Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
Apabila ditata kedalam empat kompetensi pendidik sebagaimana tertuang dalam Permendiknas no 27 tahun 2008, ada empat kompetensi yang
harus dimiliki oleh konselor, yaitu; kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi profesional dan salah satunya adalah kompetensi kepribadian.
Kinerja guru BK dipengaruhi oleh kualitas penguasaan keempat kompetensi tersebut yang dilandasi oleh sikap, nilai, dan kecenderungan pribadi yang
mendukung .Jika guru BK menguasai keempat kompetensi tersebut maka tidak perlu diragukan akan kualitas keberhasilan BK di sekolah Mulyasa, 2007: 10.
Carkhuff Winkel Hastuti, 2004:184 mengatakan bahwa barangkali kualitas kepribadian yang membuat seseorang mampu bergaul dengan orang lain
dalam kehidupan sehari-hari serta membuat seseorang disukai dan disenangi oleh orang lain, sama dengan kualitas kepribadian yang membuat konselor
sekolah efektif dalam pekerjaannya. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 6 siswa SMP Taman Dewasa
Jetis, tiga orang diantarnya berpendapat bahwa, guru BK hanya bertugas untuk mencari siswa-siswi yang bermasalah. Guru BK berusaha untuk mencari bukti-
bukti atau berusaha agar siswa mengaku bahwa ia telah berbuat sesuatu yang tidak pada tempatnya, kurang wajar, atau merugikan, ada pula. Misalnya guru
BK memaksa agar siswa mengakui bahwa ia merokok atau membolos kemudian memarahi mereka jika mereka terbukti melakukan kesalahan, ada pula yang
berpandangan bahwa guru BK hanya bisa menasehati tampa memberi contoh
bagi siswa, guru BK tidak terlibat dalam ekstrakurikuler, ada siswa yang takut untuk berkonsultasi atau bertemu dengan guru BK, cara mengajar guru BK
membosankan karena berisi ceramah atau nasehat dan tiga orang lainnya berpendapat bahwa guru BK adalah pribadi yang baik, guru BK selalu membantu
mereka apabila sedang mengalami kesusahan, misalnya ketika adik kelas dipalak oleh kakak kelas, guru BK akan membantu menyelesaikan masalah ini, ketika
ada siswa yang sakit guru ikut membantu siswa yang sakit. Adanya perbedaan persepsi antara keenam siswa merupakan hal yang
wajar karena adanya pengalaman-pegalaman yang berbeda dan perasaan- perasaan yang berbeda sesuai yang terhadap guru BK. Persepsi dapat dikemukan
karena perasaan, kemampuan berpikir, pengalaman-pengalaman individu tidak sama, maka dalam persepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan
berbeda antara individu satu dengan individu yang lain. Persepsi itu bersifat individual Davidoff,1981;Rogers 1965.
Siswa mempersepsi negatif terhadap pribadi guru BK di sekolah akan berpengaruh terhadap perilaku mereka terhadap guru BK misalnya enggan untuk
berkonsultasi dengan BK karena mereka beranggapan guru itu galak. Sedangkan siswa yang memiliki persepsi yang positif terhadap guru BK akan dengan senang
hati berkonsultasi dengan guru BK karena merasa diterima oleh guru BK, karena mereka memiliki pengalaman yang baik dengan guru BK. Berdasarkan uraian
yang dipaparkan di atas, peneliti mengambil kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan persepsi antara siswa yang satu lain terhadap kompetensi pribadi yang dimiliki oleh guru BK.
Berdasarkan hal yang dipaparkan di atas peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian tentang “Persepsi Siswa SMP Terhadap Kompetensi Kepribadian Guru BK
”