2.9.2. Hubbard Field Test
Metode pengujian stabilitas campuran aspal panas yang cukup luas dipakai. Metode ini distandarisasi oleh ASTM. Pertama kali metode ini digunakan untuk
campuran aspal panas dengan agregat halus sand sheet, tetapi belakangan ini dipakai juga untuk campuran aspal panas yang mengandung agregat kasar sampai
ukuran ¾”. Pada metode ini, pengujian dilakukan terhadap benda uji percobaan dengan diameter 15 cm dan tinggi 7,5 cm. Sampel percobaan kemudian diuji dengan
menggunakan Static Compression Load dengan beban sebesar 10000 lb. Beban maksimum yang diperoleh saat benda uji hancur dinyatakan sebagai harga stabilitas.
2.9.3. Triaxial Compression Test
Pengujian pada metode ini yang paling menarik disbanding dengan pengujian-pengujian yang lain dari sudut penelitian. Pada pengujian ini diukur kohesi
dan gaya gesek dalam arti campuran perkerasan aspal.
2.9.4. Stabilometer Hveem, Stability Test
Metode ini digunakan untuk merencanakan campuran aspal yang dipakai oleh California Division Of Highway dan sering juga disebut metode perencanaan hveem.
Pengujian ini digunakan untuk mengukur stabilitas, density dan kandungan pori untuk mendapatkan persentase aspal optimum dari suatu benda uji.
2.9.5. Marshall Test
Marshall test ini ditemukan oleh Bruce Marshall dan dikembangkan oleh U.S. Corps of Engineer, yang telah distandarisasi oleh ASTM ataupun AASHTO
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
melalui beberapa modifikasi, yaitu ASTM D 1559-76, atau AASHTO T-245-90. Prinsip dasar metode Marshall adalah pemeriksaan stabilitas dan kelelehan flow,
serta analisa kepadatan dan pori – pori dari campuran padat yang terbentuk. Alat Marshall merupakan alat tekan yang dilengkapi dengan cincin penguji
berkapasitas 23,2 KN atau setara dengan 5000 lbs dan flow meter. Cincin penguji digunakan untuk mengukur nilai stabilitas, dan flow meter untuk mengukur kelelehan
plastis atau flow. Benda uji Marshall berbentuk silinder berdiameter 4 inch 10,2 cm dan tinggi 2,5 inch 6,35 cm. Prosedur pengujian mengikuti SNI 06-2489-1991, atau
AASHTO T 245-90, atau ASTM D 1559-76. Secara garis besar pengujian Marshall meliputi : persiapan benda uji,
penentuan berat jenis bulk dari benda uji, pemeriksaan nilai stabilitas dan flow, dan perhitungan sifat volumetric benda uji. Jumlah benda uji yang disiapkan ditentukan
dari tujuan dilakukannya uji Marshall tersebut. AASHTO menetapkan minimal 3 buah benda uji untuk setiap kadar aspal yang digunakan.
Metode ini merupakan pengujian yang paling banyak dan paling umum dipakai saat ini. Hal ini disebabkan oleh alat yang digunakan sangat sederhana dan
cukup praktis untuk dimobilisasi. Metode ini bertujuan untuk mengukur daya tahan stabilitas campuran agregat dan aspal terhadap kelelehan plastis flow. Definisi
dari flow sendiri adalah sebagai perubahan deformasi atau regangan suatu campuran mulai dari tanpa beban, sampai beban maksimum dan dinyatakan dalam millimeter
atau 0,01”.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.10. Pencampuran dan Pengujian Benda Uji.