Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
9
perusahaan yang meliputi pengaruh eksternal dalam perusahaan atau kelompok khusus yang fokus pada isu-isu sosial. Model CSR mengikuti perubahan permintaan
sosial dari kelompok non-tradisional. Ulman 1985 dalam Tamba 2011, menyimpulkan bahwa teori stakeholder menyediakan aturan yang tidak sah dalam
pembuatan keputusan strategi perusahaan yang mempelajari dari aktivitas CSR. Hasil dari penelitain Roberts 1992 dalam Tamba 2011 yang menggunakan teori
stakeholder yaitu stakeholder power, strategic posture, dan kinerja ekonomi berhubungan dengan pengungkapan CSR. Hal ini mengidentifikasikan bahwa tingkah
laku investor sebagai salah satu penggunaan laporan keuangan yang dapat mempengaruhi CSR. Sebaliknya investor dalam melakukan investasi dapat
menggunakan CSR sebagai pertimbangan selain menggunakan laba. B.
Teori Legitimacy
Salah satu faktor yang dimasukkan oleh banyak peneliti sebagai motif dibalik pengungkapan informasi sosial dan lingkungan adalah keinginan untuk melegitimasi
operasi organsasi, Deegan 2002 dalam Tamba, 2011, yang dimaksud dengan operasi organisasi dalam penelitian ini adalah operasi perusahaan dengan kepemilikan
institusi dan kepemilikan asing. Kedudukan perusahaan sebagai bagian dari masyarakat ditunjukkan dengan operasi perusahaan yang seringkali mempengaruhi
masyarakat sekitarnya. Eksistensinya dapat diterima sebagai anggota masyarakat, sebaliknya eksistensinya dapat terancam bila perusahaan tidak dapat menyesuaikan
10
diri dengan norma yang berlaku dalam masyarakat tersebut atau bahkan merugikan
anggota komunitas tersebut, Ririn 2009 dalam Tamba 2011.
Ghozali dan Chariri 2007 dalam Tamba 2011, menjelaskan bahwa teori legitimasi sangat bermanfaat dalam menganalisis perilaku organisasi, karena teori
legitimasi adalah hal yang paling penting bagi organisasi. Teori legitimasi dilandasi oleh kontrak sosial yang terjadi antara perusahaan dengan masyarakat dimana
perusahaan beroperasi dan menggunakan sumber ekonomi. Legitimasi teori dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat kepada perusahaan dan sesuatu
yang diinginkan atau dicari perusahaan dari masyarakat, Chariri 2011.
Dengan melakukan pengungkapan sosial, perusahaan merasa keberadaan dan aktivitasnya terlegitimasi. Gray et al. 1995 dalam Tamba 2011, menyatakan
bahwa perusahaan yang melaporkan kinerjanya berpengaruh terhadap nilai sosial dimana perusahaan tersebut beroperasi. Hal ini disebabkan karena legitimasi
dipengaruhi oleh kultur, interpretasi masyarakat yang berbeda, sistem politik dan ideologi pemerintah.
Praktik-praktik tanggungjawab sosial dan pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk memenuhi harapan-
harapan masyarakat terhadap perusahaan. Perusahaan yang selalu berusaha untuk menyelaraskan diri dengan norma-norma yang ada di dalam masyarakat dan
mengantisipasi terjadinya legitimacy gap maka perusahaan tersebut dapat terus dianggap sah dalam masyarakat dan dapat terus bertahan hidup.