Mengenali sasaran komunikasi Berkomunikasi sesuai

36 k Beri mereka motivasi – Jika orang yang anda hadapi lebih muda atau dalam posisi yang lebih sulit dari anda, mereka mungkin ingin mendengar beberapa pengalaman . Jika anda ingin memiliki hubungan yang sehat dengan orang tersebut maka tentu saja tidak ingin tampak seperti anda memiliki semuanya. Yakinkan mereka bahwa mereka dapat melampaui masalah dan keterbatasan mereka, sehingga mereka akan berharap menjadikan anda sebagai teman yang enak untuk diajak bicara. l Tampil dengan tingkat energi yang sedikit lebih tinggi dibanding orang lain – Umumnya, orang ingin berada disekitar orang-orang yang akan mengangkat mereka, bukannya membawa mereka ke bawah. Jika anda memiliki tingkat energi yang lebih rendah daripada orang lain maka mereka secara alami akan menjauh dari Anda. Untuk mencegah hal ini terjadi tunjukkan dengan suara dan bahasa tubuh anda bahwa anda memiliki tingkat energi yang sedikit lebih tinggi sehingga mereka akan merasa lebih bersemangat dan positif berada di sekitar Anda. Namun jangan juga anda terlalu berlebihan berenergik sehingga menyebabkan orang-orang tampak seperti tidak berdaya. m Sebut nama mereka dengan cara yang menyenangkan telinga mereka – nama seseorang adalah salah satu kata yang memiliki emosional yang sangat kuat bagi mereka. Tapi hal itu belum tentu seberapa sering anda menyebutkan nama seseorang namun lebih pada bagaimana anda mengatakannya. Hal ini dapat membiasakan menyebutkan nama seseorang untuk satu atau dua menit sampai anda merasakan adanya emosional yang kuat. n Tawarkan untuk menjalani hubungan selangkah lebih maju – Ada beberapa hal yang dapat anda lakukan untuk memajukan persahabatan anda dengan seseorang : tawaran untuk makan dengan mereka, berbicara sambil minum kopi, melihat pertandingan olahraga, dll. Meskipun jika orang tersebut tidak menerima tawaran anda mereka akan tetap tersanjung bahwa anda ingin mereka menjalani persahabatan ketingkat yang lebih dalam. Di satu sisi mereka akan memandang anda karena anda memiliki keberanian untuk membangun persahabatan bukan mengharapkan persahabatan yang instan. 37

b. Ketahui tujuan

Tujuan kita berkomunikasi akan sangat menentukan cara kita menyampaikan informasi tentu komunikasi kita bersifat pengumuman. Tetapi bila kita bermaksud membeli atau menjual barang komunikasi kita akan bersifat negosiasi. Lain pula cara kita berkomunikasi apabila tujuan kita untuk menghibur, membujuk, atau sekedar basa-basi.

c. Perhatikan Konteks

Konteks disini bisa berarti keadaan atau lingkungan pada saat berkomunikasi. Pada saat berkomunikasi konteks sangat berperan dalam memperjelas informasi yang disampaikan. Formalitas dalam konteks tertentu juga dapat mempengaruhi cara berkomunikasi seseorang. Gaya komunikasi atasan dan bawahan dilingkungan dunia kerja bahkan komunikasi antar sesama atasan maupun sesama bawahan pasti berbeda. Apabila orang-orang ini bertemu di luar kantor gaya komunikasi diantara mereka akan sangat lain dengan gaya pada saat mereka berada dikantor. Mengirim bunga kepada orang yang berulang tahun atau kepada orang yang kita kasihi akan berbeda maknanya bila disampaikan kepada orang yang sedang berduka. Bahkan jenis bunga yang disampaikanpun membawa pesan atau kesan tersendiri.

d. Pelajari Kultur

Kultur atau budaya, habit atau kebiasaan orang atau masyarakat juga perlu diperhatikan dalam berkomunikasi.

f. Pahami Bahasa

Karena bahasa menunjukkan bangsa artinya bahasa dapat menjadi identitas suatu bangsa. Dengan memahami bahasa orang lain berarti berusaha menghargai orang lain. Tetapi memahami bahasa disini tidak berarti harus memahami semua bahasa yang dipakai oleh mitra bicara kita. Yang lebih penting adalah memahami gaya orang lain berbahasa. Untuk memperjelas pesan yang hendak disampaikan dalam berkomunikasi gunakanlah kalimat- kalimat sederhana yang mudah dipahami. Kalimat panjang dan kompleks seringkali mengaburkan makna. Kepiawaian dalam menggunakan kalimat- kalimat yang sederhana dan tepat dalam berbahasa akan sangat mempengaruhi efektifitas komunikasi kita. 38 1. Melaksanakan Komunikasi dalam Pembelajaran Melaksanakan komunikasi efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatanpermainan yang mendidik a. Proses Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses bukan sesuatu yang bersifat statis. Komunikasi memerlukan tempat yang dinamis sehingga menghasilkan perubahan dalam usaha mencapai hasil yang melibatkan interaksi bersama dalam suatu kelompok. Pengirim pesan melakukan encode yaitu memformulasikan pesan yang akan disampaikannya dalam bentuk code yang sedapat mungkin dapat ditafsirkan oleh penerima pesan. Penerima pesan kemudian menafsirkan atau men-decode code yang disampaikan oleh pengirim pesan. Jika dilihat dari prosesnya komunikasi dibedakan atas komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan bahasa baik bahasa tulis maupun bahasa lisan. Sedangkan komunikasi nonoverbal adalah komunikasi yang menggunakan isyarat, gerak gerik, gambar, lambing, raut muka, dan sejenisnya. Menurut Endang Lestari G 2003 dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi yang Efektif” ada dua model proses komunikasi yaitu : 1 Model linier Model ini menggambarkan sebuah proses yang hanya terdiri dari dua garis lurus dimana proses komunikasi berawal dari komunikator dan berakhir pada komunikan. Berkaitan dengan model ini ada yang dinamakan Formula Laswell. Formula ini merupakan cara untuk menggambarkan sebuah tindakan komunikasi dengan menjawab pertanyaan: who, says what, in wich channel, to whom, dan with what effect. 2 Model sirkuler Model ini ditandai dengan adanya 38unsur38 umpan balik feedback. Pada hakekatnya model sirkuler ini merupakan proses komunikasi yang berlangsung dua arah. Melalui model ini dapat diketahui efektif dan tidaknya suatu komunikasi, karena komunikasi dikatakan efektif apabila terjadi umpan balik dari pihak penerima pesan. Proses komunikasi dapat berlangsung satu arah dan dua arah. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang terjadi adanya arus informasi dua arah, yaitu 39 dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Dalam proses komunikasi yang baik akan terjadi tahapan pemaknaan terhadap pesan meaning yang akan disampaikan oleh komunikator, kemudian komunikator melakukan proses encoding, yaitu interpretasi atau mempersepsikan makna dari pesan tadi, dan selanjutnya dikirim kepada komunikan melalui channel yang dipilih. Pihak komunikan menerima informasi dari pengirim dengan melakukan proses decoding, yaitu menginterpretasi pesan yang diterima, dan kemudian memahaminya sesuai dengan maksud komunikator. Sinkronisasi pemahaman antara komunikan dengan komunikator akan menimbulkan respon yang disebut dengan umpan balik.

b. Desain Pesan dalam Pembelajaran

Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan secara sengaja dan terencana, karena memiliki tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Agar pesan pembelajaran yang ingin ditransformasikan dapat sampai dengan baik, maka perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut; Malcolm sebagaimana disampaikan oleh Abdul Gaffur dalam handout kuliah Teknologi Pendidikan PPs UNY 2006 menyarankan agar pendidik perlu mendesain pesan pembelajaran tersebut dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut : 1 Kesiapan dan motivasi. Kesiapan disini mencakup kesiapan mental dan fisik. Untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam menerima belajar dapat dilakukan dengan pree tes 39atau tes prasyarat. Ada dua jenis motivasi yaitu internal dan eksternal, yang dapat ditumbuhkan dengan pemberian penghargaan, hukuman, serta deskripsi mengenai keuntungan dan kerugian dari pembelajaran yang akan dilakukan. 2 Alat Penarik Perhatian Pada dasarnya perhatian manusia adalah sangat flrksibel dan cenderung sering berubah-ubah. Sehingga dalam mendesain pesan belajar, pendidik harus pandai-pandai membuat daya tarik guna mengendalikan perhatian peserta didik pada saat belajar. Sedangkan penarik perhatian dapat dilakukan melalui: warna, efek , pergerakanperubahan, humor, kejutan, ilustrasi verbal dan visual, serta sesuatu yang aneh. 3 Partisipasi aktif peserta didik