Analisis Data Prosedur Penelitian .1 Adaptasi, Pre-Treatment, dan Perkawinan Mencit Parental

Perubahan jaringan yang terjadi dibandingkan antara mencit kontrol mencit yang diberi NaCl fisiologis dengan mencit perlakuan, yaitu mencit yang diinfeksikan 10 3 cfuml, 10 4 cfuml, 10 5 cfuml, 10 6 cfuml, dan 10 7 cfuml suspensi bakteri E. sakazakii.

3.3.6 Analisis Data

Dalam penelitian ini akan diperoleh data dalam bentuk foto, nilai hasil perhitungan kuantitaif, dan nilai skoring kualitatif perubahan histopatologi dari organ. Nilai data kuantitatif, yang terdiri atas jumlah sel mikroglia cerebrum dan medula spinalis, jumlah sel radang usus halus dan usus besar, jumlah folikel limfoid dan jumlah megakaryosit limpa, ditampilkan dalam bentuk Mean ± Standar Deviation , dan dilanjutkan dengan Duncan test untuk membandingkan antar kelompok. Kebermaknaan dalam perbedaan hasil didapatkan dengan metode one-way ANOVA untuk menilai multi kelompok. Nilai P0,05, ditetapkan hasilnya bermakna atau signifikan berbeda nyata. Data skoring yang terdiri atas kerusakan epitel usus halus, kerusakan epitel usus besar, deplesi folikel limfoid, infiltasi sel radang, maupun deposisi protein radang di limpa, diolah menggunakan statistik nonparametrik dengan uji Kruskal-Wallis.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Morbiditas dan Mortalitas

Hasil infeksi berbagai dosis Enterobacter sakazakii secara per oral menunjukkan bahwa bakteri ini dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas mencit neonatus yang digunakan sebagai hewan coba Tabel 5. Sebanyak 1 dari 5 mencit 20 yang diberi E. sakazakii dengan dosis infeksi tertinggi, yakni 10 7 cfuml mati 9 jam sesudah infeksi. Selain itu, sebanyak 2 dari 5 40 mencit neonatus yang diinfeksikan E. sakazakii dengan dosis 10 5 cfuml mati 29 jam dan 47 jam sesudah infeksi. Secara umum gejala yang ditunjukkan sebelum kematian yaitu lemas, tidak mau menyusu, dan kejang-kejang. Sedangkan perubahan patologi anatomi yang teramati berupa penimbunan cairan berwarna kemerahan di dalam abdomen dan di meningen otak bagian sub arachnoid Gambar 12. Gambar 12 Penimbunan cairan di otak anak panah pada mecit neonatus yang diinfeksikan Enterobacter sakazakii. Penimbunan cairan serebrospinal yang berwarna kemerahan di meningen Gambar 12 dan perdarahan otak yang ditemukan merupakan salah satu bukti lesi patologi akibat infeksi E. sakazaki yang dapat menimbulkan meningitis akut. Menurut Lai 2001, E. sakazakii dapat menyebabkan kerusakan otak yang ditandai dengan penimbunan, dilatasi ventrikel, dan infark otak. Penimbunan cairan dan darah di dalam abdomen merupakan tanda telah terjadi hiperemi atau vasodilatasi vaskula serosa abdomen di usus yang parah. Vasodilatasi serosa usus sering menyertai enteritis yang parah. Hal ini medukung data van Acker et al. 2001 mengenai kontaminasi E. sakazakii dalam susu bubuk formula sehingga menyebabkan enterokolitis nekrotikan. Gejala klinis enterokolitis nekrotikan ditandai dengan sakit pada bagian abdominal, perut yang menggembung dan