Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan resistensi memiliki hubungan negatif yang sangat
rendah, namun subjek dalam penelitian merupakan subjek-subjek yang memiliki persepsi positif terhadap dukungan organisasi serta sikap negatif
terhadap resistensi menghadapi perubahan organisasi. Menurut salah satu Manajer HRD yang instansinya dijadikan subjek penelitian, perusahaan
selalu memenuhi kebutuhan-kebutuhan pegawai seperti BPJS serta adanya bonus-bonus tertentu, tetapi pegawai yang resisten terhadap pekerjaannya
tetap saja ada apabila dari diri pegawai sendiri memang memiliki karakter yang oposan wawancara pribadi, 21 juni 2016. Hal tersebut didukung
oleh salah satu faktor resistensi seseorang untuk berubah yaitu faktor kecenderungan Individu terhadap perubahan. Faktor kecenderungan
individu terhadap perubahan memiliki kecenderungan yang sangat dalam dan sifatnya personal Kreitner dan Kinicki, 2014.
Pada penelitian ini, peneliti juga mencoba melakukan analisis tambahan selain uji hipotesis. Analisis tambahan tersebut adalah dengan
melakukan uji korelasi pada persepsi terhadap dukungan organisasi dan dimensi-dimensi resistensi pegawai dalam melakukan perubahan
organisasi. Uji korelasi antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan dimensi kognitif resistensi pegawai menghadapi perubahan organisasi
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,018 p 0,05 dan koefisien korelasi sebesar -0,146. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi terhadap
dukungan organisasi memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dimensi kognitif resistensi pegawai menghadapi perubahan organisasi meskipun kuat hubungannya tergolong sangat rendah, yaitu diantara 0,00-
0,199 Sugiyono, 2011. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin positif persepsi pegawai terhadapdukungan organisasi,
dimensi kognitif pegawai terhadap resistensi dalam menghadapi perubahan organisasi semakin rendah meskipun dalam tingkatan yang sangat rendah.
Demikian jika persepsi pegawai terhadap dukungan organisasi semakin negatif, makadimensi kognitif pegawai terhadap resistensi dalam
menghadapi perubahan semakin tinggi meskipun dalam tingkatan yang sangat rendah.
Hasil uji korelasi antara persepsi terhadap dukungan organisasi dan dimensi emosional resistensi pegawai menghadapi perubahan organisasi
menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,009 p 0,05 dan koefisien korelasi sebesar -0,163. Hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa
persepsi terhadap dukungan organisasi memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan dimensi emosional resistensi pegawai dalam
menghadapi perubahan organisasi. Berdasarkan analisis tambahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa semakin positif persepsi pegawai
terhadapdukungan organisasi, dimensi emosional pegawai terhadap resistensi dalam menghadapi perubahan organisasi semakin rendah
meskipun dalam tingkatan yang sangat rendah. Demikian jika persepsi pegawai terhadap dukungan organisasi semakin negatif, makadimensi
emosional pegawai terhadap resistensi dalam menghadapi perubahan semakin tinggi meskipun dalam tingkatan yang sangat rendah.
Berdasarkan wawancara pribadi salah satu subjek pada tanggal 23 juni 2016, Subjek menyatakan bahwa dirinya harus selalu memiliki
performa kerja yang baik agar hasil penilaian kerja yang didapat juga baik karena hasil penilaian kerja ini akan dijadikan dasar perusahaan untuk
memberikan bonus. Hal tersebut menunjukkan bahwa persepsi terhadap dukungan organisasi mampu berdampak pada kinerja pegawai dalam
menyelesaikan pekerjaan Rhoades dan Eisenberger, 2002. Subjek juga menjelaskan bahwa dirinya merasa sejahtera dengan apa yang diberikan
oleh perusahaan, tetapi subjek pernah merasa keberatan ketika diperintahkan untuk pindah tempat dengan alasan promosi. Subjek merasa
keberatan karena harus meninggalkan keluarga. Pada akhirnya subjek tetap menerima promosi karena adanya kompensasi besar yang diberikan oleh
perusahaan wawancara pribadi, 23 juni 2016. Hasil wawancara subjek menunjukkan ketika subjek berhadapan
dengan situasi yang menuntut perubahan, subjek memiliki kepercayaan yang mengekspresikan evaluasi positif atau negatif dari ekstrimitas yang
lebih besar atau lebih kecil, bahkan terkadang benar-benar netral dalam konten evaluasi subjek Eagly dan Chaiken dalam Piderit, 2000. Selain
itu, subjek juga melibatkan perasaan dalam memberikan respon terhadap perubahan Ajzen dalam Piderit, 2000.
Pembahasan hasil uji hipotesis dan analisis data tambahan menunjukkan bahwa hubungan antara persepsi pegawai terhadap
dukungan organisasi dan resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi memiliki hubungan negatif yang sangat rendah meskipun
signifikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi memiliki interaksi yang kompleks. Dent
dan Goldberg dalam Jordan 2004 bahkan menyatakan bahwa istilah resistensi harus mencerminkan interaksi yang kompleks selama proses
perubahan terjadi. Hasil data penelitian ini hanya dapat digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel persepsi terhadap dukungan organisasi dengan sikap resistensi pegawai dalam menghadapi perubahan organisasi secara
keseluruhan. Berdasarkan hal tersebut peneliti tidak dapat melakukan analisis tambahan terhadap faktor-faktor yang membentuk sikap resistensi
dalam menghadapi perubahan organisasi karena. Faktor-faktor dari sikap resistensi dalam menghadapi perubahan organisasi yang dapat menjadi
analisis tambahan adalah faktor gaya kepemimpinan dan faktor gangguan tradisi budaya dan hubungan kelompok. Faktor-faktor tersebut dapat
menjadi analisis tambahan karena terkait dengan persepsi pegawai terhadap dukungan organisasi.
63