Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Pengungkapan
24
bahwa berapun jumlah rapat yang dilakukan dewan komisaris tidak akan mempengaruhi luas pengungkapan CSR, hal ini dimungkinkan karena rapat-
rapat yang dilakukan oleh dewan komisaris kurang efektif, dikarenakan adanya dominasi suara dari dewan komisaris yang mementingkan kepentingan
pribadi atau kelompoknya sehingga mengkesampingkan kepentingan perusahaan, Muntoro 2006 dalam Waryanto 2010. Penagruh independensi
dewan komisaris terhadap luas pengungkapan CSR juga tidak mempunyai pengaruh yang positif signifikan, hal ini terjadi karena dimungkinkan
pemilihan dan pengangkatan komisaris independen kurang efektif FCGI, 2002 dalam Waryanto 2010. Waryanto 2010 mengutip tulisan dari
Vethanayagam et.al. 2006 dalam Hashim dan Devi 2007 bahwa banyak dewan komisaris tidak mempunyai kemampuan dan tidak dapat menunjukkan
independensinya sehingga fungsi pengawasan tidak berjalan dengan baik.
Pengaruh saham manajerial memiliki arah hubungan yang positif namun tidak signifikan terhadap luas pengungkapan CSR. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa persentase saham yang dimiliki oleh manajer tidak mempengaruhi luas pengungkapan CSR. Hal ini dimungkinkan karena secara
statistik jumlah kepemilikan saham manajerial rata-rata pada perusahaan- perusahaan di Indonesia relatif kecil. Hal ini berarti, dengan kepemilikan
manajerial yang relatif kecil, masih terjadi konflik kepentingan antara pemilik dengan manajer, dimana kepentingan pribadi manajer belum bisa diselaraskan
25
dengan kepentingan perusahaan atau pemilik. Pengaruh kepemilikan saham institusional memiliki hubungan yang signifikan negatif terhadap luas
pengungkapan CSR. Hal ini dikarenakan semakin banyak saham perusahaan yang dimiliki oleh pihak institusi, maka institusi mempunyai kemampuan
untuk melakukan intervensi terhadap jalannya perusahaan dan mengatur proses penyusunan laporan keuangan. Akibatnya manajer terpaksa melakukan
tindakan tertentu demi untuk memenuhi kepentingan pihak-pihak tertentu, diantaranya pemilik, Boediono 2005 dalam Waryanto 2010. Kepemilikan
saham asing dalam penelitian yang dilakukan oleh Waryanto 2010 tidak mempengaruhi luas pengungkapan CSR, hal ini kemungkinan terjadi karena
perusahaan dengan kepemilikan asing di Indonesia secara umum belum mempedulikan masalah lingkungan dan sosial sebagai isu kritis yang harus
secara ekstensif diungkapkan dalam laporan tahunan, Macmmud dan Djaman 2008 dalam Waryanto 2010. Penelitian yang dilakukan oleh Waryanto
2010 menemukan pengaruh yang positif signifikan antara ukuran perusahaan terhadap luas pengungkapan CSR. Hal ini kemungkinan terjadi karena dalam
teori keagenan, apabila ukuran perusahaan lebih besar maka biaya keagenan yang dikeluarkan akan lebih besar, sehingga untuk mengurangi biaya
keagenan tersebut perusahaan akan cenderung mengungkapkan informasi
yang lebih luas.
26