4.2. Penentuan Perkiraan Kadar Aspal
Setelah didapat nilai persentasi agregat kasar, agregat halus dan filler, setelah itu menentukan perkiraan kadar aspal. Dalam revisi SNI 03-1737-1989 dijelaskan
rumus untuk menentukan perkiraan kadar aspal berikut ini.
Pb = 0,035 CA + 0,045 FA + 0,18 filler + konstanta ............ 2.12
Dimana : CA
: agregat kasar tertahan saringan No.8 FA
: agregat halus lolos saringan No.8 dan tertahan saringan No. 200 Filler
: agregat halus lolos saringan No.200 Nilai konstanta : sekitar 0,5 sampai dengan 1,0 untuk AC dan HRS.
Sehingga didapat perkiraan kadar aspal yang terdapat pada tabel 4.3 tentang perkiraan kadar aspal di bawah ini.
Tabel 4.3 Perkiraan Kadar Aspal Pengurangan
Perkiraan Kadar
Aspal Penambahan
-1,0 -0,5
Pb +0,5
+1,0 4,0
4,5 5
5,5 6
Sumber : Hasil Perhitungan Lampiran 3
4.3. Hasil Pengujian Marshall Terhadap Kadar Aspal Optimum
Pengujian Marshall terhadap kadar aspal optimum ini dilakukan untuk mengetahui nilai stabilitas dan kelelehan flow, serta analisa kepadatan dan pori
dari campuran padat yang terbentuk dan digunakan untuk mencari kadar aspal optimum. Kadar aspal yang digunakan adalah hasil penentuan perkiraan kadar aspal
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
yang terdapat pada tabel 4.3 tentang perkiraan kadar aspal yaitu 4, 4,5, 5, 5,5 dan 6 tanpa menggunakan bahan tambahan serat polypropylene. Adapun
hasil yang diperoleh akan dibuat dalam bentuk grafik sesuai dengan gambar grafik parameter standar pengujian Marshall. Setelah diperoleh kadar aspal optimumnya,
hasil pengujian tersebut akan dibandingkan dengan spesifikasi Marshall dan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4 Hasil Marshall Test Terhadap Kadar Aspal Optimum KAO tanpa serat polypropylene.
No. Karakteristik
Syarat Kadar Aspal Terhadap Total Agregat
4 4,5
5 5,5
6 1
VMA min. 15
14,71 15,50
16,22 16,79
17,57 2
VFA min. 65
64,73 71,04
74,35 78,12
80,51 3
VIM 3,5 – 5,5
5,19 4,55
4,19 3,68
3,43 4
Stabilitas Kg min. 800
821,60 901,68 1014,00 1120,43 1217,49 5
Flow mm min. 2,0
4,00 4,33
4,00 4,00
3,33 6
MQ Kgmm min. 250
205,40 226,40 264,66
291,84 371,97
Sumber : Hasil Pengujian
Dari hasil tabel 4.4 di atas, diperoleh hubungan kadar aspal dengan VMA Voids in Mineral Aggregate. Dimana pada kadar aspal 4 sebesar 14,71, kadar
aspal 4,5 sebesar 15,50, kadar aspal 5 sebesar 16,22, kadar aspal 5,5 sebesar 16,79, dan kadar aspal 6 sebesar 17,57 . Hasil tersebut dihubungkan
membentuk grafik yang ditunjukkan pada gambar 4.1 tentang grafik hubungan kadar aspal dengan VMA sebagai berikut.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan VMA Dari hasil tabel 4.4 tentang hasil Marshall Test terhadap kadar serat optimum
KAO didapat hubungan antara kadar aspal dengan VFA Voids Fill Asphalt. Diketahui bahwa nilai VFA Voids Fill Asphalt pada kadar aspal 4 sebesar
64,73, kadar aspal 4,5 sebesar 71,04, kadar aspal 5 sebesar 74,35, kadar aspal 5,5 sebesar 78,12, dan kadar aspal 6 sebesar 80,51. Hasil tersebut
dihubungkan membentuk grafik yang ditunjukkan pada gambar 4.2 sebagai berikut : 14,50
15,00 15,50
16,00 16,50
17,00 17,50
18,00
3,5 4
4,5 5
5,5 6
6,5 V
M A
Kadar Aspal
V M A
VMA Batas Min.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan VFA Voids Fill Asphalt Dari hasil tabel 4.4 tentang hasil Marshall Test terhadap kadar serat optimum
KAO didapat hubungan kadar aspal dengan VIM Void In Mix. Dimana pada kadar aspal 4 sebesar 5,19, kadar aspal 4,5 sebesar 4,55, kadar aspal 5
sebesar 4,19, kadar aspal 5,5 sebesar 3,68, dan kadar aspal 6 sebesar 3,43. Hasil tersebut dihubungkan membentuk grafik yang terdapat pada gambar 4.3
sebagai berikut. 60
65 70
75 80
85
3,5 4
4,5 5
5,5 6
6,5 V
F A
Kadar Aspal
V F A
VFA
Batas Min.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan VIM Void In Mix Dari hasil tabel 4.4 tentang hasil Marshall Test terhadap kadar serat optimum
KAO didapat hubungan kadar aspal dengan stabilitas. Dimana pada kadar aspal 4 sebesar 821,60 Kg, kadar aspal 4,5 sebesar 901,68 Kg, kadar aspal 5 sebesar
1014,00 Kg, kadar aspal 5,5 sebesar 1120,43 Kg, dan kadar aspal 6 sebesar 1217,49 Kg. Hasil tersebut dihubungkan membentuk grafik yang terdapat pada
gambar 4.4 sebagai berikut: 3,00
3,50 4,00
4,50 5,00
5,50 6,00
3,5 4
4,5 5
5,5 6
6,5 V
I M
Kadar Aspal
V I M
VIM Batas Min.
Batas Maks.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.4 Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan Stabilitas Dari hasil tabel 4.4 tentang hasil Marshall Test terhadap kadar serat optimum
KAO didapat hubungan kadar aspal dengan Flow kelelehan penurunan. Dimana pada kadar aspal 4 terjadi penurunan stabilitas sebesar 4 mm, pada kadar 4,5
terjadi penurunan stabilitas sebesar 4,33 mm, pada kadar aspal 5 terjadi penurunan stabilitas sebesar 4,00 mm, pada kadar aspal 5,5 terjadi penurunan stabilitas
sebesar 4 mm, dan pada kadar aspal 6 terjadi penurunan stabilitas sebesar 3,33 mm. Hasil tersebut dihubungkan membentuk grafik yang terdapat pada gambar 4.5
sebagai berikut: 750
850 950
1050 1150
1250
3,5 4
4,5 5
5,5 6
6,5
St ab
iit as
k g
Kadar Aspal
Stabilitas
Stabilitas
Batas Min.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.5 Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan Flow Dari hasil tabel 4.4 tentang hasil Marshall Test terhadap kadar serat optimum
KAO didapat hubungan kadar aspal dengan MQ Marshall Quotient. Dimana pada kadar aspal 4 didapat MQ Marshall Quotient sebesar 205,40 kgmm, pada
kadar aspal 4,5 didapat MQ Marshall Quotient sebesar 226,40 kgmm, pada kadar aspal 5 didapat MQ Marshall Quotient sebesar 264,66 kgmm, pada kadar
aspal 5,5 didapat MQ Marshall Quotient sebesar 291,84 kgmm, dan pada kadar aspal 6 didapat MQ Marshall Quotient sebesar 371,97 kgmm. Hasil tersebut
dihubungkan membentuk grafik yang terdapat pada gambar 4.6 sebagai berikut: 1,5
2,5 3,5
4,5 5,5
6,5
3,5 4
4,5 5
5,5 6
6,5
flo w
m m
Kadar Aspal
F L O W
Flow Batas Min.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Gambar 4.6 Grafik Hubungan Kadar Aspal dengan MQ Marshall Quotient Dari hasil grafik yang ditunjukkan dari gambar 4.1 sampai dengan gambar 4.6 di
dapat kadar aspal optimum yang ditunjukkan pada gambar 4.7 sebagai berikut:
Gambar 4.7 Grafik Hasil Analisa Kadar Aspal Optimum 150
200 250
300 350
400
3,5 4
4,5 5
5,5 6
6,5 M
Q k
g m
m
Kadar Aspal
M Q Marshall Quotient
MQ
Batas Min.
4 4,5
5 5,5
6 MQ Kgmm
Flow mm Stabilitas Kg
VIM VFA
VMA
Karakteristik
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Dari gambar 4.7 di atas tentang grafik hasil analisa kadar aspal optimum dapat dikatakan bahwa kadar aspal optimum sebesar 5,4. Untuk VMA Voids in Mineral
Aggregate optimum didapat nilai sebesar 16,73. Untuk VFA Voids Fill Asphalt optimum didapat nilai sebesar 77,56. Untuk VIM Void In Mix optimum didapat
nilai sebesar 3,79. Untuk stabilitas optimum didapat nilai sebesar 1093,17 kg. Untuk flow optimum didapat nilai sebesar 3,96 mm, dan untuk Marshall Quotient
MQ optimum didapat nilai sebesar 293,53 kgmm.
4.4. Hasil Pengujian Marshall Terhadap Kadar Serat Polypropylene Optimum