Tabel 6.3. Perbandingan MOE sejajar serat bambu lapis dengan kayu lapis
No. Bahan baku
Nilai MOEsejajar serat kgfcm
2
berdasarkan perekat
UF MF
PF 1.
Bambu tali
1
83.424,36 110.151,37
83.868 2.
Bambu andong
2
92.674,56 123.332,32
91.325,60 3.
Bambu betung
3
106.458,15 197.517,87
95.786,92 4.
Mahoni
4
18.505 5.
Pinus
4
16.854 6.
Sengon
4
13.765 7.
Mangium
4
99.660
Sumber :1.Suryana J et al., 2009, Mardiana, 2010, dan Iriayanto, 2012 ; 2. Adha, A. ,2008, Suryana J et al., 2009, dan Lestari,R.P., 2012 ; 3. Suryana et al,, 2009
dan Sembiring, 2012; 4.Rosihan, 2005
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ditinjau dari MOE sejajar serat, ternyata hanya bambu lapis dan kayu lapis berbahan baku jenis kayu
mangium yang memenuhi persyaratan SNI 01-5008,7-1999, sedangan jenis kayu lapis lainnya tidak memenuhi persyaratan dimaksud.
6.2.3. MOE Tegak Lurus Serat
Dari hasil studi pustaka, data bambu lapis yang mengunakan jenis kayu cepat tumbuh yang tersedia terkait dengan MOE sejajar serat adalah bambu lapis
yang menggunakan perekat phenol formaldehyde PF. Oleh karena itu data kerapatan yang dibandingkan adalah berdasarkan bambu lapis yang menggunakan
perekat PF tersebut. Data perbandingan kerapatan bambu lapis dengan kayu lapis disajikan pada Tabel
6.4, sedangkan analisis keragamannya berdasarkan perekat PF disajikan pada Lampiran 6.4.
Tabel 6.4. Perbandingan MOE tegak lurus serat bambu lapis dengan kayu lapis
No.
Bahan baku
Nilai MOE tegak lurus serat kgfcm
2
berdasarkan perekat UF
MF PF
1.
Bambu tali
1
41.729,99 86.151,37
77.453,36
2.
Bambu andong
2
42.345,34 103.332,32
81.325,60
3.
Bambu betung
3
61.458,15 112.356,72
95.786,92
4.
Mahoni
4
1.505
5.
Pinus
4
4.180
6.
Sengon
4
1.570
7.
Mangium
4
6.827
Sumber :1.Suryana J et al., 2009, Mardiana, 2010, dan Iriayanto, 2012 ; 2.Adha,A.,2008, Suryana J et al., 2009, dan Lestari,R.P., 2012 ; 3. Suryana
et al,, 2009 dan Sembiring, 2012; 4.Rosihan, 2005
Tabel 6.4 menunjukkan bahwa MOE tegak lurus serat bambu lapis dan kayu lapis berkisar antara 1.505 kgfcm
2
dan 95.786,92 kgfcm
2
. Nilai MOE sejajar serat terendah terdapat pada kayu lapis yang berbahan baku kayu mahoni,
sedangkan nilai tertinggi terdapat pada bambu lapis yang berbahan baku bambu betung. Berdasarkan analisis sidik ragam seperti tercantum pada Lampiran 6.4,
maka bahan baku berpengaruh terhadap MOE tegak lurus serat, baik bambu lapis maupun kayu lapis. Uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa MOE tegak lurus serat
bambu lapis yang berbahan baku tali dan andong tidak berbeda dengan bambu lapis yang berbahan baku bambu betung, namun ketiga bambu lapis tersebut
sangat berbeda dengan keempat kayu lapis yang dibandingkan. Kayu lapis yang terbut dari jenis kayu mahoni, pinus, sengon dan mangium, ternyata mempunyai
nilai MOE tegak lurus serat yang sangat rendah, yaitu dengan kisaran nilai 1.505 kgfcm
2
- 6.827 kgfcm
2
dan tentu saja tidak dapat memenuhi persyaratan minimal SNI 01-5008,7-1999 yang mensyaratkan nilai 35.000 kgfcm
2.
Hal itu berbeda dengan ketiga bambu lapis yang ternayata memiliki nilai MOR tegak lurus serat
yang jauh lebih tinggi daripada nilai minimal yang dipersyaratkan tersebut, yaitu dengan kisaran nilai 77.453,36 kgfcm
2
– 95.786,92 kgfcm
2.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa terkait dengan MOE tegak lurus serat, ternyata hanya bambu lapis yang memenuhi persyaratan SNI 01-
5008,7-1999, sedangan jenis kayu lapis lainnya tidak memenuhi persyaratan dimaksud.
6.2.4. MOR Sejajar Serat