Pengaruh Kepemilikan Saham Institusi terhadap Pengungkapan CSR
63
akibat dari kegiatan operasional perusahaan serta dapat menghindarkan perusahaan dari konflik legitimasi. Dengan berdasar pada teori legitimasi yang menyatakan
bahwa legitimasi organisasi dapat dilihat dari sesuatu yang diberikan oleh masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari
masyarakat. Dengan demikian legitimasi dapat dikatakan sebagai manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup, Ashforth dan Gibbs 1990,
Dowling dan Pfeffer 1975, O’Donovan 2002 dalam Chariri 2011. Perusahaan
dengan ukuran yang besar dituntut untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar agar keberadaan perusahaan dapat diakui oleh masyarakat di
sekitar perusahaan sehingga dengan pengungkapan CSR yang tinggi, tentunya akan berpengaruh positif bagi perusahaan itu sendiri, dan bagi seluruh pihak-pihak yang
berkepentingan.
Perusahaan yang besar memiliki kapasitas produksi yang tinggi dan memiliki jumlah karyawan serta memiliki aset yang banyak cenderung akan dituntut oleh
pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga hal ini akan mendorong pihak manajemen untuk melaksanakan dan mengungkapkan kegiatan sebagai upaya
perusahaan dalam memenuhi tuntutan dari pihak-pihak yang berkepentingan.
Kegiatan dalam hal ini adalah melaksanakan dan mengungkapkan CSR.
Dalam penelitian ini, peneliti menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR. Hal ini mengindikasikan
bahwa perusahaan-perusahaan sampel telah menyadari pentingnya pengungkapan
64
CSR sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap pihak-pihak yang berkepentingan akan kegiatan operasional perusahaan yang dapat mempengaruhi
keadaan tenaga kerja, masyarakat sekitar, dan lingkungan sekitar perusahaan itu berdiri. Hal lain yang dapat menjelaskan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap pengungkapan CSR adalah kemungkinan bahwa perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini telah menaati peraturan yang tercantum pada Undang-
Undang No. 25 Tahun 2007, dan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 yang mengamantkan agarp erusahaan melaksanakan tanggungjawab sosial. Hasil dari
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sembiring 2005 dalam Indah dan Rahmawati 2010, yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap luas pengungungkapan CSR. Menurut Sembiring 2005 dalam Indah dan Rahmawati 2010, terdapat
kemungkinan bahwa perusahaan besar dimiliki oleh para pemegang saham yang terlibat dalam program sosial, dan laporan tahunan akan dijadikan alat yang efisien
untuk menyebarkan informasi ini.