20
3. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk
mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan. 4.
Didesain sesuai dengan kegunaanya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
5. Dibuat seandal reliable mungkin sehingga mudah diinterpretasikan.
6. Digunakan untuk memperbaiki cara belajar siswa dan cara mengajar guru.
2.3.3 Penilaian Formatif dan Penilaian Sumatif
Menurut Purwanto 2009:26 Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang
sedang atau yang sudah dilaksanakan. Jadi tes formatif tidak selalu berbentuk tes tertulis yang dilakukan tiap akhir pelajaran namun dapat dilakukan ketika
pelajaran sedang berlangsung. Penilaian Sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh
data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu
Purwanto, 2009:26. Tujuan dari penilaian sumatif untuk menentukan apakah siswa dapat melanjutkan ke tingkatan selanjutnya atau tidak dalam hal ini dapat
berupa ke materi selanjutnya.
2.3.4 Pre-test dan Post-test
Pre test merupakan tes yang diberikan sebelum pembelajaran dimulai. Purwanto 2009:28 menyatakan bahwa pretest merupakan tes yang diberikan
tes yang diberikan sebelum pengajaran dimulai, dan bertujuan untuk mengetahui
21
sampai dimana penugasan siswa terhadap bahan pengajaran pengetahuan dan ketrampilan yang akan diajarkan.
Post test merupakan tes yang diberikan pada akhir pembelajaran. Purwanto 2009:28 menyatakan bahwa post test bertujuan untuk mengetahui
sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pengajaran pengetahuan maupun ketrampilan setelah mengalami kegiatan belajar.
2.3.5 Peningkatan Hasil Belajar
Djamarah 2010:106 mengemukakan bahwa indikator peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan
mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok. Daya serap terhadap pembelajaran yang telah dilakukan di uji berdasarkan kualifikasi yang
ditetapkan. Secara individu ditentukan oleh standar penilaian mutlak atau yang dikenal dengan istilah penilaian acuan patokan, Purwanto 2009:310
mengemukakan bahwa berdasarkan standar penilaian yang mutlak keberhasilan atau kegagalan siswa berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan secara klasikal atau kelompok ditentukan oleh standar penilaian yang relatif atau dikenal dengan istilah penilaian acuan normal, Purwanto 2009:311
mengemukakan bahwa berdasarkan standar penilaian yang relatif keberhasilan atau kegagalan siswa dipengaruhi oleh tempat relatifnya dibandingkan dengan
prestasi rata-rata kelompok.
2.4 Efektivitas Pembelajaran