Uji Asumsi Klasik Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

61 b. Dengan nilai T hitung sebesar T hitung =   1 1   Se ……………………………. 3.5 Keterangan :  1 = Koefisien determinasi Se = Standart error Dengan derajat kebebasan n – k – 1 Keterangan : n = Jumlah pengamatan k = Jumlah variabel bebas Ho diterima jika -t tab  t tab, artinya secara parsial variabel bebas tidak terdapat pengaruh terhadap variabel terikat. Ho ditolak jika –t hitung -t tab atau t hit t tab, artinya secara parsial variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat.

3.6.3. Uji Asumsi Klasik

Untuk mendukung keakuratan hasil model regresi, maka perlu dilakukan penelusuran terhadap asumsi klasik yang meliputi asumsi multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Hasil dari asumsi klasik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen Ghozali, 62 2001 : 57. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya, jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance dan menunjukkan adanya kolinieritas yang tinggi. Nilai cut off yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF diatas 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dia tolerir Ghozali, 2001 : 57.

2. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas Santoso, 2002:208. Hal ini bisa diidentifikasi dengan menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas dimana nilai probabilitas yang diperoleh harus lebih besar dari 0,05.

3. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross sectional” Gujarati, 63 1999:201. Jadi dalam model regresi linear diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual Y observasi – Yprediksi pada waktu ke-t e t tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode sebelumnya e t-1 . Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva di bawah ini. Gambar 3. Kurva Durbin Watson Tidak ada autokorelasi positif dan tidak ada autokorelasi negatif dL dU 4 - dU 4 - dL 4 ada auto korelasi positif daerah keragu raguan ada auto korelasi negatif daerah keragu raguan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian 4.1.1. Perkembangan Sektor Perbankan di Indonesia Kondisi dunia perbankan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan ini selain disebabkan oleh perkembangan internal dunia perbankan, juga tidak lepas dari pengaruh perkembangan di luar perbankan seperti sektor riil dalam perekonomian politik, hukum, dan sosial. Lembaga perbankan sebagai lembaga yang berfungsi sebagai penghimpun dana dan menyalurkan dana dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Tujuan tersebut dapat berhasil dengan baik apabila ada lembaga keuangan bank. Salah satu cara memperkecil jarak tersebut adalah dengan memperluas dan menyebarkan lembaga keuangan tersebut kesegala lapisan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran dan harapan terhadap perbankan dapat tercapai, maka perlu diciptakan suatu kondisi yang memungkinkan perbankan dapat melakukan upaya yang maksimal agar misi yang dibebaskan tersebut dapat dipenuhi. Oleh karena itu diperlukan suatu kebijaksanaan yang mendorong perbankan untuk dengan mudah dapat melakukan perluasan usaha. Kebijaksanaan moneter yang 64