Pengecambahan Embrio Somatik dan Regenerasi Tanaman

93 Planlet yang dihasilkan pada media semi solid terlihat lebih besar dengan warna daun yang lebih muda dibandingkan dengan media padat. Ciri semacam ini biasanya menunjukkan adanya gejala vitrifikasi pada planlet yang dihasilkan. Vitrifikasi pada kultur jaringan sering dijumpai pada media cair, akibat kelebihan air dalam sel tanaman. Pada kultur kopi gejala vitrifikasi juga ditemukan pada perlakuan semi padat namun tidak sampai menimbulkan keabnormalan. Hal ini sejalan dengan pernyataan dari sigma yang melaporkan bahwa penggunaan phytagel dapat menyebabkan vitrifikasi. Keragaan planlet setelah 6 bulan di media kultur yang diuji dapat dilihat pada gambar 33.

3. Aplikasi penggunaan gula pasir dalam

Temporary Immersion System Embrio somatik yang dikulturkan mulai berkecambah pada saat 2 bulan dalam Temporary Immersion System merek RITA. Tiga bulan dalam RITA jumlah planlet yang diperoleh tidak berbeda nyata antara media perkecambahan yang diberi sukrosa maupun gula pasir Gambar 34. Jumlah planlet yang terbentuk jika dibandingkan dengan penggunaan botol kultur pada kegiatan sebelumnya, terlihat bahwa penggunaan RITA dapat mempercepat pertumbuhan kultur. Jika pada ada kegiatan sebelumnya jumlah planlet yang dihasilkan pada perlakuan sukrosa dan gula dengan penambahan phytagel pada 4 bulan setelah kultur hanya mencapai 50 dari jumlah torpedo yang ditanam, pada percobaan menggunakan RITA jumlah planlet yang ditanam pada saat 3 bulan mencapai 80 . Ini berarti pengunaan Alat RITA dapat mempercepat proses perkecambahan dan pertumbuhan planlet. Hasil pengamatan terhadap parameter agronomi tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buku, jumlah akar, dan panjang akar, pada umur 3 bulan dalam media pendewasaan, menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan gula pasir terhadap semua karakter Gambar 35. Gambar 34. Jumlah planlet yang dihasilkan pada alat RITA 3 bulan setelah kultur 94 . Gambar 35. Keragaan karakter agronomi. A. Tinggi planlet dan panjang akar, B. Jumlah daun, jumlah buku dan jumlah akar planlet kopi Arabika 3 bulan dalam alat RITA. Sejalan dengan pengamatan di bulan ke 3, pada bulan ke lima juga memperlihatkan hal yang sama Gambar 36. Penggantian sukrosa dengan gula pasir menyebabkan penurunan rataan tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buku, jumlah akar, dan panjang akar namun secara statistik tidak berbeda nyata. Hasil ini mengindikasikan bahwa penggunaaan gula pasir komersial dapat digunakan dalam media pendewasaan embrio somatik kopi Arabika dengan mengunakan alat RITA. Keragaan planlet kopi Arabika dalam alat RITA ditampilkan pada Gambar 37. A B 95 Gambar 36. Keragaan karakter agronomi. A. Tinggi planlet dan panjang akar. B. Jumlah daun, jumlah buku dan jumlah akar planlet kopi Arabika 5 bulan dalam alat RITA. Penggunaan gula pasir pada media menggunakan RITA dalam penelitian ini, memberikan alternatif baru dalam penghematan biaya pembuatan media. Penggunaan RITA juga telah dilaporkan oleh Alabarrán et al. 2005 pada perbanyakan kopi Arabika, dan Etienne 2005 pada perbanyakan kopi Arabika dan Robusta melalui embriogenesis somatik. Penggunaan RITA dilaporkan dapat mengurangi gejala vitrifikasi dalam perkembangan embrio somatik kopi yang terjadi ketika menggunakan media cair Etienne et al. 2006. Penelitian penggunaan RITA pada juga dilaporkan lebih baik dibandingkan dengan media cair dan media semi padat pada tanaman Saccharum officinarum Yang et al. 2010, Eucalyptus grandis, and hybrids McAlister et al. 2005, Ananas comosus pineapple Scheidt et al. 2009. B A 96 Gambar 37. Keragaan perkecambahan embriogenesis somatik kopi Arabika memakai RITA. A. Media dengan sukrosa 1 bulan setelah perlakuan. B. Media dengan gula pasir 1 bulan setelah perlakuan. C. Media dengan gula pasir 3 bulan. D. Planlet yang berkembang di media dengan gula pasir siap untuk diaklimatisasi. Simpulan Penggunaan gula pasir 35 g L -1 yang dikombinasikan dengan phytagel 2.5 g L -1 dan agar komersial 9 g L -1 pada media regenerasi dapat menurunkan berat kalus dan jumlah embrio somatik yang dihasilkan. Berat terendah 0.74 g dan jumlah embrio torpedo terkecil 43.40 didapatkan pada media yang diberi gula pasir 35 g L -1 dan agar komersial 9 g L -1 . Penurunan daya berkecambah pada media perkecambahan tidak berbeda nyata ketika diberi perlakuan gula pasir 40 g L -1 , baik pada phytagel 2.5 dan 1.5 g L -1 dan baru menunjukkan penurunan yang nyata ketika mengunakan agar komersial 9 g L -1 . Tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buku, jumlah akar dan panjang akar menurun secara nyata pada media perkecambahan yang diberi gula pasir 40 g L -1 dan agar komersial 9 g L -1 . Penggunaan RITA dalam tahapan perkecambahan dengan media gula pasir 40 g L -1 secara statistik tidak berbeda nyata dengan sukrosa 40 g L -1 untuk tinggi tanaman, jumlah daun, jumlah buku, jumlah akar dan panjang akar. 97 Daftar Pustaka Alabarrán J, Bertrand B, Lartaud M, Etienne H. 2005. Cycle characteristics in a temporary immersion bioreactor affect regeneration, morphology, water and mineral status of coffee Coffea arabica somatic embryos. Plant. Plant Cell, Tissue and Organ Culture. 81:27-36. Bridgen MP.1994. A review of plant embrio culture. Hort. Sci. 29:1243-1245. Cardoso MB, Bodanene-Zanettini MMH, De Mundstock E, Kaltchuk-Santos EK. 2007. Evaluation of Gelling Agents on Anther Culture: Response of Two Soybean Cultivars. Braz. Arch. Biol.Tech. 506 : 933-939. Etienne H. 2005. Somatic Embryogenesis Protocol:Coffee Coffea arabica L. and Canephora p . In Jain SM, Gupta PK.eds. 2005. Protocol for Somatic Embryogenesis in Woody Plants. Printed in the Netherlands NL. pp 167- 179. Etienne H, Dechamp E, Barry-Etienne D, Bertrand B. 2006. Bioreactors in coffee micropropagation. Braz. J. Plant. Physiol. 18:45-54. Fernández-Da Silva R, Hermoso-Gallardo L, Menéndez-Yuffá A. 2005. Primary and Secondary Somatic Embryogenesis In Leaf Sections and Cell Suspensions Of Coffea arabica Cv. Catimor. Intercia. 3011 : 694-698. Gatica-Arias AM, Arrieta-Espinoza G, Esquivel AME. 2008. Plant regeneration via indirect somatic embryogenesis and optimisation of genetic transformation in Coffea arabica L. cvs. Caturra and Catuaí. Electronic Journal of Biotechnology. 111:1-12. Issue of January 15. http:www.ejbiotechnology.infocontentvol11issue1full9 . Diakses 10 Mei 2012. George EF, Hall MA, De Klerk GJ. 2008. The Components of Plant Tissue Culture Media I: Macro-and Micro_Nutrrients pp: 65-113 In. George EF, Hall MA, De Klerk GJ Eds. Plant Propagation by Tissue Culture: The Background. Vol: 1.3rd. Netherlands NL.Edition Spriger. George EF. 1993. Plant Propagation by Tissue Culture: The Techlology. 2nd. Exegetics Ltd.Edington. Wetsburry.Wits.England. p 181 Hapsari BW, Ermayanti TM, Rantau DE, Rudiyanto. 2011. Comparison of the Reduction Effect of Sucrose and Table Sugar Concentration on Growth Characteristics of Red Ginger Zingiber officinale Rocs. Cultured in Liquid Medium. Annales Bogorienses. 15 1 : 15-20. Lipavska H, Konradova H. 2004. Somatic embryogenesis in conifers: the role of carbohydrate metabolism. In Vitro Cell.Biol-Plant. 40:23-30. McAlister B, Finnie J, Watt MP, Blakeway F. 2005. Use of the temporary immersion bioreactor system RITA® for production of commercial Eucalyptus clones in Mondi Forests SA. Plant Cell, Tissue and Organ Culture. 813: 347-358. Ogero KO, Gitonga NM, Mwangi M, Ombori O, Ngugi M. 2012. Cost-effective nutrient sources for tissue culture of cassava Manihot esculenta Crantz. African Journal of Biotechnology . 1166 : 12964-12973. Available online at http:www.academicjournals.orgAJB . DOI: 10.5897AJB12.579. ISSN 1684 –5315 ©2012 Academic Journals.