94
2. Koefisien Regresi untuk variabel nilai ekspor sebesar 426329,6
yang artinya jika nilai ekspor naik 1, maka jumlah kredit akan naik sebesar 426329,6
Daerah Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan Penolakan Ho
Ho
-2,048 1,880 2,048 Karena -t hitung -2,048 t tabel 1,880 t hitung 2,048 maka
Ho diterima H1 ditolak dan koefisien regresinya positive yang artinya variabel nilai ekspor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
jumlah kredit, sehingga hipotesis ketiga bahwa ” diduga nilai ekspor mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap jumlah kredit
pada perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia teruji kebenarannya.
4.4. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa penelitian yang menganalisis pengaruh tingkat suku bunga, nilai tukar rupiah dan
nilai ekspor terhadap jumlah kredit, hanya variabel ekspor yang
95
berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah kredit, pada variabel tingkat suku bunga berpengaruh terhadap jumlah kredit Y, tidak dapat
diterima dengan tingkat sig = 0,821 0,10 yang dikatakann tidak signifikan positif, dan pada variabel Nilai tukar rupiah X2
berpengaruh terhadap Y, tidak dapat diterima dengan tingkat sig = 0,575 0,10 yang dikatakan tidak signifikan negative.
4.5. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Jumlah kredit
Pada variabel Tingkat Suku Bunga X1 dikatakan tidak berpengaruh secara nyata terhadap jumlah kredit. Hal ini dikarenakan
masyarakat dalam melakukan transaksi kredit sudah tidak lagi memandang pada tingkat suku bunga yang ditetapkan.
Tingkat suku bunga yang juga merupakan salah satu indikator untuk mengendalikan kredit. Kredit yang pengaruhnya besar dalam
mengendalikan pertumbuhan ekonomi dalam suatu negara. Jadi, tinggi dan rendahnya tingkat suku bunga juga akan berdampak pada
perekonomian khususnya dalam bidang perbankan. Karena pada umumnya masyarakat akan melakukan kredit juga
akan melihat pada tingkat suku bunga pada suatu lembaga keuangan bank. Dengan tingkat suku bunga yang dinilai tinggi, akan membuat
masyarakat mengurangi dalam melakukan transaksi kredit, mereka akan lebih berinvestasi lain, daripada melakukan kredit yang nantinya akan
membuat mereka rugi. Namun apabila tingkat suku bunga tersebut
96
rendah, akan dapat mendorong masyarakat dalam melakukan transaksi kredit.
4.6 Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap jumlah kredit
Nilai tukar rupiah biasanya berpengaruh terhadap kredit konsumsi. Hal ini disebabkan dalam sistem dan kebijaksanaan nilai
tukar tetap, pemerintah atau otoritas moneter negara yang bersangkutan turut campur tangan secara aktif dalam bursa valuta asing dengan
membeli atau menjual mata uang dalam negeri atau valuta asing bilamana kurs mata uangnya menyimpang dari nilai tertentu yang relatif
ditetapkan. Misalnya, jika relatif terdapat kelebihan penawaran rupiah pada tingkat kurs tetap itu, maka Bank Indonesia harus membeli mata
uang rupiah. Hal ini dilakukan dengan menawarkan valuta asing tersebut dengan kurs tetap tersebut. Sebaliknya jika terjadi kelebihan
permintaan rupiah pada tingkat kurs tetap, maka hal tersebut dilakukan dengan membeli valuta asing pada kurs yang telah ditetapkanjumlah
kredit konsumsi karena nilai jumlah ekspor mempengaruhi jumlah kredit sehingga dalam hal ini variabel tingkat suku bunga dan nilai
tukar rupiah tidak berpengaruh terhadap jumlah kredit.
4.7 Pengaruh Nilai Ekspor terhadap Jumlah Kredit