Kejadian Infeksi Enterobacter sakazakii

Enterobacter sakazakii ditemukan sebesar 9-35 dalam susu bubuk formula, 44 dalam sereal, 27 dalam tepung kentang, 23 dalam produk pasta, 31 dalam peralatan dapur dan tidak ditemukan dalam rempah-rempah Kandhai et al . 2004. Organisme ini telah diisolasi dari berbagai makanan termasuk keju, roti, tahu, teh asam, daging yang dikuring, dan sosis. Enterobacter sakazakii juga ditemukan pada khamir roti karena organisme ini merupakan bagian dari flora permukaan biji sorghum Gassem 1999 dalam Iversen dan Forsythe 2003. Selain itu, organisme ini ditemukan pada biji padi Cottyn et al. 2001 dalam Iversen dan Forsythe 2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pencemaran E. sakazakii dalam makanan bayi di Indonesia pada tahun 2003 sebesar 13.5 Estuningsih et al . 2006 dan pada susu formula sebesar 6.52 Estuningsih 2004. Pada tahun 2006, sebanyak 5 dari 22 atau 22.73 susu formula dan 6 dari 15 atau 40 produk makanan bayi di Indonesia positif terkontaminasi E. sakazakii Estuningsih et al. 2007. Adapun laporan kejadian E. Sakazakii dalam makanan dan susu bayi di beberapa negara disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Laporan kejadian Enterobacter sakazakii dalam makanan dan susu bayi Negara Produk terkontaminasi Referensi USA Susu bubuk Farmer et al. 1980 Netherlands Susu bubuk rekonstitusi, susu bubuk formula Muytjens et al. 1983 Czechia Susu bubuk formula Postupa and Aldova 1984 35 negara Susu bubuk pengganti ASI Muytjens et al. 1988 Canada Susu bubuk rekonstitusi, susu bubuk formula Nazarowec-White dan Farber 1997 USA Susu bubuk formula Simmons et al. 1989 Israel Susu bubuk formula, blender Bar-Oz et al. 2001; Block et al. 2002

2.2.3 Kejadian Infeksi Enterobacter sakazakii

Bayi neonatus lebih rentan terinfeksi E. sakasakii dibandingan individu dewasa. Menurut Kane 2004, kelompok bayi yang memiliki resiko tertinggi terinfeksi E. sakazakii yaitu neonatus still birth hingga umur 28 hari, bayi immunocompromised , bayi dengan berat badan lahir rendah BBLR, bayi prematur, dan bayi yang lahir dari ibu yang mengidap Human Immunodeficiency Virus HIV. Berdasarkan 31 literatur, kasus E. sakazakii di Inggris 1960-1999 terjadi pada kisaran umur 3 hari hingga 4 tahun. Tingkat infeksi pada umur ≤ 1 minggu mencapai 50, 1 bulan mencapai 75. Sebanyak 55 infan yang terinfeksi E. sakazakii memiliki berat badan ≤ 2,5kg, sedangkan 75 merupakan bayi prematur atau bayi yang mengalami komplikasi peripartum Lai 2001. Laporan mengenai infeksi E. sakazakii menunjukkan bahwa bakteri ini dapat menyebabkan meningitis dan enterokolitis nekrotikan pada neonatus Taylor 2002. Sebanyak enam dari dua belas neonatus yang mengalami enterokolitis nekrotikan positif terhadap kultur E. sakazakii van Acker et al. 2001. Gangguan sistem saraf akibat E. sakazakii antara lain meningitis khususnya ventrikulitis, abses otak, pembentukan kiste, dan hidrosephalus Lai 2001; Bar-Oz et al. 2001. Enterobacter sakazakii merupakan agen kausatif meningoensephalitis pada bayi yang berusia lima minggu Kleimen et al 1981 dalam Pagotto et al. 2003. Semua pasien yang mengalami infeksi sistem saraf pusat akibat E. sakazakii akan mengalami hambatan dalam perkembangan fisik dan mental Lai 2001. Selain gangguan pada sistem saraf dan peradangan pada usus, E. sakazakii juga menyebabkan sepsis Muytjens et al. 1983; Muytjens dan Kollee 1990; Bar-Oz et al. 2001; Kane 2004. Adapun beberapa laporan kejadian akibat infeksi E. sakazakii dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Laporan kejadian akibat infeksi E. sakazakii Negara Jumlah neonatalbayi Jumlah Kematian Gejala Klinis Referensi Belanda 8 6 Meningitis Muytjens et al . 1983 USA 4 0 Sepsis, diare berdarah Simmons et al. 1989 Iceland 3 2 Meningitis Biering et al . 1989 Israel 2 0 Bakterimia, meningitis Bar-Oz et al. 2001; Block et al. 2002 Belgia 12 2 Enterokolitis van Acker et al . 2001 Sinave 2003 menyatakan bahwa, Enterobacter sp. terutama Enterobacter cloacae dan Enterobacter aerogenes adalah patogen nosocomial yang menjadi penyebab berbagai macam infeksi termasuk bakteremia, infeksi saluran pernapasan bagian bawah, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi traktus urinarius, infeksi intra-abdominal, endokarditis, artritis sepsis, osteomyelitis, dan infeksi optalmik. Menurut Iversen dan Forsythe 2003, secara umum bakteri pada genus Enterobacter merupakan penyebab 50 kasus infeksi nosocomial. Faktor- faktor predisposisi infeksi-infeksi tersebut adalah waktu perawatan di rumah sakit yang lama, terutama dalam ruang Unit Gawat Darurat; perlakuan lebih dahulu dengan antibiotik, kelemahan yang umum, dan imunosupresi Sinave 2003. Mortalitas akibat infeksi E. sakazakii mencapai 40-80 Pagotto et al. 2003. Sebanyak 50 pasien yang dilaporkan menderita infeksi E. sakazakii meninggal dalam waktu satu minggu setelah diagnosa Lai 2001. Hingga kini belum ada penentuan dosis infeksi E. sakazakii, namun sebesar 3 cfu100 gram dapat digunakan sebagai perkiraan awal dosis infeksi Iversen dan Forsythe 2003.

2.3 Usus