berbahan baku kayu sengon ternyata memiliki kerapatan yang terendah dan berbeda dengan kayu lapis maupun bambu lapis yang dibandingkan.
Tabel 6.1. Perbandingan kerapatan bambu lapis dengan kayu lapis No.
Bahan baku Kerapatankgcm
3
berdasarkan jenis perekat UF
MF PF
1. Bambu tali
1
0,68 0,69
0,69 2.
Bambu andong
2
0,74 0,74
0,75 3.
Bambu betung
3
0,78 0,79
0,81 4.
Sengon
4
0,54 0,48
0,56 5.
Sungkai
4
0,61 0,60
0,63 6.
Jabon
5
0,45 0,45
0,46 7.
Kayu afrika
5
0,47 0,47
0,48 8.
Mahoni
6
0,59 9.
Pinus
6
0,73 10.
Mangium
6
0,63
Sumber : 1Suryana et al.,2009 dan Iriayanto. W. 2012 ; 2. Adha, 2008, Suryana. et al, 2009 , dan Lestari, 2012 ; 3. Suryana et al., 2009 dan Sembiring, 2012 4. Fauzia, 2011; 5.
Wahyulia, 2011; 6.Rosihan, dan H.A., 2005
6.1.2. Kadar air
Hasil penelitian bambu lapis dan studi pustaka tentang kayu lapis seperti tercantum pada Tabel 6.2 menunjukkan bahwa terdapat tujuh bambu lapis yang
dibuat dari jenis kayu cepat tumbuh, yaitu sengon, sungkai, jabon, kayu afrika, amhoni, pinus, dan mangium, namun hanya sengon, sungkai, jabon, dan kayu
afrika yang menggunakan jenis perekat yang sama dengan bambu lapis, yaitu urea formaldehyde UF, melamine formaldehyde MF, dan phenol formaldehyde
PF, sedangkan jenis mahoni, pinus, dan mangium hanya menggunakan perekat PF. Dengan demikian untuk perbandingan kadar air antara bambu lapis dan kayu
lapis yang tersedia, maka data yang dianalisis keragamannya adalah bambu lapis dan kayu lapis yang menggunakan perekat PF.
Tabel 6.2. Perbandingan kadar air bambu lapis dengan kayu lapis
No. Bahan baku
Kadar air berdasarkan jenis perekat UF MF PF
1. Bambu tali
1
9,54 9,42
9,34 2.
Bambu andong
2
8,87 7,69
8,36 3.
Bambu betung
3
8,89 9,63
9, 45 4.
Sengon
4
11,0 10,79
11,18 5.
Sungkai
4
11,24 10,95
13,42 6.
Jabon
5
9,54 10,54
13, 09 7.
Kayu afrika
5
10,10 10,18
11,70 8.
Mahoni
6
9,58 9.
Pinus
6
10,72 10. Mangium
6
10,81
Sumber : 1Suryana et al., 2009 , Iriayanto, 2012 ; 2. Adha, 2008 , Suryana et al., 2009, dan Lestari, 2012; 3. Suryana et al., 2009, dan Sembiring, 2012 4.
Fauziah,W.H.,2011; 5. Wahyulia, 2011; 6; dan Rosihan, 2005
Tabel 6.2 menunjukkan bahwa kerapatan bambu lapis dan kayu lapis berkisar antara 8,36 dan 13,42 . Nilai kadar air terendah terdapat pada bambu
lapis berbahan baku bambu andong, sedangkan nilai tertinggi terdapat pada kayu lapis yang berbahan baku kayu sungkai. Berdasarkan analisis sidik ragam seperti
tercantum pada Lampiran 6.2, maka bahan baku berpengaruh terhadap kadar air, baik untuk bambu lapis maupun kayu lapis. Uji lanjut Duncan menunjukkan
bahwa kadar air bambu lapis yang berbahan baku bambu tali, andong dan betung tidak memberikan hasil yang berbeda dengan kayu lapis yang berbahan baku kayu
mahoni. Kayu Lapis yang berbahan baku sengon tidak berbeda dengan kayu lapis yang berbahan baku kayu afrika dan pinus, sedangkan kayu lapis yang berbahan
baku sungkai dan jabon memberikan kadar air tetinggi dan berbeda dengan bambu lapis maupun kayu lapis yang dibandingkan. Namun demikian, baik bambu lapis
maupun kayu lapis yang dibandingkan masih memenuhi SNI 01-5008,7-1999 yang mensyaratkan kadar air dibawah 14 .
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa meskipun semua bambu lapis dan kayu lapis yang dibandingkan telah memenuhi persyaratan SNI
01-5008,7-1999, namun ternyata kadar air bambu lapis lebih baik dibandingkan kayu lapis. Hal tersebut ditujukkan dengan nilai kadar airnya yang relatif rendah.
6.2. Sifat Mekanis