Aktifitas Pembelajaran Rangkuman g teknik audio video perencanaan sistem audio

19

F. Rangkuman

Akustik adalah ilmu bunyi, yang dimaksud bunyi adalah getaran mekanik suatu material. Materi dapat seperti udara bunyi udara, air bunyi air atau benda pejal bunyi benda pejal. Gelombang bunyi memiliki dua besaran, yaitu frekuensi dan amplitudo. Frekuensi bunyi yang dapat didengar manusia 20 Hz hingga 20 kHz. Frekuensi bunyi adalah berapa banyak penebalan dan penipisan partikel udara dalam satu detik berurutan satu sama lain. Banyak ayunan tekanan tiap satuan waktu disebut frekuensi dan akan diamati sebagai nada.Tekanan bunyi p merupakan tekanan berganti yang menumpang pada tekanan udara. Dan penyebaran bunyi melalui penebalan dan penipisan partikel udara, tekanan normal udara diubah secara periodis dalam irama gelombang bunyi Jika ada beberapa sumber bunyi dalam satu daerah, satu sama lain akan terjadi interferensi. Kejadian ini bisa saling menjumlahkan constructive interference atau kedua gelombang bunyi akan saling meniadakan destructive interference. Resonansi merupakan ikut bergetarnya suatu benda karena adanya getaran lain. Lintasan bunyi sampai ke penerima dapat menjalar melalui banyak lintasan, hal ini akan membangkitkan gema. Gema bisa menjadi hal yang positif, membuat bunyi menjadi hidup. Jika waktu gema terlalu panjang, bisa merusak kejelasan informasi.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Guru setelah menyelesaikan latihan dalam modul ini diharapkan mempelajari kembali bagian-bagian yang belum dikuasai dari modul ini untuk dipahami secara mendalam sebagai bekal dalam melaksanakan tugas keprofesian guru dan untuk bekal dalam mencapai hasil pelaksanaan uji kompetensi guru. Setelah mentuntaskan modul ini maka selanjutnya guru dapat mengikuti uji kompetensi. Dalam hal uji kompetensi, jika hasil tidak dapat mencapai batas nilai minimal ketuntasan yang ditetapkan, maka peserta uji kompetensi wajib mengikuti diklat sesuai dengan grade perolehan nilai yang dicapai. 20 21 KEGIATAN PEMBELAJARAN 2: PSIKOAKUSTIK TELINGA MANUSIA

A. Tujuan

Setelah menyelesaikan kegiatan belajar ini, peserta diharapkan dapat; 1. Mengemukakan sifat psikoakustik anatomi telinga manusia 2. Mendimensikan ambang batas daerah dengar telinga manusia

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menerapkan sifat psikoakustik telinga manusia 2. Menampilkan nilai-nilai batas dan daerah dengar telinga manusia

C. Uraian Materi

1. Anatomi dan fungsi telinga manusia

Manusia mendengar bunyi dengan telinganya. Dalam telinga getaran bunyi diubah menjadi perasaan terhadap bunyi. Hal ini membangkitkan kesan bunyi subyektif dalam otak. Gambar 2.1. Susunan telinga Secara anatomi, telinga manusia terdiri dari 3 bagian, telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Telinga luar berfungsi untuk menangkap bunyi, yang kemudian dilalukan ke telinga tengah dan terakhir ke telinga dalam. Telinga dalam merupakan organ pendengaran yang sesungguhnya. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.1 telinga luar yang terdiri dari daun telinga, karena bentuknya seperti itu, sangat baik untuk dapat mengetahui arah dari mana bunyi datang.Pada telinga tengah yang berupa tabung, karena dimensinya, menyebabkan penerimaan yang baik pada frekuensi 3.000Hz.Pada telinga tengah ini mengubah tekanan udara menjadi gerakan mekanis. “Mekanik” terdiri dari “Palu”, landasan, sanggurdi dengan hubungan yang elastis. Bagian mekanis ini mengakibatkan ketidak linieran perasaan bunyi yang didengar. Maksudnya : frekuensi tertentu dilalukan lebih baik dari yang lain. Pada tekanan 22 bunyi yang besar timbul cacat. Telinga dalam yang dimulai gendang telinga. Getaran mekanis diubah menjadi pulsa listrik, yang mana oleh urat syaraf dialirkan ke otak. Pulsa listrik ini mengakibatkan kesan subyektif kuat suara dari bunyi. Dengan melalui sekitar 24.000 saraf yang satu sama lain terisolasi, menghubungkan pulsa listrik yang didapat ke otak. Maka telinga manusia dapat membedakan sekitar 3.000 tingkatan nada, jika dibandingkan dengan piano hanya memiliki 84 nada dan orgen memiliki 108 nada.

2. Ambang dengar dan batas sakit

Telinga manusia mempunyai kepekaan yang luar biasa, selain mampu membedakan nada juga dapat membedakan kuat suara. Serta memiliki kemampuan menangkap frekuensi dari 20 Hz hingga 20.000Hz.Telinga mempunyai kepekaan terbesardalam jangkauan frekuensi dari 1.000Hz sampai 4.000Hz, hal ini ditentukan oleh susunannyakunstruksi telinga. Telinga mulai dapat mendengarkan bunyi dengan tekanan bunyi sebesar 2 10 -4 µbar pada frekuensi 1.000Hz. Saat telinga mulai mendengar disebut sebagai ambang dengar. Tekanan bunyi maksimum telinga dapat mendengar batas sakit pada tekanan bunyi sebesar 200µbar.Dengan demikian telinga mengamati tekanan bunyi dari 2 10 -4 µbar sampai 200µbar atau dalam perbandingan telinga memiliki daerah kepekaan 1:1.000.000. 000 . 000 . 1 1 200 10 2 -4 1    bar bar p p o   Dengan ambang dengar p o =2 10 -4 µbar; dan batas sakit p 1 =200µbar. 3. Kuat Suara Daerah tekanan bunyi yang bisa didengar antara ambang dengar dan batas sakit memiliki 1:10 6 . Dengan nilai sangat lebar ini, perbandingan tekanan bunyi dalam praktiknya digunakan ukuran logaritmis, bukan ukuran linear. Hal ini memiliki kelebihan dalam perhitungan, karena sebuah perkalian dengan logaritmisasi diubah menjadi penjumlahan. Ukuran logaritmis dari sebuah perbandingan diberi satuan Bell, supaya tidak timbul koma dalam pengukuran dan perhitungan maka satuan yang digunakan desi Bell dB atau seper sepuluh Bell. 23 Desi Bell dB merupakan satuan untuk perbandingan, perbandingan ini digunakan referensi standar yang berbeda.Sebagai contoh, dBV digunakan untuk referensi 1Volt, dBm digunakan untuk referensi 1miliWatt. Dalam audio atau akustik digunakan dB SPL Sound Pressure Level sebagai ambang dengar dengan tekanan bunyi p o =2 10 -4 µbar, besaran ini juga disebut sebagai level suara absolut. Besaran 0dB SPL merupakan ambang pendengaran bagi kebanyakan telinga manusia. o p L p log 20  . L = level bunyi dalam dB . p = tekanan bunyi dalam µbar. . p o =tekanan bunyi pada ambang dengar 2 10 -4 µbar Batas sakit pada 1.000 Hz dengan tekanan bunyi p = 200 µbar terletak sekitar 120dB di atas ambang dengar. Manusia tidak langsung merasa tekanan bunyi, yang merupakan besarandapat terukur secara fisika, tapi volume kuat suara. Antara perasaan pendengaran dan tekanan bunyi atau intensitas bunyi terdapat secara pendekatan hubungan logaritmis hukum Weber-Fechne. Gambar 2.2. Ketergantungan tekanan suara dan frekuensi Dengan telah ditetapkan level bunyi absolut dikarenakan ukurannya yang logaritmis juga digunakan sebagai ukuran untuk kuat suara. Sensitifitas kuat suara telinga manusia sangat tergantung dengan frekuensi Gambar 2.2. LdB = Phon o p p log 20   . L = level suara absolut dalam dB  = kuat suara dalam phon . p = tekanan suara dalam µbar. . p o = tekanan bunyi pada ambang dengar 2 10 -4 µbar Kuat suara merupakan logaritma dari faktor perbandingan dari tekanan bunyiterhadap tekanan bunyi ambang dengar. Satuan dari kuat suara adalah Phon  merupakan huruf besar yunani untuk lamda 24 Catatan : Kuat suara dalam Phon sesuai dengan level suara absolut dalam dB pada frekuensi 1.000Hz Dari Gambar 2.2 terlihat bahwa pada kuat suara yang rendah 60Phon kebawah, untuk dapat mendengar sama kerasnya, maka tekanan bunyi dengan frekuensi rendah dan tinggi harus dikuatkan lebih tinggi dari tekanan bunyi pada frekuensi tengahnya. Pada kuat suara yang tinggi 70 Phon keatas, kuat suara merata pada semua daerah frekuensi. Berdasarkan sifat tersebut, maka pada penguat suara untuk mengatur kuat suara volume dikenal dengan pengaturan kuat suara dengan loudness. Pengaturan kuat suara sesuai psikologis.

4. Pengaturan kuat suara sesuai pendengaran

Kuat suara dalam mendengarkan konser, pembicaraan dan sebagainya dalam hall atau dalam ruangan bebas berkisar 70 Phon. Perasaan terhadap kuat suara hampir datar, lihat gambar kurva pada gambar 2.2. Kita dengarkan sebuah konser atau pembicaraan dalam kamar melalui radio atau penguat, kuat suara akan berkisar sekitar 40 phon. Pada 40 phon Phon 70 40 1kHz f kurva koreksi 40Phon kurva yang telah dikoreksi untuk 40Phon Gambar 2.3 . Skematis “ Pengaturan kuat suara sesuai pendengaran” pendengaran sangat bergantung pada frekuensi, maksudnya frekuensi tinggi dan rendah akan sedikit lemah didengar. Suara berfrekuensi rendah dan tinggi pada kuat suara yang rendah harus direproduksi lebih kuat, 100 80 60 40 20 20 30 40 50 60 70 Tahun Usia f=8kHz f=12kHz f=16kHz Gambar 2.4. Penurunan perasaan mendengar untuk frekuensi tinggi dengan bertambahnya usia. pengaturan kuat suara seperti ini disebut pengaturan kuat suara sesuai pendengaran pada radio atau penguat Tinggi nada, warna bunyi frekuensi dari sebuah getaran bunyi dirasakan oleh pendengaran sebagai tinggi nada. Frekuensi terendah yang terdengar terletak pada 20 Hz, sedang