Persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa (studi deskriptif pada siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo Tahun Ajaran 2015/2016).

(1)

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo, Tahun Ajaran 2015/2016)

Veronika Maryati Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Xaverius Muara Bungo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 50 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan Kuesioner Persepsi Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa yang berjumlah 46 item dengan nilai reliabilitas 0,947. Kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek usaha guru memotivasi siswa yaitu aspek menggairahkan anak didik, aspek memberikan harapan realistis, aspek memberikan reward dan aspek mengarahkan perilaku siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dengan distribusi normal yang terdiri dari lima kategori yaitu sangat positif, positif, cukup positif, kurang positif dan sangat tidak positif.Hasil penelitian menunjukkan (1) sebanyak 46 subyek (92%) memiliki persepsi sangat positif, dan 4 subyek (8%) memiliki persepsi positif terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Tidak ada (0%) pada kategori cukup positif, kurang positif dan kategori sangat kurang positif. (2) pada butir item yang intensitasnya tinggi dalam menggambarkan tingkat persepsi siswa yaitu 14 item, cukup tinggi 8 item, dan 24 item masuk dalam kategori sangat tinggi.


(2)

ABSTRACT

STUDENTS’ PERCEPTION ON TEACHERS’ ATTEMPTS TO ENHANCE STUDENTS’ MOTIVATION TO

(A Descriptive Study of the ninth grade students in Xaverius Muara Bungo Junior High School, Academic 2015/2016)

Veronika Maryati Sanata Dharma University

2016

This research aims at finding out the level of the ninth grade students’ perceptions on the teachers’ attempts to enhance their motivation to learn in Xaverius Muara Bungo Junior High School. A quantitative descriptive analysis was employed, where 50 ninth grade students in Xaverius Muara Bungo Junior High School, Academic 2015/2016, were involved as the research subjects. The data gathering was conducted by distributing 46-item questionnaires entitled “A Questionnaire of the Teachers’ Attempts to Enhance Students’ Motivation to Learn”, with 0.947 the value of reliability. The questionnaire was designed basedon several aspects of the teachers’ attempts to motivate their students, namely in stimulating the students, in providing realistic expectations, in offering rewards, and in directing students’ behavior. A percentage calculation by normal distribution consisting of five categories, i.e. “Strongly Agree”, “Agree”, “Fair”, “Disagree, and “Strongly Disagree” was applied as a data analysis technique. The research indicated that first, 46 subjects (92%) “Strongly Agreed”, as well as four subjects (8%) “Agreed” with the teachers’ attempts to enhance the students’ motivation to learn. None of them chose “Fair”, “Disagree”, and “Strongly Disagree”. Second, 14 items in the questionnaire obtained high intensity in describing the level of the students’ perceptions, 8 items were high enough, and 24 items were categorized as very high.


(3)

i

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo, Tahun Ajaran 2015/2016)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh : Veronika Maryati NIM : 121114043

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2016


(4)

(5)

SKRIPSI

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BNLAJAR SISWA

(Shdi Deskriptif pada Siswa Kelas

YII

SMP Xaverius Muara Bungo, Tahun Ajaran zWSnArc)

Nama Lengkap

Ketua

l

Sekretaris

: Juster

Anggota

I

: Dr. Gendon

Barus-ffi

Anggota

tr

: Juster Donal Sinaga, M.Pd

Yogyakarta, 29 Juli 2016

111

#ffi

W,tffi*&

ffi-w#-

*kffi-d


(6)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Tuhanlah Gembalaku

Tak akan kekurangan aku (mz 23)

Karya sederhana ini aku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus karena cinta kasih dan berkatNYA peneliti dapat menyelesaikan

tugas akhir

Kongregasi Suster-suster Santa Yohana Delanoue

Keluarga besar Bimbingan dan Konseling

Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


(7)

v

PERNYATAAN HASIL KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah

Yogyakarta 29 Juli 2016 Penulis


(8)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Veronika Maryati

NIM : 121114043

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo, Tahun Ajaran 2015/2016)

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 29 Juli 2016 Yang menyatakan


(9)

vii ABSTRAK

PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

(Studi Deskriptif pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo, Tahun Ajaran 2015/2016)

Veronika Maryati Universitas Sanata Dharma

2016

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII Sekolah Menengah Pertama Xaverius Muara Bungo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa 50 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan Kuesioner Persepsi Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa yang berjumlah 46 item dengan nilai reliabilitas 0,947. Kuesioner disusun berdasarkan aspek-aspek usaha guru memotivasi siswa yaitu aspek menggairahkan anak didik, aspek memberikan harapan realistis, aspek memberikan reward dan aspek mengarahkan perilaku siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah perhitungan persentase dengan distribusi normal yang terdiri dari lima kategori yaitu sangat positif, positif, cukup positif, kurang positif dan sangat tidak positif.Hasil penelitian menunjukkan (1) sebanyak 46 subyek (92%) memiliki persepsi sangat positif, dan 4 subyek (8%) memiliki persepsi positif terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Tidak ada (0%) pada kategori cukup positif, kurang positif dan kategori sangat kurang positif. (2) pada butir item yang intensitasnya tinggi dalam menggambarkan tingkat persepsi siswa yaitu 14 item, cukup tinggi 8 item, dan 24 item masuk dalam kategori sangat tinggi.


(10)

viii ABSTRAC

STUDENTS’ PERCEPTION ON TEACHERS’ ATTEMPTS TO ENHANCE STUDENTS’ MOTIVATION TO

(A Descriptive Study of the ninth grade students in Xaverius Muara Bungo Junior High School, Academic 2015/2016)

Veronika Maryati Sanata Dharma University

2016

This research aims at finding out the level of the ninth grade students’ perceptions on the teachers’ attempts to enhance their motivation to learn in Xaverius Muara Bungo Junior High School. A quantitative descriptive analysis was employed, where 50 ninth grade students in Xaverius Muara Bungo Junior High School, Academic 2015/2016, were involved as the research subjects. The data gathering was conducted by distributing 46-item questionnaires entitled “A Questionnaire of the Teachers’ Attempts to Enhance Students’ Motivation to Learn”, with 0.947 the value of reliability. The questionnaire was designed basedon several aspects of

the teachers’ attempts to motivate their students, namely in stimulating the students, in providing realistic expectations, in offering rewards, and in directing

students’ behavior. A percentage calculation by normal distribution consisting of five categories, i.e. “Strongly Agree”, “Agree”, “Fair”, “Disagree, and “Strongly

Disagree” was applied as a data analysis technique. The research indicated that first, 46 subjects (92%) “Strongly Agreed”, as well as four subjects (8%)

“Agreed” with the teachers’ attempts to enhance the students’ motivation to learn.

None of them chose “Fair”, “Disagree”, and “Strongly Disagree”. Second, 14

items in the questionnaire obtained high intensity in describing the level of the

students’ perceptions, 8 items were high enough, and 24 items were categorized as very high.


(11)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang maha baik karena berkat kasihNYA yang melimpah melalui pembimbing yang membantu peneliti menyelesaikan skripsi yang berjudul persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016

Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Bimbingan dan Konseling. Dalam proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi bimbingan dan Konseling dan Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan kesabaran memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan banyak tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan. 5. St. Priyatmoko yang selalu memberikan bantuan dalam administrasi


(12)

x

6. Romo Gading Sianipar Pr, selaku Koordinator Yayasan SMP Xaverius Muara Bungo yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian. 7. Bapak Kepala SMP Xaverius yang memberikan kesempatan melakukan

penelitian dan membantu kelancaran proses penelitian.

8. Bapak/Ibu Guru yang juga membantu kelancaran proses penelitian ini. 9. Kongregasi Suster-Suster SJD yang telah memberikan kesempatan, segala

kebutuhan, dukungan selama studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

10.Para Suster yang telah mendukung dengan segala macam caranya masing-masing.

11.Orang tua yang selalu memberikan doa dan semangat dalam menjalankan studi ini.

12.Seluruh teman-teman di Program Bimbingan dan Konseling angkatan 2012 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat menjadi inspirasi.

Penulis


(13)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRAC ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Identifikasi Masalah……… 5

C. Pembatasan Masalah……….. 5

D. Rumusan Masalah……….. 5

E. Tujuan Penelitian……… 6

F. Manfaat Penelitian……… .. 6

G. Devinisi Operasional ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Persepsi ... 9

1. Pengertian Persepsi ... 9

2. Proses Terjadinya Persepsi ... 10

3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 12

B. Hakikat Guru ... 14


(14)

xii

2. Peran dan Tugas Guru ... 15

3. Usaha Guru Membangkitkan Motivasi Belajar ... 17

C. Hakikat Motivasi Belajar ... 21

1. Pengertian Motivasi Belajar ... 21

2. Aspek-Aspek Motivasi Belajar ... 24

3. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 25

D. Hakikat Remaja ... 26

Pengertian Remaja ... 26

Karakteristik Umum Perkembangan Remaja ... 26

Tugas-Tugas Perkembangan Remaja ... 27

E. Kajian Teori yang Relevan... 28

F. Kerangka Pikir ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian………. ... 32

B. Waktu dan Tempat Penelitian………. 32

C. Subyek Penelitian………. ... 33

D. Teknik Pengumpulan Data……….. ... 33

E. Instrumen Penelitian………... 33

F. Validitas dan Reliabilitas……… .... 36

G. Prosedur Pengumpulan Data………. .. 41

H. Teknik analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 46

B. Pembahasan ... 50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54

B. Keterbatasan Penelitian ... 55

C. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA……… ... 56


(15)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Skala Likert Favorable danUnfavorable ... 34

Tabel 2. Kisi-Kisi Skala Persepsi Siswa……...……….35

Tabel 3. Hasil uji Validitas Instrumen Penelitian ... 38

Tabel 4 Kualifikasi Reliabilitas ... 40

Tabel 5 Hasil Reliabilitas Kuesioner... 40

Tabel 6 Norma Penggolongan Kategori ... 43

Tabel 7 Kategori Skor Persepsi Siswa ... 44

Tabel 8 Kategori Skor Item Penelitian……….45

Tabel 9 Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ... 46


(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar ... 47 Gambar 4.2 Grafik Kategori Item Aspek Aspek Persepsi Siswa terhadap Usaha


(17)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Kisi-Kisi Skala Persepsi Siswa Terhadap Usaha Guru ... 59

Lampiran 2 Kuesioner ………60-64

Lampiran 3 Validitas………...65-68

Lampiran 4 Hasil Analisis Reliabilitas ... 69 Lampiran 5 Surat Penelitian ... 70 Lampiran 6 Tabulasi Data Penelitian ... 71


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional variabel.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di segala bidang sangat dibutuhkan karena pendidikan merupakan poros dari segala bidang kehidupan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20/2003 tentang sistem Pendidikan Nasional. Peranan guru dalam meningkatkan mutu pendidikan memang besar, hal tersebut dapat dipahami dari hakikat guru sebagai pendidik.

Guru memegang peranan sentral dalam proses belajar mengajar, untuk itu mutu pendidikan di suatu sekolah sangat ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan atau kompetensi professional dari seorang guru sangat menentukan mutu pendidikan.

Merosotnya mutu pendidikan di tanah air disebabkan oleh banyak hal: salah satunya adalah di dunia pendidikan nasional ada banyak guru yang tidak professional sehingga guru dalam menyampaikan materi pembelajaran kurang memberikan motivasi kepada siswa. Maka kecenderungan


(19)

pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Motivasi belajar memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya peningkatan prestasi belajar, maka untuk meningkatkan prestasi belajar dibutuhkan motivasi yang lebih besar dalam pelaksanaan proses pendidikan. Dalam hal ini perlu menempatkan motivasi belajar pada posisi yang paling penting dalam proses pembelajaran. Akan tetapi realita di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa yang kurang memiliki kemauan belajar yang tinggi dikarenakan guru juga kurang memberikan motivasi.

Motivasi belajar dapat berasal dari diri pribadi siswa itu sendiri atau berasal dari luar diri pribadi siswa. Perasaan suka terhadap satu mata pelajaran merupakan contoh motivasi yang berasal dari dalam diri siswa. Menurut Muhibbin Syah (2002: 137) yang termasuk motivasi yang berasal dari dalam diri siswa adalah menyenangi materi dan kebutuhannya terhadap materi pelajaran tersebut. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar diri pribadi siswa dapat ditimbulkan dari faktor guru, lingkungan dan orang tua.

Dalam proses pembelajaran tentu tidak terlepas dari adanya interaksi antara siswa dan guru, di dalamnya terjadi juga proses penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan. Dalam hal ini sumber pesan adalah pendidik dan penerima pesan adalah peserta didik. Pesan yang dikomunikasikan adalah isi ajaran atau didikan yang ada di dalam kurikulum. Namun ada kalanya pesan yang disampaikan oleh pendidik tidak sepenuhnya ditangkap oleh penerima pesan atau peserta didik, sehingga proses


(20)

komunikasi mengalami kegagalan. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat atau penghalang proses komunikasi, salah satunya adalah hambatan psikologis yang berhubungan dengan persepsi seseorang. Siswa yang senang terhadap mata pelajaran, topik serta gurunya tentu lain hasil belajarnya dibandingkan dengan yang benci atau tidak menyukai semua itu. Maka jelaslah bahwa peranan guru sebagai tenaga pengajar memberikan kontribusi besar dalam proses belajar mengajar.

Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar. Oleh karena itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Di lapangan masih banyak kita temukan guru-guru yang kurang mampu berusaha dalam memberikan motivasi kepada siswa seperti: dalam pembelajaran guru tidak menggunakan media, pembelajaran yang kurang menarik/monoton, siswa kurang dilibatkan sehingga siswa merasa bosan dan tidak termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.

Guru diharapkan memiliki kompetensi dalam bidangnya sehingga mampu mempersiapkan para generasi muda sebagai pemimpin-pemimpin bangsa yang kompeten dalam menerapkan ilmunya di masyarakat. Guru yang memiliki kesadaran bahwa tugas sebagai guru merupakan salah satu tanggung jawab untuk ambil bagian dalam mencerdaskan bangsa dengan mendidik para generasi muda sebaik-baiknya akan tumbuh semangat untuk merancang pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.


(21)

Pembelajaran yang menarik dan cara menyampaikan pelajaran itu dapat memotivasi siswa untuk belajar. Dengan adanya motivasi, maka siswa akan lebih antusias dalam belajar.

Realitas di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa yang kurang memiliki kemauan belajar yang tinggi. Asumsi peneliti kurangnya motivasi belajar siswa ini disebabkan monotonnya suasana dalam pembelajaran, guru kurang kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran, ada juga guru yang hanya memberikan catatan saja tanpa menjelaskan isi dari pelajaran tersebut sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti materi yang disampaikan oleh guru.

Untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan motivasi yang baik pula (Sardiman 1990: 77). Dalam kaitannya dengan pembelajaran, guru memegang peranan yang amat penting untuk menciptakan kondisi atau proses yang mengarahkan siswa pada aktivitas belajar yang bermakna. Bagaimana guru melakukan usaha-usaha untuk menumbuhkan dan memberi motivasi agar siswa terdorong untuk melakukan aktivitas belajar dengan baik menjadi dorongan peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul “ Tingkat Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Deskriptif pada Siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo, Tahun Ajaran 2015/2016)”


(22)

B. Identifikasi Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasi beberapa masalah antara lain:

1. Guru kurang kreatif dalam merancang pembelajaran sehingga tidak memotivasi siswa untuk belajar.

2. Proses pembelajaran masih berpusat pada Guru/monoton.

3. Siswa kurang antusias/bosan dalam mengikuti proses pembelajaran C. Pembatasan Masalah

Agar penelitian tidak terlalu luas, maka peneliti membatasi masalah sesuai judul. Adapun permasalahan yang akan dibahas secara lebih mendalam adalah: persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah tersebut maka perumusan masalah sebagai berikut:

1. Seberapa positif tingkat persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016?”

2. Butir instrument mana saja yang memperoleh skor rendah sebagai dasar pemberian layanan konsultasi dari guru BK kepada guru mata pelajaran?


(23)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan tingkat persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016.

2. Mengidentifikasi butir instrumen yang memperoleh skor rendah sebagai dasar pemberian layanan konsultasi dari guru BK kepada guru mata pelajaran.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini yaitu: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan untuk menambah wawasan, di bidang bimbingan dan konseling khususnya dalam memberikan motivasi belajar siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Hasil penelitian ini kiranya menjadikan bahan refleksi dalam memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar. Sehingga tujuan pengajaran yang diharapkan dapat tercapai.


(24)

b. Bagi siswa

Dengan melihat usaha yang dilakukan guru, siswa dapat termotivasi untuk belajar secara tekun sehingga memperoleh hasil yang baik.

c. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

d. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini menjadi masukan yang sangat berharga untuk memahami dan mengembangkan kompetensi sebagai calon guru

G. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini, yaitu: 1. Persepsi merupakan pandangan atau penilaian yang dilakukan seseorang

terhadap suatu obyek. Penilaian pribadi seseorang untuk sebuah obyek yang sama bisa berbeda tergantung dari kecakapan dan kepribadian masing-masing.

2. Usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar merupakan suatu cara yang ditempuh guru untuk menggerakkan atau memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauan untuk meningkatkan belajarnya. Terlebih bagi siswa yang kurang mempunyai motivasi untuk belajar.


(25)

3. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Siswa akan giat belajar jika ia mempunyai motivasi untuk belajar. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya akan sulit untuk berhasil, Sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan, terlebih bagi siswa yang kurang memiliki motivasi dari dalam dirinya. Disini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta didik sehingga ia mau belajar.


(26)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan hakikat persepsi, hakikat guru, hakikat motivasi belajar, hakikat siswa, kajian penelitian yang relevan, dan kerangka pikir.

A. Hakikat Persepsi

1. Pengertian persepsi

Persepsi merupakan cerminan pribadi seseorang dalam interaksinya dengan lingkungan. Ada beberapa pengertian tentang persepsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:358) persepsi adalah sebagai tanggapan proses seseorang megetahui beberapa hal melalui panca indera. Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia.

Persepsi merupakan suatu proses yang digunakan individu untuk mengelola dan menafsirkan pesan indera dari lingkungan dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan dengan cara mengorganisir dan menginterpretasi sehingga akan mempengaruhi perilaku individu (Robbins 2003). Pengertian tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Walgito (2003: 45) bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Proses yang dimaksud yaitu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui panca indera dan diteruskan oleh syaraf ke otak sebagai pusat susunan syaraf. Stimulus yang diterima oleh individu


(27)

tersebut kemudian diorganisasikan, diinterpretasikan sehingga individu menyadari apa yang diinderanya itu.

Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar, peraba, perasa, penciuman (Slameto, 2003 : 102). Hal senada diungkapkan oleh Winkel (1983 :30) bahwa “persepsi adalah kecenderungan dalam diri subjek untuk menerima atau menolak suatu subjek itu sebagai subjek berharga“. Manusia secara umum menerima informasi dari lingkungan lewat proses yang sama, oleh karena itu dalam memahami persepsi harus ada proses dimana ada informasi yang diperoleh lewat memori organisme yang hidup.

Siswa yang merupakan subjek dalam proses belajar mengajar ketika pada saat siswa mendapatkan pengajaran yang diberikan oleh seorang guru, maka siswa akan mengolah sesuatu yang dilihat dan dirasakannya, lalu disampaikan ke otak sehingga mereka mempunyai pendapat tentang sesuatu yang dilihatnya itu. Apabila yang dilihatnya menurut mereka tidak bagus maka menimbulkan persepsi yang tidak bagus pula, begitupun sebaliknya apabila yang dilihatnya menurut mereka bagus maka akan menimbulkan persepsi yang bagus pula.

2. Proses Terjadinya Persepsi

Menurut Walgito (2007:71), terjadinya persepsi pada individu tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses. Proses persepsi adalah


(28)

peristiwa dua arah, yaitu sebagai hasil aksi dan reaksi. Agar terjadi reaksi, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu:

a. Adanya obyek yang dipersepsi.

b. Adanya indera atau resepsi, yaitu indera untuk menerima stimulus. c. Untuk menyadari atau mengadakan persepsi sesuatu diperlukan pula

adanya perhatian.

Proses terbentuknya persepsi ada tiga tahap, yaitu tahap fisik, fisiologis, dan psikologis. Adapun tahap-tahap yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:

a. Proses fisik maksudnya adalah tanggapan tersebut dimulai dengan obyek yang menimbulkan stimulus dan akhirnya stimulus itu mengenai alat indera atau reseptor.

b. Proses fisiologis yang dimaksud dengan proses fisiologis yaitu stimulus yang diterima oleh alat indera kemudian dilanjutkan oleh syaraf sensorik ke otak.

c. Proses psikologis yang dimaksud dengan proses psikologis adalah proses yang terjadi dalam otak sehingga seseorang dapat menyadari apa yang diterima dengan reseptor itu, sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterimanya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses persepsi terbentuk karena adanya 2 aspek, yaitu:


(29)

a) Kognitif (Berpikir, pengalaman)

Dalam proses kognitif, kita akan membandingkan situasi tersebut dengan pengalaman kita sebelumnya atau sesuatu yang pernah kita baca. Hal ini berarti bahwa persepsi bergantung pada pengalaman dan memori yang kita miliki.

b) Afektif (Emosional)

Komponen afektif merupakan bagaimana perasaan kita mengenai suatu situasi. Perasaan yang kita miliki ini akan mempengaruhi persepsi kita tentang situasi tersebut.

3. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Irwanto, dkk (1988) ada empat faktor yang mempengaruhi persepsi sebagai berikut.

a. Perhatian yang selektif

Perhatian adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas mental. Perhatian melibatkan proses seleksi terhadap beberapa obyek yang hadir pada saat yang bersangkutan, kemudian pada saat yang bersamaan pula seseorang memilih hanya satu obyek, sementara objek-objek yang lain diabaikan.

Suatu rangsang mendapat perhatian dari individu, maka rangsang tersebut akan disadari dan ditanggapi dengan cepat oleh individu tersebut. Rangsang yang kurang mendapat perhatian akan kurang disadari dan kurang ditanggapi. Semakin besar perhatian seseorang, semakin besar kesadarannya


(30)

akan rangsang itu dan semakin besar pula kemungkinan orang yang bersangkutan menanggapinya. Semakin kecil perhatian seseorang, semakin kecil kesadarannya akan rangsang yang bersangkutan dan semakin kecil pula kemungkinan individu untuk menanggapinya.

b. Sifat-sifat rangsang

Rangsang yang bergerak akan lebih menarik perhatian bagi seseorang daripada rangsang yang diam. Seseorang akan menaruh perhatian pada rangsang yang ukurannya lebih besar daripada rangsang yang ukurannya kecil. Rangsang yang akan lebih mendapat perhatian seseorang adalah rangsang yang berlatar belakang kontras daripada yang berlatar belakang biasa.

c. Nilai-nilai dan kebutuhan individu

Persepsi juga ditentukan oleh sejauh mana rangsang itu bernilai bagi seseorang dengan kebutuhannya. Nilai yang dianut dan kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi. Walaupun rangsang yang dihadirkan pada dua orang sama, namun persepsi yang terjadi bisa jadi berbeda karena perbedaan nilai dan kebutuhannya.

d. Pengalaman terdahulu

Perhatian seseorang terhadap rangsang turut ditentukan oleh pengalaman akan rangsang yang dimiliki sebelumnya. Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi bagaimana orang mempersepsikan dunianya.


(31)

Dari teori-teori diatas dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi siswa adalah pandangan atau penilaian siswa atas segala apa yang dilihat dan dirasakan oleh panca indera terhadap suatu objek tertentu.

B. Hakikat Guru

1. Pengertian Guru

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 377) yang dimaksud dengan guru adalah orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar. Pengertian di atas masih sangat umum, maka perlu melihat definisi-definisi lain agar lebih jelas pengertian tentang seorang guru.

Suparlan dalam bukunya yang berjudul Menjadi Guru Efektif, mengungkapkan hal yang berbeda tentang pengertian guru. Menurut Suparlan (2008: 12), guru dapat diartikan sebagai orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek lainnya. Namun suparlan menambahkan juga bahwa secara legal guru adalah seorang yang memperoleh Surat Keputusan (SK) baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk mengajar.

Menurut Imran (2010: 23), guru adalah jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya seperti mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan menengah.


(32)

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa guru adalah seseorang yang telah memperoleh Surat Keputusan (SK) baik dari pihak swasta atau pemerintah untuk menggeluti profesi yang memerlukan keahlian khusus dalam tugas utamanya untuk mendidik dan mengajar siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan menengah yang tujuan utamanya untuk mencerdaskan bangsa dalam semua aspek.

2. Peran dan Tugas Guru

Suatu peran selalu berbeda dengan peran lainnya, tidak mungkin ada peran yang sama persis. Peran memberikan cap atas pola tingkah laku pemegangnya. Pandangan tentang peran akan menentukan seberapa jauh peran menjadi terinternalisasikan. Ada banyak peran dan tugas guru. Syaiful (2003:43) berpendapat bahwa peran guru adalah sebagai berikut: 1) Korektor artinya guru harus bisa membedakan mana nilai yang baik dan

mana nilai yang tidak baik.

2) Inspirator artinya bahwa guru harus dapat memberi ilham yang baik bagi kemajuan belajar siswa.

3) Informator artinya guru harus dapat memberikan informasi kepada siswa tentang perkembangan pengetahuan dan teknologi, disamping mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum.


(33)

4) Organisator artinya bahwa guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya.

5) Motivator artinya bahwa guru hendaknya dapat mendorong siswa agar selalu bersemangat untuk belajar.

6) Inisiator artinya guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide untuk kemajuan sekolah terutama dalam proses belajar mengajar.

7) Fasilitator artinya bahwa guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa lebih mudah untuk belajar.

8) Pembimbing artinya guru harus mampu membimbing siswa terutama siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

9) Demonstrator artinya bahwa guru harus mampu membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam pelajaran dengan memberi contoh tentang pelajaran tersebut sehingga siswa lebih mudah memahami.

10) Pengelola kelas artinya guru hendaknya mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif sehingga menyenangkan bagi siswa untuk belajar. 11) Mediator artinya guru hendaknya memiliki pengetahuan yang luas tentang

media pendidikan.

12) Supervisor artinya bahwa guru hendaknya dapat membantu perkembangan sekolah, memperbaiki, dan menilai secara kritis tentang proses pengajaran yang membangun perkembangan pendidikan.

13) Evaluator artinya guru dituntut untuk mampu memberi penilaian secara obyektif dan jujur sesuai dengan realitas yang ada.


(34)

3. Usaha Guru Membangkitkan Motivasi Belajar

Usaha mengandung pengertian kegiatan dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu . Dalam pembelajaran, seorang guru menggunakan usaha-usaha atau cara-cara tertentu untuk menyampaikan materi yang akan disampaikan guna menciptakan situasi kegiatan belajar mengajar yang kondusif dimana siswa dapat mempersepsi materi dengan baik.

Guru sebagai motivator mempunyai peranan untuk memberikan motivasi didalam proses pembelajaran. Peran guru sebagai motivator sangat penting dalam rangka meningkatkan kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus mampu memberikan rangsangan, dorongan serta reinforcement untuk mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga akan terjadi dinamika dalam proses belajar.

Peran dan tugas guru amat sangat penting, terutama peran guru dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar dan hasil belajar siswa sebagian besar ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Dalam proses pembelajaran di kelas, ketika ada siswa yang kurang berminat dalam belajar itulah sebagai pertanda bahwa siswa tersebut tidak mempunyai motivasi belajar. Kekurangan motivasi intrinsik tersebut merupakan masalah yang memerlukan bantuan yang tidak dapat ditunda-tunda. Maka guru perlu memberikan suntikan dalam bentuk motivasi


(35)

ekstrinsik, sehingga dengan bantuan itu siswa dapat keluar dari kesulitan belajar. Menurut De Decce dan Grawford (dalam Djamarah, 2008: 169), ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar siswa, yaitu:

a. Guru harus menggairahkan peserta didik, artinya guru harus menghindari hal-hal yang monoton dan membosankan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan perlu bervariasi misalnya kerja kelompok, diskusi.

b. Memberikan harapan realistis, artinya guru harus memelihara harapan-harapan siswa yang realistis dan memodifikasi harapan-harapan-harapan-harapan yang kurang atau tidak realistis. Harapan yang diberikan tentu saja yang dapat dijangkau.

c. Memberikan insentif, artinya guru diharapkan memberikan hadiah kepada siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan sebagainya) atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan pembelajaran.

d. Mengarahkan perilaku siswa, artinya guru harus memberikan respon terhadap siswa yang tidak terlibat secara langsung dalam pembelajaran agar berpartisipasi aktif. Anak didik yang diam, yang membuat keributan, dan yang berbicara semaunya harus diberi teguran secara arif dan bijaksana. Cara mengarahkan perilaku anak didik adalah dengan memberikan penugasan, bergerak mendekati, memberikan hukuman yang


(36)

mendidik, menegur dengan sikap yang lemah lembut dan dengan perkataan yang baik dan ramah.

Berkaitan dengan usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, Djamarah (2008:158) menjelaskan ada beberapa bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan dalam mengarahkan belajar siswa di kelas, diantaranya yaitu:

a. Memberi nilai/angka

Angka yang dimaksud adalah sebagai simbol atau nilai dari hasil aktivitas belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup memberikan rangsangan kepada anak didik untuk mempertahankan atau meningkatkan prestasi belajar di masa mendatang.

b. Memberi hadiah pada siswa yang berprestasi

Memberikan hadiah untuk siswa yang berprestasi, akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar lebih giat lagi. Disamping itu, siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk bisa mengejar siswa yang berprestasi. c. Kompetisi/saingan

Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

1) Pemberian tugas yang dapat melatih siswa bertanggung jawab

Menumbuhkan kesadaran kepada anak didik agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai suatu tantangan sehingga


(37)

bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri. Maka seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. Penyelesaian tugas dengan baik adalah simbol kebanggan dan harga diri.

2) Memberi ulangan sebagai sarana untuk meningkatkan prestasi belajar Ulangan merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi anak didik agar lebih giat belajar. Namun demikian, ulangan tidak selamanya dapat digunakan sebagai alat motivasi. Ulangan akan menjadi alat motivasi bila dilakukan secara akurat dengan teknik dan strategi yang sistematis.

3) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil, anak didik terdorong untuk belajar lebih giat. Apalagi jika anak mengetahui hasil belajarnya mengalami kemajuan maka anak didik akan mempertahankan atau bahkan meningkatkan intensitas belajarnya guna memperoleh hasil yang lebih baik.

4) Memberi pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Guru dapat menggunakan pujian untuk keberhasilan siswa mengerjakan pekerjaan rumah.


(38)

5) Memberi hukuman yang mendidik

Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. 6) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang tersedia di dalam diri anak didik. Maka potensi tersebut harus ditumbuhsuburkan dengan menyediakan lingkungan belajar yang kreatif. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan supaya hasrat untuk belajar berubah menjadi perilaku belajar.

7) Menumbuhkan minat siswa

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Guru perlu membangkitkan minat anak didik agar pelajaran yang diberikan mudah dipahami oleh anak didik.

8) Tujuan yang diakui

Tujuan yang diakui dan diterima baik oleh anak didik merupakan alat motivasi yang sangat penting dalam proses belajar mengajar, karena dengan memahami tujuan yang harus dicapai akan sangat berguna bagi anak sehingga menimbulkan gairah untuk terus belajar.


(39)

C. Hakikat Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Siswa belajar karena didorong oleh kekuatan mental yang berupa keinginan, perhatian, kemauan, cita-cita. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi dalam belajar tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Banyak ahli yang sudah mengemukakan pengertian motivasi dengan berbagai sudut pandang mereka masing-masing.

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha,berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003).

Pendapat tentang motivasi juga dikemukakan oleh Sardiman (2007 :75), dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai. Motivasi merupakan suatu kondisi dalam diri individu atau peserta didik yang mendorong atau menggerakkan individu atau peserta didik melakukan kegiatan mencapai sesuatu tujuan (Nana


(40)

Syaodih Sukmadinata, 2007: 381). Menurut Oemar Hamalik (2005: 158) motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam hal belajar motivasi diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Mc. Donald motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction (Oemar Hamalik, 2005: 158).

Menurut Santrock, (2007) motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock,). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000).

Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu


(41)

yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan daya penggerak dari dalam dan didalam subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan, akan tetapi motivasi manusia tidak selalu timbul dengan sendirinya. Motivasi dapat ditimbulkan, dikembangkan, dan diperkuat. Makin kuat motivasi seseorang, makin ketat pula usahanya untuk mencapai tujuan. Motivasi berkembang sesuai dengan taraf kesadaran seseorang akan tujuan yang hendak dicapainya.

2. Aspek-Aspek Motivasi Belajar

Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yang dikemukakan oleh Santrock (2007), yaitu:

a. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik sering


(42)

dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian.

b. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. 3. Fungsi Motivasi dalam belajar

Menurut Sardiman (2005 :84), ada tiga fungsi motivasi yaitu:

a. Mendorong untuk berbuat

Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perbuatan

Motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.


(43)

c. Menyeleksi perbuatan.

Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang harus di kerjakan dan yang sesuai guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

D. Hakikat Remaja

1. Pengertian Remaja

Menurut (Hurlock, 1980) istilah adolesence atau remaja berasal dari bahasa Latin (adolescence) yang berarti “ tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa”. Istilah adolescene mempunyai arti yang lebih luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik.

Menurut Piaget (1980) remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.

2. Karakteristik Umum Perkembangan Remaja

Menurut Desmita (2009), anak usia Sekolah Menengah Pertama (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP, yaitu:

a. Terjadi ketidak seimbangan proporsi tinggi dan berat badan. b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.


(44)

c. Kecenderungan ambivalensi antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.

d. Senang membandingkan kedah-kaedah nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.

e. Mulai mempertanyakan secara skeptic mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan Tuan.

f. Reaksi dan ekspresi masih labil.

g. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku dari diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.

h. Kecenderungan minat dan pilihan karier relative sudah jelas.

3. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja

Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa remaja menurut Hurlock (1991) adalah berusaha:

1. Mampu menerima keadaan fisiknya.

2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.

3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis.


(45)

5. Mencapai kemandirian ekonomi.

6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat. 7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan

orang tua.

8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.

9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.

10.Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupankeluarga.

E. Kajian Penelitian yang Relevan

Mayang Anggrian (2011) melakukan penelitian berjudul usaha guru memotivasi siswa kelas VII dalam pembelajaran menggambar bentuk di SMP Negeri I Blitar. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan usaha guru di sekolah tersebut dalam memotivasi belajar siswa pada pembelajaran menggambar bentuk. Usaha tersebut ditinjau dari rencana dan metode pembelajaran, media, serta evaluasi yang digunakan oleh guru. penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriftif kualitatif dengan sumber data berupa guru seni rupa di SMP 1 Blitar, dengan sampel pendukung seluruh siswa kelas VII. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usaha guru dari aspek rencana dan metode pembelajaran menggunakan perangkat ajar dengan pendekatan CTL dan memanfaatkan metode karya cipta terarah (mencontoh gelas, guci, vas bunga dan lain lain


(46)

dengan arahan guru). Sedangkan dari aspek media, guru menggunakan benda dan contoh gambar di whiteboard sebagai model. Usaha guru dalam aspek- aspek tersebut telah mampu memacu motivasi belajar sebagian besar siswa kelas VII di SMP Negeri1Blitar. Sebanyak72% siswa telah tuntas belajar, sedangkan angket tanggapan siswa menunjukkan respon yang baik atas usaha-usaha yang telah dilakukan oleh guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

Selain itu Wahyu Wijayanti melakukan penelitian dengan judul usaha guru dalam membangkitkan motivasi belajar siswa SMA Negeri 1 Godean tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui usaha-usaha apa saja yang dilakukan guru matematika untuk membangkitkan motivasi belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Godean. (2) mengetahui bentuk usaha yang paling banyak dilakukan oleh guru matematika untuk membangkitkan motivasi belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Godean. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi, pemberian angket kepada siswa, wawancara dan dokumentasi.

Dua jenis penelitian yang relevan dengan skripsi peneliti, analisa mengenai kedua skripsi penelitian dan hubungannya dengan penelitian ini, keterkaitannya karena variabel dalam kedua penelitian tersebut termasuk dalam dua komponen variabel dalam penelitian ini yaitu usaha guru dan memotivasi siswa. Menumbuhkan motivasi belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan kemampuan dan kemauan belajar. Guru sebagai orang yang membelajarkan siswa sangat berkepentingan dengan


(47)

masalah ini. Sehingga sebagai guru atau calon guru sebisa mungkin harus selalu berupaya untuk dapat meningkatkan motivasi belajar terlebih bagi siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar.

F. Kerangka Pikir

Pembelajaran merupakan kegiatan pokok dari keseluruhan proses pendidikan. Berhasil tidaknya tujuan pendidikan yang dicapai tergantung dari berhasil tidaknya proses pembelajaran yang dialami peserta didik. Akan tetapi hal tersebut tidak terlepas dari faktor pendukungnya yaitu guru, siswa, strategi pengajaran serta fasilitas penunjangnya. Dari beberapa faktor tersebut, guru dalam kegiatan proses pembelajaran di sekolah menempati kedudukan yang sangat penting dan tanpa mengabaikan faktor penunjang yang lain, guru sebagai subyek pendidikan sangat menentukan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Meskipun fasilitas pendidikannya lengkap dan canggih, namun bila tidak ditunjang oleh keberadaan guru yang berkualitas sehingga dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, maka tidak akan menimbulkan proses pembelajaran yang maksimal.

Dalam usaha membangkitkan motivasi belajar tidak cukup hanya mengandalkan kesadaran dari siswa itu sendiri, melainkan dari usaha seorang guru yang memiliki keinginan yang kuat untuk membangkitkan motivasi belajar. Hal ini bertujuan untuk membantu siswa dalam belajar sehingga mencapai hasil yang memuaskan, karena motivasi merupakan komponen penting dalam pembelajaran yakni sebagai daya penggerak


(48)

siswa untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan terus rajin belajar, penuh semangat, tidak cepat bosan, dan selalu berusaha berprestasi. Oleh karena itu menjadi kewajiban para guru untuk melakukan usaha yang dapat menumbuhkan motivasi belajar. Dengan berbagai macam usaha dalam membangkitkan motivasi belajar diharapkan guru dapat menarik minat siswa agar motivasinya semakin kuat karena hasil pembelajaran akan memuaskan apabila didasari dengan adanya motivasi.


(49)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan beberapa hal yang berkaitan dengan metodologi penelitian, antara lain jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian,subyek penelitian, teknik dan instrument pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, prosedur penyusunan alat, dan teknik analisis data.

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Furchan (2004:39) metode deskriptif adalah suatu metode yang menggambarkan dan menafsirkan keadaan suatu obyek pada masa sekarang. Tujuan penelitian deskriptif adalah melukiskan variabel atau kondisi ”apa adanya” dalam satu situasi (Furchan 2007:450). Penelitian ini bertujuan mengetahui dan memperoleh data persepsi siswa tentang usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Xaverius Muara Bungo yang terletak di Jl. RM. Taher Kelurahan pasir putih, Kecamatan Rimbo Tengah, Kabupaten Bungo. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2016 di SMP Xaverius Muara Bungo Jambi.


(50)

C. Subyek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah para siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo, tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 50 siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2010) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa melalui penyebaran kuesioner. Kuesioner merupakan alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawabnya menurut Sugiyono (2011). Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup.

E. Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner mengenai persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Kuesioner yang disusun oleh peneliti didasarkan pada usaha guru dalam memberikan motivasi belajar kepada siswa menurut De Decce dan Grawford (dalam Djamarah, 2008: 169) yaitu menggairahkan anak didik, memberikan harapan realistis, memberikan insentif, dan mengarahkan perilaku anak didik.


(51)

Kuesioner ini menggunakan skala likert, dengan empat kategori penilaian yang kemudian dinyatakan dalam bentuk skor sebagai berikut: Sangat Setuju (SS), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan dari tiap-tiap indikator dapat berupa pernyataan yang bersifat positif maupun bersifat negatif dengan tingkat penilaian yang berbeda dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1

Skala Likert favorable dan unfavorabel

No Pernyataan Alternative Jawaban

SS KS TS STS

1 Favorabel 4 3 2 1


(52)

Tabel 2

Kisi Kisi Skala Persepsi Siswa Terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.

No Aspek-Aspek Usaha Guru memotivasi siswa

Indikator No Butir Jml

Favorable unfavorable

1 Menggairahkan anak didik

a. Menggunakan media atau alat peraga agar siswa dapat memahami pelajaran yang diajarkan dan bersemangat untuk belajar.

1,2 3,4 4

b. Menciptakan suasana belajar di kelas yang nyaman dan menarik untuk merangsang dan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

5,6,7 8,9 5

c. Memperjelas tujuan yang dicapai agar siswa bersemangat untuk belajar

10,11 12,13 4

d. Persaingan/kompetisi 14,15 16,17 4

2 Memberikan harapan realistis

a. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berhasil dalam belajar

18,19 20,21 4

b. Memperlihatkan kemajuan belajar yang dicapai oleh siswa

22,23 24,25 4

3 Memberikan

reward

a. Memberikan pujian kepada siswa yang berhasil dalam belajar

26,27,28, 29,30 5

b. Memberi angka/nilai atas pekerjaan siswa segera mungkin

31,32 33,34 4

c. Memberikan hadiah atas keberhasilan siswa

35,36 37,38 4

4 Mengarahkan perilaku siswa

a. Memberikan hukuman yang mendidik

39,40,41 42,43,44 6

b. Memberikan penugasan, bergerak mendekati

45,46,47 48,49,50 6

c. Menegur dengan sikap lembut, perkataan yang baik dan ramah

51,52,53 54,55 5


(53)

F. Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas suatu instrument penelitian adalah derajat yang menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto,2009: 122). Uji validitas item dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang disusun dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang akan diukur. Semakin tinggi nilai validitas item menunjukkan semakin valid instrument tersebut digunakan dilapangan. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi adalah validitas yang mempertanyakan bagaimana kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan deskripsi masalah yang akan diteliti (Nurgiyantoro,2009). Instrument yang valid berarti instrument yang digunakan dapat mengukur variable yang digunakan.

Pemeriksaan keterpenuhan validitas isi didasarkan pada pertimbangan yang dilakukan oleh seorang ahli (expert judgement), guna menelaah secara logis kesesuaian dan ketepatan rumusan setiap butir pernyataan kuesioner agar setiap item pernyataan yang dibuat tepat dengan aspek tujuan dan isi indikator atributnya sebagaimana dikonstruk dalam kisi-kisi instrumen, sehingga dapat dinyatakan baik (Nurgiyantoro,2009). Teknik uji yang digunakan adalah dengan cara pengukuran validitas item persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa adalah SPSS yang bertujuan agar pengukurannya lebih efektif. Peneliti menggunakan program SPSS 17 dengan uji pearson Correlation, dengan kriteria suatu


(54)

instrument dikatakan valid jika harga probabilitas yang terungkap dalam Sig.(2-tailed) dibawah 0,05(p < 0,05)

Menurut Arikunto (2002), suatu instrumen yang valid mempunyai tingkat validitas yang tinggi, dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Selanjutnya Arikunto (2002: 160) menjelaskan bahwa untuk menguji tingkat validitas dari kuesioner dengan taraf significan (α 5%) digunakan rumus koefisien korelasi product moment sebagai berikut :

Keterangan:

= korelasi product moment

X = nilai setiap butir Y = nilai dari jumlah butir N = jumlah responden

Koefisien korelasi item diukur menggunakan SPSS versi 17.0 agar perhitungan jadi lebih cepat dan mudah. Menurut Azwar (2012: 95), item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap memuaskan. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dikatakan bahwa item yang valid adalah item yang memiliki nilai korelasi 0,30. Sementara itu, suatu item dikatakan tidak valid jika memiliki nilai korelasi 0,30.


(55)

Dari hasil uji validitas yang dilakukan maka didapatkan 46 item persepsi yang valid dan terdapat 9 item yang tidak valid. Hasil uji validitas menggunakan SPSS dapat di lihat pada lampiran. Hasil validasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 3

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

N o

Aspek-Aspek Usaha Guru memotivasi siswa

Indikator No Butir Item Valid Gugur

1 Menggairahkan anak didik

d. Menggunakan media atau alat peraga agar siswa dapat memehami pelajaran yang diajarkan dan bersemangat untuk belajar.

1,2,3,4

e. Menciptakan suasana belajar dikelas yang nyaman dan menarik untuk merangsang dan membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

5,6,7,8,9 10

f. Memperjelas tujuan yang dicapai agar siswa bersemangat untuk belajar

11,12,13 14

d. Persaingan/kompetisi 15,16,17

2 Memberikan harapan realistis

c. Memberi kesempatan kepada siswa untuk berhasil dalam belajar

18,19, 20,21

d. Memperlihatkan kemajuan belajar yang dicapai oleh siswa

22,23, 24,25

3 Memberikan

reward

d. Memberikan pujian kepada siswa yang berhasil dalam belajar

26,27,28, 29,30

e. Memberi angka/nilai atas pekerjaan siswa segera mungkin

31,32, 33,34,

f. Memberikan hadiah atas keberhasilan siswa

35,36, 37,38


(56)

4 Mengarahkan perilaku siswa

d. Memberikan hukuman yang mendidik

44 39,40,41 42,43, e. Memberikan penugasan,

bergerak mendekati

45,46,47, 48,49,50 f. Menegur dengan sikap

lembut, perkataan yang baik dan ramah

52,53,54 51,55

46 9

2. Reliabilitas

Reliabilitas suatu alat ukur menunjuk pada derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa saja yang diukurnya (Furchan, 2004:310). Suatu tes yang reliabel akan menunjukkan ketepatan dan ketelitian hasil dalam satu atau berbagai pengukuran. Reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan metode belah dua dimana penentuan taraf reliabilitas suatu tes untuk satu kali pengukuran. Hasil tes dianalisis dengan membelah skor selain itu instrument menjadi dua bagian, bagian pertama memuat skor item-item bernomor ganjil dan bagian kedua berasal dari item bernomor genap (Supratiknya, 1998:40).

Peneliti melakukan uji reliabilitas melalui program SPSS 16 dengan uji Alpha Cronbach. Untuk mengetahui kualifikasi dari Alpha Cronbach peneliti melihat koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam satu bilangan dari negative sampai 1,00. Koefisien menurut Masidjo (1995: 55)


(57)

Tabel 4

Kualifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91-1,00 Sangat Tinggi

0,71-0,90 Tinggi

0,41-0,70 Cukup Tinggi

0,21-0,40 Rendah

Negative-0,20 Sangat Rendah

Perhitungan indeks reliabilitas kuesioner siswa menggunakan program computer SPSS, dilakukan dengan menghitung korelasi item ganjil dan item genap dengan menggunakan teknik product moment dari pearson. Hasil perhitungan product moment skor ganjil genap kemudian dikoreksi dengan formula Spearman Brown sebagai berikut: (Masidjo 1995:218)

α =

2[1-

]

Keterangan rumus :

S12 dan S22 : varians skor belahan 1 dan varians skor belahan 2 Sx2 : varians skor skala

Tabel 5

Hasil reliabilitas Kuesioner

Berdasarkan tabel di atas dan hasil perhitungan yang telah dilakukan, dapat dikatakan bahwa taraf reliabilitas instrument penelitian persepsi siswa

2 S 2 S + 2 S x i x Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .947 46


(58)

terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo sebesar 0,947. Maka dapat dikatakan bahwa instrument memiliki taraf reliabilitas tinggi karena berada diantara koefisien reliabilitas antara 0,91- 1.00.

G. Prosedur Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti menghubungi pihak sekolah SMP Xaverius Muara Bungo untuk meminta ijin mengadakan penelitian.

b. Peneliti menyiapkan kuesioner untuk menggali data-data yang dibutuhkan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) menjabarkan aspek-aspek usaha guru meningkatkan motivasi belajar kedalam indikator-indikator.

2) Menyusun butir-butir pernyataan yang sesuai dengan indicator-indikator usaha guru meningkatkan motivasi belajar siswa.

c. Peneliti mengkonsultasikan instrument kepada dosen pembimbing skripsi untuk menelaah kualitas instrument dan memeriksa validitas isi sebelum digunakan untuk penelitian.

d. Meminta surat ijin penelitian pada sekretariat Program Studi BK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang kemudian ditandatangani oleh Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan.

e. Meminta tanda tangan ke wakil Dekan dan cap yang mengesahkan surat tersebut.


(59)

f. Menyerahkan surat ijin ke sekolah SMP Xaverius Muara Bungo

g. Meminta penentuan dan kesepakatan mengenai waktu pelaksanaan penelitian kepada pihak sekolah

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui gambaran persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kategorisasi jenjang ordinal (dalam Azwar (2010: 107-108)). Ada lima kategorisasi yang digunakan yaitu kategori sangat positif, positif, cukup positif, kurang positif, dan sangat tidak positif.

Langkah-langkah teknik analisis data pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Memberi skor pada tiap-tiap item pada setiap kuesioner yang telah diisi

oleh responden dengan mengacu pada norma skoring dari tiap-tiap alternative jawaban sebagaimana telah ditetapkan.

2. Mentabulasikan seluruh data kedalam computer dengan bantuan program Mikrosof Excel kemudian menjumlah total skor dari masing-masing responden.

3. Mengelompokkan tingkat persepsi siswa tentang usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kedalam kategori. Kategorisasi disusun berdasar pada norma kategorisasi yang disusun oleh Azwar (2010).


(60)

Tabel 6

Norma Penggolongan Kategorisasi

Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru Meningkatkan motivasi belajar siswa Norma/Kriteria Skor Kategori

 + 1,5 X Sangat Positif

 + 0,5 X  + 1,5 Positif

 - 0,5 X  + 0,5 Cukup Positif

 - 1,5 X  - 0,5 Kurang Positif X  - 1,5 Sangat Kurang Positif Keterangan:

X maksimum teoritik : Rata-rata Skor total tertinggi X minimum teoritik : Rata-rata Skor total terendah σ : Standar deviasi,yaitu luas jarak

rentangan yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran

µ : Mean teoritik, yaitu rata-rata teoritis dari skor maxsimum

Kategori tersebut menjadi patokan dalam menentukan tinggi rendahnya persepsi siswa terhadap usaha guru meningkatkan motivasi belajar. Kategorisasi subyek penelitian diperoleh melalui perhitungan ( dengan jumlah item 46) sebagai berikut:

X maksimum teoritik : 46 x 4 = 184 X minimum teoritik : 46 x 1 = 46 Luas jarak : 184 – 46 = 138

: 138 : 6 = 23


(61)

penentuan kategorisasi setelah dilakukan perhitungan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 7

Kategori Skor Persepsi Siswa Terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Perhitungan Skor Item Rerata Skor Kategori  + 1,5 X X > 149,5 Sangat Positif

 + 0,5 X  + 1,5 126,5  X  149,5 Positif

 - 0,5 X  + 0,5 103,5  X  126,5 Cukup Positif

 - 1,5 X  - 0,5 80,5  X  103,5 Kurang Positif X  - 1,5 X  80,5 Sangat Kurang

Positif

Kategorisasi ini digunakan sebagai acuan atau norma dalam mengelompokkan subyek dalam kategorisasi atau skala persepsi siswa terhadap usaha guru meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VII SMP .

Selanjutnya kategorisasi butir-butir item penelitian diperoleh melalui perhitungan (n = 50) sebagai berikut :

X maksimum teoritik : 50 x 4 = 200 X minimum teoritik : 50 x 1 = 50 Luas jarak : 200 – 50 = 150 : 150 : 6 = 25

µ : ( 200 + 50) : 2 = 125

Jadi penentuan kategorisasi butir-butir item setelah dilakukan perhitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini.


(62)

Tabel 8

Kategori Skor Item Penelitian Perhitungan Skor

Item

Rerata Skor Kategori

 + 1,5 X X > 162,5 Sangat Tinggi

 + 0,5 X  + 1,5 137,5 X  162,5 Tinggi

 - 0,5 X  + 0,5 112,5 X  137,5 Cukup Tinggi

 - 1,5 X  - 0,5 87,5  X  112,5 Rendah

X  - 1,5 X  87,5 Sangat Rendah

Kategorisasi ini digunakan sebagai acuan dalam pengelompokan skor item dalam kategorisasi atau skala persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar pada siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016.


(63)

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini disajikan pembahasan atas hasil penelitian yang sudah dilakukan, yaitu persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo tahun ajaran 2015/2016

A. Hasil Penelitian

1. Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo. Data mengenai persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo dijaring melalui kuesioner sebagai instrumen dengan 50 siswa.

Tabel 9

Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Rerata Skor Frekuensi Persentase

(%)

Kategori

X > 149,5 46 92 Sangat Positif

126,5  X  149,5 4 8 positif

103,5  X  126,5 0 0 Cukup Positif

80,5  X  103,5 0 0 Kurang Positif

X  80,5 0 0 Sangat Kurang


(64)

Gambar 4.1 Grafik Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Tabel di atas menunjukkan sebanyak 46 subyek (92%) memiliki persepsi sangat positif terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, kemudian pada kategori positif ada 4 subyek (8%). Pada kategori cukup positif, kurang positif, maupun sangat kurang positif adalah nol.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo memiliki persepsi yang sangat positif terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50

sangat positif positif cukup positif kurang positif

sangat kurang positif X > 149,5 , < X≤

149,5

, < X ≤

126,5

, < X ≤

103,5

X ≤ ,

46

4


(65)

2. Butir Item Terendah dari Instrumen Penelitian Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

Hasil Penelitian menunjukkan siswa memiliki persepsi bahwa guru memiliki usaha yang baik dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Namun, untuk keperluan implikatif perbaikan dan peningkatan usaha guru dalam memotivasi belajar siswa diperlukan analisis skor bukti pengukuran persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. Skor butir item instrumen penelitian persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa digolongkan dalam lima kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, sangat rendah.

Dari keseluruhan 46 butir item instrumen penelitian persepsi siswa terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, telah dilakukan pengujian dan telah didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 10

Kategori Butir Item Instrumen Penelitian

Kriteria Penilaian Jumlah Item

X > 162,5 Sangat Tinggi 24 1,2,5,6,7,10,13,16,17,20,21, 24,25,26,29,30,31,34,37,38, 39,40,44,45

137,5 X  162,5 Tinggi 14 8,9,11,14,18,19,27,28,32,33, 36,41,42,43

112,5 X  137,5 Cukup Tinggi 8 3,4,12,15,22,23,35,46 87,5  X  112,5 Rendah 0


(66)

Gambar 4.2. Grafik Kategori Item Aspek Aspek Persepsi Siswa terhadap Usaha Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

Berdasarkan tabel di atas, butir item dari instrumen penelitian persepsi siswa kelas VII SMP Xaverius Muara Bungo terhadap usaha guru dalam meningkatkan motivasi belajar sebanyak 24 item berada pada kategori sangat tinggi. Sebanyak 14 item berada pada kategori tinggi, dan ada 8 item berada pada kategori cukup tinggi, dan tidak ada item yang berada pada kategori rendah maupun sangat rendah.

Maka dapat disimpulkan bahwa intensitas guru SMP Xaverius muara bungo dalam meningkatkan motivasi belajar siswa menurut persepsi siswa pada item tersebut tinggi.

0 5 10 15 20 25

sangat tinggi tinggi

cukup tinggi

rendah

sangat rendah X> 162,5

, < X ≤

162,5 , < X ≤

137,5 87,5<

X≤ , X ≤ ,

24

14

8

0


(1)

N 50 item 14 Pearson Correlation 0.087 gugur

Sig. (2-tailed) 0.546

N 50

item 15 Pearson Correlation ,603(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 16 Pearson Correlation ,603(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 17 Pearson Correlation ,488(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 18 Pearson Correlation ,443(**) valid

Sig. (2-tailed) 0.001

N 50

item 19 Pearson Correlation ,527(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 20 Pearson Correlation ,501(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 21 Pearson Correlation ,526(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 22 Pearson Correlation ,673(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 23 Pearson Correlation ,735(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 24 Pearson Correlation ,638(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 25 Pearson Correlation ,628(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 26 Pearson Correlation ,650(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 27 Pearson Correlation ,666(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 28 Pearson Correlation ,629(**) valid

Sig. (2-tailed) 0


(2)

item 29 Pearson Correlation ,472(**) valid

Sig. (2-tailed) 0.001

N 50

item 30 Pearson Correlation ,554(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 31 Pearson Correlation ,455(**) valid

Sig. (2-tailed) 0.001

N 50

item 32 Pearson Correlation ,825(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 33 Pearson Correlation ,564(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 34 Pearson Correlation ,414(**) valid

Sig. (2-tailed) 0.003

N 50

item 35 Pearson Correlation ,613(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 36 Pearson Correlation ,570(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 37 Pearson Correlation ,472(**) valid

Sig. (2-tailed) 0.001

N 50

item 38 Pearson Correlation ,467(**) valid

Sig. (2-tailed) 0.001

N 50

item 39 Pearson Correlation -0.091 gugur

Sig. (2-tailed) 0.528

N 50

item 40 Pearson Correlation -0.026 gugur

Sig. (2-tailed) 0.859

N 50

item 41 Pearson Correlation 0.056 gugur

Sig. (2-tailed) 0.699

N 50

item 42 Pearson Correlation 0.148 gugur

Sig. (2-tailed) 0.305

N 50

item 43 Pearson Correlation 0.043 gugur

Sig. (2-tailed) 0.766

N 50


(3)

Sig. (2-tailed) 0.033

N 50

item 45 Pearson Correlation ,336(*) valid

Sig. (2-tailed) 0.017

N 50

item 46 Pearson Correlation ,629(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 47 Pearson Correlation ,693(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 48 Pearson Correlation ,562(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 49 Pearson Correlation ,621(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 50 Pearson Correlation ,406(**) valid

Sig. (2-tailed) 0.003

N 50

item 51 Pearson Correlation -0.004 gugur

Sig. (2-tailed) 0.976

N 50

item 52 Pearson Correlation ,391(**) valid

Sig. (2-tailed) 0.005

N 50

item 53 Pearson Correlation ,419(**) valid

Sig. (2-tailed) 0.002

N 50

item 54 Pearson Correlation ,507(**) valid

Sig. (2-tailed) 0

N 50

item 55 Pearson Correlation 0.213 gugur

Sig. (2-tailed) 0.137

N 50

VAR00056 Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)


(4)

Hasil analisis reliabilitas

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 50 100.0

Excludeda 0 .0

Total 50 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


(5)

(6)

4 4 2 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 1 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 2 2 4 3 4 4 4 3 4 2 4 2 188

2 3 1 1 3 2 3 1 1 1 1 1 3 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 1 2 1 2 3 3 1 4 1 3 3 3 3 1 1 2 1 1 1 111

4 4 2 1 3 3 4 1 4 3 2 1 3 1 2 3 4 1 3 3 3 1 1 4 2 3 1 3 4 3 2 4 1 4 1 4 4 4 4 4 4 1 3 2 4 1 157

4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 188

3 4 2 3 4 4 3 2 2 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 2 165

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 1 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 203

4 4 2 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 193

4 4 2 1 4 4 4 4 2 3 3 2 4 3 3 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 195

4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 2 4 2 2 4 4 2 3 4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4 4 4 4 3 2 2 4 4 2 174

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 214

4 4 2 3 4 4 4 2 2 4 3 2 4 2 1 4 3 2 2 4 4 2 2 4 3 4 3 2 4 4 3 2 4 4 2 3 3 4 4 4 2 2 3 3 4 2 172

4 4 3 1 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 1 1 1 190

4 4 1 2 4 3 3 1 1 3 2 2 4 2 2 3 4 1 2 2 4 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 2 3 3 4 4 1 3 4 2 3 3 4 4 2 155

4 4 2 2 4 4 4 3 2 4 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 1 3 4 4 4 1 3 4 4 3 1 4 4 3 1 3 4 4 4 3 3 3 4 3 1 175

4 4 3 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 194

4 4 3 3 4 3 4 2 2 4 2 2 2 4 2 4 4 3 2 4 3 3 3 2 1 4 3 3 3 3 2 2 2 1 1 1 4 4 4 4 2 3 3 3 3 1 160

4 4 2 2 4 4 4 4 1 4 2 1 4 2 3 4 4 2 3 4 4 2 4 3 4 4 2 3 4 3 2 1 4 4 2 3 4 4 4 4 4 2 1 4 4 4 175

4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4 1 1 4 4 4 194

4 4 2 1 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 4 3 2 4 4 4 3 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 1 184

3 3 1 2 3 4 4 2 2 3 2 3 2 3 2 4 4 3 2 4 3 2 1 3 2 3 3 2 4 3 3 2 2 4 1 3 4 4 3 3 2 3 2 4 4 2 160

3 3 2 2 3 4 4 2 2 3 2 3 3 3 2 4 4 4 2 4 3 3 1 3 2 3 3 2 4 3 3 3 2 4 1 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 2 164

4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 1 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 191

4 4 3 2 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 1 2 1 1 1 2 4 1 2 3 3 2 2 1 1 4 3 3 3 4 3 3 3 3 1 155

3 3 1 2 3 4 4 3 2 3 2 2 1 2 1 3 4 3 3 1 2 1 2 3 1 3 3 2 2 2 3 2 1 3 1 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 139

3 3 1 2 3 4 4 3 2 3 2 2 1 2 1 3 4 4 3 1 2 1 2 3 2 3 4 2 3 2 3 3 1 4 1 4 4 3 3 3 4 2 3 4 3 2 150

4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 2 2 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 4 4 2 3 2 4 4 3 177

4 4 3 1 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 2 2 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 187

4 4 2 3 4 4 3 3 2 3 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 2 2 4 4 4 4 2 2 2 4 4 3 171

2 4 1 2 4 4 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3 1 2 2 1 4 2 2 3 3 4 3 3 3 2 145

4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 2 2 190

3 4 1 2 4 4 4 1 2 3 1 1 4 2 1 4 3 4 1 4 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 4 1 4 3 1 1 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 166

4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 3 3 1 2 4 3 4 3 1 4 2 2 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 188

3 4 3 1 4 4 4 3 3 2 3 3 4 2 2 2 4 3 4 4 4 3 4 2 4 3 3 2 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 182

4 4 2 3 4 4 2 2 2 4 2 2 4 2 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 4 4 3 1 3 4 3 1 4 4 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3 2 1 161

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 215

4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 204

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 208

4 4 2 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 2 188

4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 1 194

4 4 2 2 4 4 4 4 3 4 2 2 4 4 2 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 1 3 4 3 3 4 4 3 3 4 1 4 4 4 4 4 4 4 1 183

4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 2 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2 196

4 4 2 2 4 4 4 2 2 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 187

3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 2 2 2 1 1 1 4 3 2 2 4 1 1 3 3 3 2 3 4 2 3 3 1 2 1 1 4 3 1 3 2 1 3 4 4 2 143

4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 194

2 3 3 3 4 3 4 4 2 2 4 4 2 3 2 2 3 3 4 3 3 3 1 2 2 3 3 4 3 2 4 4 1 3 2 1 4 3 4 3 4 3 4 4 4 1 161