Hasil Pengujian Marshall Terhadap Waktu Rendaman

Dari hasil gambar 4.14 tentang grafik hasil analisa kadar serat polypropylene optimum di atas dapat dikatakan bahwa kadar serat polypropylene optimum sebesar 4,65. Untuk VMA Voids in Mineral Aggregate optimum didapat nilai sebesar 19,51. Untuk VFA Voids Fill Asphalt optimum didapat nilai sebesar 63,89. Untuk VIM Void In Mix optimum didapat nilai sebesar 7,04, untuk stabilitas optimum didapat pada kadar serat 5 sebesar 1289,42 kg, untuk flow optimum didapat nilai sebesar 3,57 mm, dan untuk Marshall Quotient MQ optimum didapat nilai sebesar 371,61kgmm.

4.5. Hasil Pengujian Marshall Terhadap Waktu Rendaman

Pengujian Marshall terhadap waktu rendaman ini dilakukan untuk mengetahui nilai stabilitas dan kelelehan flow, serta analisa kepadatan dan pori dari campuran padat yang terbentuk serta untuk mengetahui keawetan dari benda uji setelah direndam selama ½ jam, 24 jam dan 48 jam. Kadar aspal yang digunakan adalah kadar aspal optimum yang didapat dari hasil pengujian Marshall tahap I dan di tambah dengan kadar serat optimum yang diperoleh dari hasil pengujian Marshall tahap II. Adapun hasil yang diperoleh akan dibuat dalam bentuk grafik sesuai dengan gambar grafik parameter standar pengujian Marshall dan dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.6 Hasil Marshall Test Terhadap Hasil Rendaman. No. Karakteristik Waktu Rendaman 30 menit 24 Jam 48 Jam 1 VMA 19,76 19,54 19,19 2 VFA 62,84 63,72 65,15 3 VIM 7,35 7,09 6,69 4 Stabilitas Kg 1114,65 1103,07 1099,20 5 Flow mm 3,00 3,33 3,67 6 MQ Kgmm 371,55 367,92 373,44 Sumber : Hasil Pemeriksaan Dari hasil tabel 4.6 di atas tentang hasil Marshall Test terhadap hasil rendaman, dapat diketahui bahwa campuran aspal beton dengan bahan tambahan serat polypropylene terjadi penurunan nilai VMA Voids in Mineral Aggregate yang diakibatkan oleh lama waktu perendaman dari 30 menit sebesar 19,72, untuk perendaman 24 jam sebesar 19,49, dan untuk perendaman 48 jam sebesar 19,15. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk grafik yang terdapat pada gambar 4.15 sebagai berikut : Gambar 4.15 Grafik Hubungan Waktu Perendaman dengan VMA Voids in Mineral Aggregate 19,10 19,20 19,30 19,40 19,50 19,60 19,70 19,80 30 menit 24 jam 48 jam V M A Waktu Rendaman VMA VMA Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari hasil tabel 4.6 di atas tentang hasil Marshall Test terhadap hasil rendaman, terjadi kenaikan nilai pada karakteristik VFA Voids Fill Asphalt. Dimana pada rendaman 30 menit didapat nilai sebesar 62,44, untuk rendaman 24 jam didapat nilai sebesar 63,32, dan untuk rendaman 48 jam didapat nilai sebesar 64,74. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk grafik yang terdapat pada gambar 4.16 sebagai berikut : Gambar 4.16 Hubungan Waktu Perendaman dengan VFA Voids Fill Asphalt Dari hasil tabel 4.6 di atas tentang hasil Marshall Test terhadap hasil rendaman, penurunan juga terjadi pada nilai dari karakteristik VIM Void In Mix. Dalam hal ini didapat hasil nilai VIM Void In Mix untuk perendaman 30 menit sebesar 7,41, untuk perendaman 24 jam didapat nilai sebesar 7,15, dan untuk perendaman 48 jam didapat nilai sebesar 6,75. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk grafik yang terdapat pada gambar 4.17 sebagai berikut : 62,00 62,50 63,00 63,50 64,00 64,50 65,00 65,50 30 menit 24 jam 48 jam V F A Waktu Rendaman VFA VFA Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.17 Hubungan Waktu Perendaman dengan VIM Void In Mix Dari hasil tabel 4.6 di atas tentang hasil Marshall Test terhadap hasil rendaman, pada karakteristik stabilitas terjadi kenaikan nilai. Dimana pada rendaman 30 menit didapat nilai sebesar 801,15 kg, untuk rendaman 24 jam didapat nilai sebesar 804,21 kg, dan untuk rendaman 48 jam didapat nilai sebesar 818,24 kg. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk grafik yang terdapat pada gambar 4.18 sebagai berikut : Gambar 4.18 Hubungan Waktu Perendaman dengan Stabilitas 6,50 7,00 7,50 30 menit 24 jam 48 jam V I M Waktu Rendaman VIM VIM 1050 1060 1070 1080 1090 1100 1110 1120 1130 1140 1150 30 menit 24 jam 48 jam Stab ili tas k g Waktu Rendaman Stabilitas STABILITAS Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dari hasil tabel 4.6 di atas tentang hasil Marshall Test terhadap hasil rendaman, penurunan juga terjadi pada karakteristik dari flow. Dalam hal ini didapat hasil nilai flow untuk perendaman 30 menit sebesar 3,67 mm, untuk perendaman 24 jam terjadi penurunan stabilitas sebesar 2,67 mm, dan untuk perendaman 48 jam terjadi penurunan stabilitas sebesar 2,00 mm. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk grafik yang terdapat pada gambar 4.19 sebagai berikut : Gambar 4.19 Hubungan Waktu Perendaman dengan Flow Dari hasil tabel 4.6 di atas tentang hasil Marshall Test terhadap hasil rendaman, pada karakteristik Marshall Quotient MQ terjadi kenaikan nilai. Dimana pada rendaman 30 menit didapat nilai Marshall Quotient MQ sebesar 222,90 kgmm, untuk rendaman 24 jam didapat nilai Marshall Quotient MQ sebesar 312,76 kgmm, dan untuk rendaman 48 jam didapat nilai Marshall Quotient MQ sebesar 404,64 kgmm. Hasil tersebut dinyatakan dalam bentuk grafik yang terdapat pada gambar 4.20 sebagai berikut : 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 30 menit 24 jam 48 jam Fl ow m m Waktu Rendaman FLOW FLOW Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Gambar 4.20 Hubungan Waktu Perendaman dengan Marshall Quotient MQ Dari gambar grafik di atas, tentang hubungan perendaman dengan Marshall Quotient MQ, dapat dinyatakan bahwa benda uji dengan bahan tambahan serat polypropylene yang direndam selama 30 menit, 24 jam, dan 48 jam mengalami kenaikan yang terjadi pada karakteristik VFA, flow, dan Marshall Quotient MQ. Sedangkan pada VMA, VIM, dan stabilitas mengalami penurunan. Sehingga dapat dikatakan bahwan campuran dengan bahan tambahan serat polypropylene tidak memiliki keawetan yang baik untuk digunakan sebagai AC-WC Asphalt Concrete- Wearing Course di lapangan.

4.6. Perbandingan Benda Uji Dengan dan Tanpa Serat Polypropylene