran  dan tanggungjawab yang dilakukan belum optimal.
Penelitian  ini  berbeda  dengan  penelitian  yang  dilakukan  Suhartati dan  Wasini  dkk  2011  yang  menemukan  bahwa  semakin  banyak  jumlah
dewan komisaris independen maka semakin meningkatkan nilai perusahaan. Tetapi  temuan  ini  memperkuat  penelitian  yang  dilakukan  Rachmawati  dan
Triatmoko  2007  menemukan  bahwa  komisaris  independen  tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
5. Variabel Dewan Komisaris
Hasil  pengujian  variabel  dewan  komisaris  diperoleh  t
hitung
-0,574 dan  t
tabel
1,673  dengan  tingkat  signifikansi  sebesar  0,010.  Tingkat signifikansi  tersebut  lebih  kecil  dari  level  of  significance  yang  telah
ditentukan,  yaitu  5  0,05.  Dengan  demikian,  hipotesis  yang  diajukan
penelitian  ini  dimana  dewan  komisaris  berpengaruh  positif  terhadap  nilai perusahaan atau H
05
tidak dapat ditolak karena memiliki arah yang berbeda dari  yang  diharapkan.  Jadi,  dewan  komisaris  tidak    berpengaruh  positif
terhadap nilai perusahaan. Hal  ini  berarti,  ada  kemungkinan  bahwa  dewan  komisaris  dalam
melaksanakan  fungsi  pengawasan  terhadap  jalannya  perusahaan  dan memonitor manajer belum efektif dan optimal dan jumlah dewan komisaris
tidak  menjamin  kontrol  yang  baik  dalam  kegiatan  pengelolaan  perusahaan yang dilakukan pihak manajer.
Hasil  penelitian  ini  konsisten  dengan  penelitian  yang  dilakukan Sxpria,  Warsini  dan  Suhartati  2011  yang  mengatakan  perusahaan  yang
memiliki  ukuran  dewan  komisaris  yang  besar  mengalami  kesulitan  dalam melakukan  koordinasi  dan  terlibat  dalam  pengambilan  keputusan  strategis.
Relasari  dan  Felmania  2014  yang  menemukan  bahwa  dewan  komisaris tidak  berpengaruh  signifikan  terhadap  nilai  perusahaan.  Namun  penelitian
ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Siallagan dan Machfoedz 2006 yang menemukan bahwa dewan komisaris secara positif berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
                                            
                