Minat beli ulang Kepercayaan dan sikap

2.2.18 Minat beli ulang

Minat beli ulang merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsimenggunakan. Menurut Kinnear dan Taylor 1995 : 306 , minat beli adalah tahap kecenderungan responden untukbertindak sebelum keputusan membeli benar - benar dilaksanakan. Sedangkan minat pembelian ulang merupakan minat pembelian yang didasarkan atas pengalaman pembelian yang telah dilakukan di masa lalu. Hal ini berhubungan dengan sikap pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan, dimana konsumen mengenal masalahnya kemudian langsung mengambil keputusan untuk membeli merek favorit tanpa evaluasi alternatif , evaluasi alternatif hanya terjadi bila merek yang dipilah ternyata tidak sebagus atau sesuai dengan yang diharapkan. Terdapat perbedaan antara pembelian aktual dan minat pembelian. Bila pembelian adalah pembelian yang benar – benar dilakukkan oleh konsumen, maka minat pembelian adalah niat untuk melakukan pembelian pada kesempatan mendatang. Meskipun bukan pembelian yang belum tentu akan digunakan guna memaksimumkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri Kinnear dan Taylor, 1996 : 245 . Minat beli ulang dapat diidentifikasikan melalui indikator – indikator Ferdinand, 2002 : 9 :  Minat transaksional, merupakan kecenderungan untuk melakukan pembelian ulang suatu produk  Minat referensial, kecenderungan konsumen untuk mereferensikan produk kepada orang lain yang dikenal agar turut membeli produk tersebut.  Minat preferensial, kecenderungan untuk memilihnsuatu produk sebagai preferensi pilihan utama pada saat membutuhkan produk yang dibutuhkan.  Minat eksploratif, kcenderungan konsumen untuk selalu mencari informasi mengenai suatu produk untuk mendukung sifat – sifat positif dari produk yang dilanggani tersebut. Minat beli ulang merupakan akibat dari adanya kepuasan pelanggan terhadap pembelian suatu produk jasa yang telah dilakukan sebelumnya. Hal ini dibuktikan oleh penelitian Inman dan Zeelenberg dalam Atmaja, 2007 : 50 yang mengemukakan bahwa jika pengalaman konsumen pada pembelian sebelumnya adalah positif maka konsumen mempunyai kcenderungan untuk mengulangi pembelian dengan memilih merek yang sama pada keputusan pembelian berikutnya. Kepuasan atau ketidakpuasan pembelian dengan produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas untuk selanjutnya ia akan memperhatikan peluang membeli yang lebih tinggi dalam kesempatan berikutnya. Konsumen yang puas juga cenderung mengatakn sesuatu yang baik tentang produk yang bersangkutan kepada orang lain. Penelitian Inman dan Zeelenberg dalam Atmaja, 2007 : 51 juga menemukan bahwa jika ternyata konsumen tersebut mengalami pengalaman yang negatif, penyesalan yang dirasakan konsumen akan lebih kecil ketika pengalaman ini akibat dari keputusan yang berulang Repeat Decision dibandingkan dengan keputusan tersebut akibat dari Switching Decision. Demikian pula sebaliknya, jika pengalaman terdahulu adalah negatif, maka efek dari kepuasan untuk Switch pada pembelian berikutnya akan menimbulkan penyesalan yang lebih kecil dibandingkan keputusan untuk repeat. Hal ini karena konsumen yang switch setidaknya telah mencoba mencegah untuk terjadinya kerugian yang lebih besar, sementara itu konsumen yang memutuskan repeat tdak melakukan apapun meskipun situasi menuntut suatu tindakan pengulangan yang seharusnya diambil Inman dan Zeelenberg dalam Atmaja, 2007 : 51 . Dengan demikian informasi merupakan Hal yang penting dalam pengambilan keputusan untuk repeat purchase dan switch decision. Namun hasil penelitian Inman dan Zeelenberg dalam Atmaja, 2007 : 51 menemukan bahwa jika seorang diminta untuk memilih diantara alternatif dimana tidak tersedia informasi apapun, maka penyesalan yang timbul akan kecil karrena jika tidak ada alasan yang bagus untuk memilih alternatif manapun, maka terdapat sedikit alasan untuk mengalah diri sendiri. Seorang pelanggan dapat saja merasa puas dengan produk tertentu, dan teryata ia juga sama puasnya dengan produk lain yang berbeda merek, dari produsen manapun penjual lain, produk sejenis produk alternatif, dan sebagainya. Namun kepuasan pelanggan yang sebenarnya adalah yang berujung pada tumbuhnya minat beli ulang serta loyalitas pelanggan terhadap produk jasa tertentu. Dan hal ini biasanya terjadi jika pelanggan merasakan manfaat perceived real value benefit sedemikian besarnya, sehingga mereka tidak lagi ingin pindah keproduk jasa atau penjual produk jasa yang lain. Berdasarkan telaah pustaka yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa minat beli ulang konsumen terhadap produk merupakan bagian penting dalam proses adopsi konsumen. Minat beli ulang yang tinggi mencerminkan tingkat kepuasan yang tinggi dari konsumen ketika memutuskan untuk mengadopsi suatu produk. Keputusan untuk mengadopsi atau menolak suatu produk timbul setelah konsumen mencoba produk tersebut dan kemudian timbul rasa suka dan rasa tidak suka terhadap produk. Rasa suka terhadap produk dapat timbul bila konsumen mempunyai presepsi bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas baik dan dapat memenuhi bahkan dapat melebihi keinginan dan harapan konsumen. Tingginya minat beli ulang akan membawa dampak yang positif terhadap keberhasilan produk dipasar.

2.2.19 Pengaruh kegunaan produk terhadap nilai pelanggan