Patologi Peradangan pada Usus

2 menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, dan 3 mendegradasi bakteri. Secara makroskopis usus besar dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu sekum, kolon asenden, kolon transversus, kolon desenden, sigmoid, dan rektum Underwood 1992. Keenam bagian ini sulit dibedakan secara histologis. Karakteristik utama pada sekum, kolon, dan rektum yaitu tidak membentuk vili seperti usus halus, memiliki kelenjar yang panjang dan berbentuk tubuli sederhana, tidak memiliki sel granuler asidofilik sel Panneth, dan memiliki jumlah nodul limfatik yang banyak Frappier 2006. Menurut Genesser 1994, gambaran histologis usus besar secara umum yaitu mengandung kripta Lieberkuhn yang lebih panjang dan lebih lurus pada tunika mukosa dibandingkan dengan usus halus. Epitel usus besar berbentuk silinder dan mengandung jauh lebih banyak sel Goblet dibandingkan usus halus. Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan ikat retikuler dan nodulus limfatikus. Seperti pada usus halus, tunika muskularis mukosa pada usus besar terdiri atas lapisan sirkular sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar. Tunika mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus Meissner. Di sebelah luar tunika mukosa terdapat tunika muskularis eksterna dan tunika serosa. Tunika serosa ini terdiri atas mesotelium dan jaringan ikat subserosa. Suplai pembuluh darah untuk usus besar berasal dari arteri mesenterica inferior dan superior. Pembagian suplai darah usus besar yaitu sebagai berikut: 1 sekum, kolon asenden, dan kolon transversus proksimal disuplai oleh cabang dari arteri mesenterica superior, 2 kolon transversus distalis, kolon desenden, colon sigmoid dan rektum bagian atas disuplai oleh cabang dari arteri mesenterica inferior, sedangkan 3 sisa rektum disuplai oleh arteri rektalis tengah dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna dan arteri pudenda interna Underwood 1992. Pengetahuan mengenai suplai darah ini penting untuk mengetahui bagian dan konsekuensi dari iskemia.

2.3.2 Patologi Peradangan pada Usus

Peradangan pada usus disebut enteritis, sedangkan peradangan pada usus dan kolon disebut enterokolitis. Apabila peradangan ini membentuk jaringan nekrosa maka disebut enterokolitis nekrotikan. Enterokolitis nekrotikan merupakan salah satu penyakit yang dapat disebabkan oleh E. sakazakii Taylor 2002. Enterokolitis nekrotikan akibat E. sakazakii dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu iskemia usus, kolonisasi mikroba di usus, dan kelebihan substrat protein di dalam lumen usus van Acker et al. 2001. Enterokolitis nekrotikan dikenal sebagai penyakit gastrointestinal yang paling banyak diderita oleh neonatus. Tingkat mortalitas akibat enterokolitis nekrotikan pada bayi manusia yang prematur antara 40-100, pada bayi yang memiliki berat badan kurang dari 1.500 gram berkisar antara 10-44, dan bayi yang memiliki berat badan lebih dari 2.500 gram antara 0-20. Beberapa gejala yang dapat diamati akibat enterokolitis nekrotikan yaitu intoleransi makanan, penundaan pengosongan lambung, pembesaran abdomen, dan eritrema dinding abdomen Springer dan Annibale 2006. Beberapa indikator terjadinya peradangan pada usus yaitu vili usus menjadi lebih panjang, dinding usus menebal, dan jumlah jaringan limfatik menjadi lebih banyak Shackelford dan Elwell 1999. Berdasarkan gambaran histopatologi, pada inflamasi akut terjadi edema di lamina propia disertai infiltrasi leukosit dalam jumlah yang ringan dan didominasi neutrofil. Selain itu, ruang antar vili dan kripta menjadi lebih lebar. Pada infeksi kronis, infiltrasi sel radang didominasi limfosit dan sel plasma, serta penyebaran kripta menjadi lebih lebar karena berisi leukosit dan sel debris. Dalam beberapa kasus, dapat terjadi inflamasi akut dan kronis secara bersamaan disertai nekrosa, trombosis, dan mineralisasi Shackelford dan Elwell 1999. Peradangan dapat menyebabkan terjadinya erosi dan ulcer di usus. Istilah erosi digunakan untuk menggambarkan hilangnya epitel usus pada fokus tertentu tanpa disertai hilangnya muskularis mukosa. Sedangkan ulcer digunakan untuk menggambarkan kerusakan epitel sampai muskularis mukosa atau bahkan lebih dalam lagi. Lesi ulcer biasanya terjadi pada lapisan submukosa atau mukosa dan kadangkala disertai adanya edema. Pada tepi ulcer biasanya terjadi hiperplasia epitel mukosa Shackelford dan Elwell 1999. Selain akibat bakteri, peradangan usus dapat disebabkan oleh parasit, jamur kapang dan khamir, virus, sistem autoimun, atau bahan toksik. 2.4. Cerebrum dan Medula Spinalis 2.4.1 Anatomi dan Histologi Cerebrum dan Medula Spinalis