Kebijaksanaan Kurs Tinjauan Teoritis Tentang Kurs

48 ini mewujudkan bahwa semakin banyak unit mata uang domestik yang diperlukan untuk membeli satu unit mata uang asing karena harga domestik telah meningkat relatif terhadap harga luar negeri dan daya beli internasional mata uang domestik telah turun atau dengan kata lain Rupiah mengalami depresiasi Jamli, 1993 : 204.

2.2.8.3. Kebijaksanaan Kurs

Kebijaksaan kurs mata uang asing dihubungkan dengan tiga sistem dan kebijaksanaan kurs mata uang Kamaluddin, 1987 : 105 yaitu : 1. Sistem Nilai Tukar Tetap Fixed Value System Dalam sistem dan kebijaksanaan nilai tukar tetap, pemerintah atau otoritas moneter negara yang bersangkutan turut campur tangan secara aktif dalam bursa valuta asing dengan membeli atau menjual mata uang dalam negeri atau valuta asing bilamana kurs mata uangnya menyimpang dari nilai tertentu yang relatif ditetapkan. Misalnya, jika relatif terdapat kelebihan penawaran rupiah pada tingkat kurs tetap itu, maka Bank Indonesia harus membeli mata uang rupiah. Hal ini dilakukan dengan menawarkan valuta asing tersebut dengan kurs tetap tersebut. Sebaliknya jika terjadi kelebihan permintaan rupiah pada tingkat kurs tetap, maka hal tersebut dilakukan dengan membeli valuta asing pada kurs yang telah ditetapkan. Oleh karena itu pergeseran dalam permintaan dan penawaran valuta asing atau mata uang dalam negeri dapat menyebabkan fluktuasi dalam besarnya dana yang tersedia pada Bank Sentral, bukan fluktuasi kursnya. 49 2. Sistem Nilai Tukar mengambang Bebas Free Floating Rate System Apabila suatu negara memakai sistem tukar mengambang bebas, Bank Sentral tidaklah campur tangan secara aktif terhadap mata uang valas. Disini nilai tukar suatu mata uang relatif terhadap mata uang negara lain ditentukan sepenuhnya oleh permintaan dan penawaran yang berlangsung di dalam Bursa Valuta Asing. Contohnya jika terjadi kenaikan penawaran mata uang Rupiah secara relatif, sehingga berakibat timbulnya pertambahan permintaan terhadap mata uang asing, hal ini cenderung terjadi penurunan nilai, jika mata uang rupiah relatif tinggi, maka cenderung terjadi kenaikan nilai mata uang rupiah. 3. Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali Managed Floating Rate System Bila suatu negara memakai sistem nilai tukar mengambang terkendali, maka disamping dipengaruhi oleh pasar terdapat juga campur tangan Bank Sentral didalam bursa valuta asing bilamana bank sentral menganggap gerakan dari kurs valuta asing tidak sesuai dengan yang diinginkan atas dasar perhitungan dan pertimbangannya. Misalnya, bila Bank Indonesia tidak perlu mengambil tindakan dan kurs mata uang dibiarkan bergerak kearah nilai keseimbangan baru. Demikian pula, bila Bank Indonesia ingin mematok gerakan kurs valuta asing sehingga tidak bergejolak maka dia membeli atau menjual mata uang 50 yang berkaitan sekedar untuk menyesuaikan kurs secara perlahan ke arah nilai keseimbangan baru. Sebaliknya, bila Bank Indonesia tidak menghendaki perubahan, maka langsung campur tangan dalam bursa valuta asing untuk mempertahankan kurs tertentu yang telah ditetapkan. Pilihan kebijaksanaan tentang hal ini ditentukan oleh pemerintah, biayanya melalui Bank Sentral, dengan memainkan peranannya dalam pasar valuta asing untuk mempengaruhi nilai tukarnya terhadap mata uang dalam negeri.

2.2.8.4. Kebijaksanaan Untuk Mengendalikan Kurs.