5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Aspal Beton
Aspal beton adalah jenis perkerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal, dengan atau tanpa bahan tambahan. Untuk jenis konstruksi ini
mempunyai nilai structural yang pertama kali dikembangkan di Amerika oleh The Asphalt Institude dengan nama Asphalt Concrete. Lapis aspal beton
merupakan jenis tertinggi dari perkerasan yang merupakan campuran dari bitumen dengan agregat bergradasi menerus dan cocok untuk jalan yang banyak dilalui
kendaraan berat. Sedangkan yang dimaksud gradasi menerus adalah komposisi yang menunjukkan pembagian butir yang merata mulai dari ukuran yang terbesar sampai
ukuran yang terkecil. Material-material pembentuk aspal beton dicampur dan diinstalasi pencampur pada suhu tertentu, kemudian diangkut ke lokasi,
dihamparkan, dan dipadatkan. Suhu pencampuran ditentukan berdasarkan jenis aspal yang akan digunakan. Jika digunakan semen aspal, maka suhu pencampuran
umumnya antara 145º - 155 ºC, sehingga disebut aspal beton campuran panas. Campuran ini dikenal juga dengan nama hotmix. Ciri lainnya memiliki sedikit
rongga dalam struktur agregatnya, saling mengunci satu dengan yang lainnya, oleh karena itu beton aspal memiliki sifat stabilitas tinggi dan relative kaku.
Menurut spesifikasi campuran aspal oleh Departemen Pekerjaan Umum 2007, Laston AC terdiri dari tiga macam, Laston Lapis Aus AC-WC, Laston
Lapis Pengikat AC-BC dan Laston Lapis Pondasi AC-Base dengan ukuran maksimum agregat masing-masing campuran adalah 19 mm, 25.4 mm, dan 37.5 mm.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
ketentuan mengenai sifat-sifat dari campuran Laston AC dan Laston AC dimodifikasi dengan aspal Pen 6070 dapat dilihat pada tabel 2.1 dan tabel 2.2 .
Tabel 2.1 Ketentuan Sifat-sifat Campuran Laston AC Sifat-sifat Campuran
Laston AC WC
BC Base
Penyerapan Aspal Maks.
1,2 Jumlah tumbukan per bidang
75 112
Rongga dalam campuran Min.
3,5 Maks.
5,5 Rongga dalam agregat VMA
Min. 15
14 13
Rongga terisi aspal Min.
65 63
60 Stabilitas Marshall Kg
Min. 800
1500 Maks.
Kelelehan mm Min.
3 5
Maks. Marshall Quetient kgmm
Min. 250
350 Stabilitas marshall sisa setelah
perendaman selama 24 jam. 60
o
C Min.
75 Rongga dalam campuran pada
kepadatan membal refusal Min.
2,5
Sumber : Revisi SNI SNI 03-1737-1989
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Tabel 2.2 Ketentuan Sifar-sifat Campuran Laston AC dimodifikasi Sifat-sifat Campuran
Laston AC WC
BC Base
Penyerapan Aspal Maks.
1,7 Jumlah tumbukan per bidang
75 112
Rongga dalam campuran Min.
3,5 Maks.
5,5 Rongga dalam agregat VMA
Min. 15
14 13
Rongga terisi aspal Min.
65 63
60 Stabilitas Marshall Kg
Min. 1000
1800 Maks.
- -
Kelelehan mm Min.
3 5
Maks. -
- Marshall Quetient kgmm
Min. 250
350 Stabilitas marshall sisa setelah
perendaman selama 24 jam. 60
o
C Min.
80 Rongga dalam campuran pada
kepadatan membal refusal Min.
2,5 Stabilitas dinamis, lintasanmm
Min. 2500
Sumber : Revisi SNI 03-1737-1989
2.2. Sifat – Sifat Campuran Aspal Beton