Dengan menurunnnya kandungan zat ekstraktif yang menjadi makanan bubuk kayu kering tersebut, maka peluang bambu lapis untuk diserang bubuk
menjadi lebih kecil atau dengan perkataan lain bambu lapis tersebut lebih tahan terhadap serangan bubuk kayu. Jenis bubuk yang menyerang bambu menurut
Krisdianto et al.2006 adalah Lyctus sp, Dinodeus sp, Minthea sp, dan Hylotrupes. Aequalis Wat. Lebih lanjut Krisdianto et al.2006 menjelaskan
bahwa bambu tali hanya diserang oleh bubuk Dinodeus sp, sedangkan bambu andong dan bambu betung diserang oleh keempat jenis bubuk tersebut.
Jasni dan Sumarni 1990 melaporkan bahwa dari tujuh bambu yang diteliti, bambu ampel Bambusa vulgaris adalah yang paling rentan terhadap serangan
bubuk, diikuti oleh bambu andong Giantochloa pseudoarundinacea, bambu hitam Gigantochloa atroviolaceae dan bambu terung Gigantochloa
nitrocilliata, sedangkan bambu ater Gigantochloa atter dan bambu tali Gigantochloa apus relatif tahan terhadap serangan bubuk.
4. Ketahanan bambu lapis terhadap serangan rayap
Ketahanan bambu lapis terhadap serangan rayap tanah Coptotemes cuvignatus diindikasikan oleh kehilangan berat dan mortalitas rayap. Bahasan
tentang hal ini akan diuraikan di bawah ini.
4.1. Prosentase kehilangan berat
Nilai kehilangan berat bambu lapis setelah diumpankan kepada rayap berkisar antara 2,32 dan 20,35 . Prosentase kehilanganberat terbesar terdapat
pada bambu lapis kontrol yang berbahan baku bambu andong dan direkat denga perekat PVAc, sedangkan prosentase kehilangan berat terkecil terdapat pada
bambu lapis yang berbahan baku bambu tali dan direkat dengan perekat MDI. Data selengkapnya tentang prosentase kehilangan berat bambu lapis setelah
diumpankan kepada rayap tanah tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10. Prosentase kehilangan berat bambu lapis dan bambu akibat serangan rayap tanah
No. Perlakuan
dan perekat Kehilangan berat
Tali Andong
Betung 1
UF Kontrol 10,222,45
11,63 3,27 11,63 3,27
2 UF Rn
8,29 2,54 9,41 3,04
9,41 3,04 3
UFRb 7.73 2,40
9,18 2,94 9,18 2,94
4 UFRk
4,98 1,24 5,52 1,72
5,52 1,72 5
MF Kontrol 8,35 1.14
9,42 1,37 9,42 1,37
6 MF Rn
6,82 1,26 7,85 1,54
7,85 1,54 7
MFRb 6,44 1,32 7,32 1,58 7,32 1,58
8 MFRk
6,25 1,13 7,86 1,87
7,86 1,87 9
I Kontrol 7,26 1,14
8,46 1,17 8,46 1,17
10 I Rn
5,22 1,12 6.14 1,45
6.14 1,45 11
IRb 4,14 1,04
5,43 1,28 5,43 1,28
12 I Rk
2,32 0,78 3,20 1,16
3,20 1,16 13
PVAc Kontrol 15,22 1,74
18.35 2,09 18.35 2,09
14 PVAc Rn
10,45 1,48 12,47 1,65
12,47 1,65 15
PVAc Rb 7,12 1,94
10,14 1,72 10,14 1,72
16 PVAc Rk
5,42 1,25 7,48 1,54
7,48 1,54 17
Bambu kontrol 14,19 0,74
21,22 2,59 21,22 2,59
Keterangan : UF= urea formaldehida, MF =melamine formaldehida, I = methylen diphenyl isocyanate, PVAc = poly vinyl acetate, Rn = direndam dalam air sungai selama 2
minggu, Rb = direbus selama 2 jam, Rk = direbus dalam air kapur 5 selama 2 jam. Angka dalam kurung adalah nilai simpangan baku
Prosentase kehilangan berat bambu lapis tersebut ternyata lebih kecil daripada kehilangan berat bambu kontrol, yaitu bambu asli yang tidak dibuat
bambu lapis seperti tercantum pada Tabel 5.10 nomor 17. Berdasarkan data pada Tabel 5.10 tersebut dan hasil sidik ragamnya dapat disimpulkan bahwa perekat
yang digunakan dalam pembuatan bambu lapis berpengaruh terhadap prosentase
kehilangan berat pada bambu lapis. Perekat yang digunakan bersifat racun atau diduga tidak disukai oleh rayap sehingga intensitas serangan rayap berkurang.
Dua diantara perekat mengandung formaldehida CH
2
O, yaitu bentuk yang lebih kental dari formalin.
Formalin adalah adalah nama yang dikenal secara umum, dan di dalam formalin terkandung sekitar 37 formaldehida yang dilarutkan dalam air dan
ditambahkan 15 metanol. Formalin dikenal sebagai bahan pembunuh kuman desinfektant, pembasmi lalat dan serangga lain, bahan pembuat sutra buatan, zat
pewarna, bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk urea dal lain-lain. Nama lain formalin adalah formol, methylen aldehyde, paraforin, morbicid, oxomethane,
formic aldehyde, dan methylen glycolWikipedia, 2012. Oleh karena itu mudah dipahami bahwa rayap tidak menyukai bambu lapis yang mengandung
formaldehida, bahkan rayap akan keracunan dan mati. Berdasar analisis sidik ragam prosentase kehilangan berat bambu lapis,
diketahui bahwa jenis bambu tidak berpengaruh terhadap prosentase kehilangan berat bambu lapis, walaupun ada kecenderungan bahwa bambu andong lebih
rentan dibanding bambu betung dan bambu tali terhadap serangan rayap tanah, sehingga banyak mengalami kehilangan berat pada bambu lapisnya. Perekat,
berdasarkan analisis sidikragam berpengaruh terhadap kehilangan berat bambu lapis akibat serangan rayap tanah. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan, UF, MF
dan MDI tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, sedangakan perekat PVAc menunjukkan hasil yang berbeda dengan ke tiga perekat lainnya.
Perlakuan perendaman pada bahan baku bambu ternyata berpengaruh sangat besar terhadap ketahanan bambu lapis akibat serangan rayap berdasarkan hasil
analisis keragamannya. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan, diketahui bahwa perlakuan perendaman dalam air sungai selama dua minggu tidak berbeda nyata
dengan perlakuan perebusan dengan air panas, tapi berbeda dengan, kontrol dan perebusan dengan air kapur. Bambu lapis kontrol merupakan produk yang paling
rentan terhadap serangan rayap, sedangkan bambu lapis yang bahan bakunya diberi perlakuan perebusan dengan air kapur 5 merupakan produk yang paling
tahan terhadap serangan rayap tanah. Berdasarkan kombinasi perlakuan, jenis perekat, dan jenis bambu yang
diterapkan dalam rancangan penelitian ini, maka hasil terbaik diperoleh dengan
cara membuat bambu lapis berbahan baku bambu tali yang mendapat perlakuan perebusan dalam air kapur 5 dan direkat dengan menggunakan perekat MDI.
4.2. Mortalitas rayap