Anatomi dan Histologi Usus

urinarius, infeksi intra-abdominal, endokarditis, artritis sepsis, osteomyelitis, dan infeksi optalmik. Menurut Iversen dan Forsythe 2003, secara umum bakteri pada genus Enterobacter merupakan penyebab 50 kasus infeksi nosocomial. Faktor- faktor predisposisi infeksi-infeksi tersebut adalah waktu perawatan di rumah sakit yang lama, terutama dalam ruang Unit Gawat Darurat; perlakuan lebih dahulu dengan antibiotik, kelemahan yang umum, dan imunosupresi Sinave 2003. Mortalitas akibat infeksi E. sakazakii mencapai 40-80 Pagotto et al. 2003. Sebanyak 50 pasien yang dilaporkan menderita infeksi E. sakazakii meninggal dalam waktu satu minggu setelah diagnosa Lai 2001. Hingga kini belum ada penentuan dosis infeksi E. sakazakii, namun sebesar 3 cfu100 gram dapat digunakan sebagai perkiraan awal dosis infeksi Iversen dan Forsythe 2003.

2.3 Usus

2.3.1 Anatomi dan Histologi Usus

Usus merupakan salah satu organ sistem pencernaan. Fungsi utama saluran pencernaan yaitu mencerna dan memecah makanan menjadi lebih kecil dan sederhana yang dapat diserap oleh sirkulasi tubuh guna menunjang kehidupan organisme Frappier 2006. Gabungan antara usus halus dan usus besar merupakan salah satu organ terbesar pada mencit. Panjang usus halus pilorus sampai sekum mencit dewasa kira-kira 35 cm, sedangkan panjang usus besar kolon dan sekum mencit dewasa kira-kira 14 cm Shackelford dan Elwell 1999. Usus halus merupakan organ tubular yang terbentang dari pilorus ke usus besar. Secara makroskopis, usus halus dibagi menjadi duodenum, jejunum dan ileum yang kontinyu satu sama lain dan pada dasarnya mempunyai struktur histologis hampir sama Genesser 1994. Lapisan-lapisan penyusun dinding usus halus mulai dari dalam ke luar lumen usus terdiri atas tunika mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa Shackelford dan Elwell 1999; Frappier 2006 Gambar 3, Gambar 4. Gambar 3 Histologi usus halus duodenum mamalia babi Eurell dan Frapier 2006. Keterangan: L lumen, E epitel, LP propria mukosa utuh, MM muskularis mukosa, V vili usus, K kripta usus, TM tunika muskularis. Gambar 4 Histologi usus halus 1 dan usus besar 2 secara skematis Eurell dan Frapier 2006. Keterangan: E epitel, F lamina propria, G lamina muskularis, H Tela submukosa, I tunika muskularis lapis sirkuler, J tunika muskularis lapis longitudinal, K serosa, PP Daun Payer. Tunika mukosa terdiri atas epitel, berbagai kelenjar dan lamina propria Frappier 2006. Epitel usus halus berbentuk epitel kolumnar selapis yang terdiri atas sel absortif, sel goblet, sel endokrin dan sel Paneth Genesser 1994. Lamina propria terdiri atas jaringan ikat retikular dan fibroplastik yang longgar dan kaya pembuluh darah, buluh khil lacteal, saraf, maupun otot licin Shackelford dan Elwell 1999. Menurut Dellmann dan Brown 1992, pencernaan di usus halus ditunjang oleh bentuk khusus pada tunika mukosa, yakni vili. Vili merupakan penjuluran mukosa yang berbentuk jari dan merupakan ciri khas usus halus. Tinggi vili ini bervariasi tergantung pada daerah dan jenis hewannya. Pada karnivora, vili langsing dan panjang, sedangkan pada sapi vili pendek dan lebar. Panjang vili usus halus pada mencit neonatus lebih pendek dibandingkan mencit dewasa Shackelford dan Elwell 1999. Akhirnya, permukaan penyebaran ditingkatkan oleh mikrovili. Mikrovili merupakan penjuluran sitoplasma pada permukaan bebas epitel vili. Vili dan mikrovili berfungsi memperluas permukaan usus halus sehingga penyerapan lebih efisien Dellmann dan Brown 1992. Di antara dasar-dasar vili terdapat kelenjar-kelenjar yang meluas ke dalam bagian bawah mukosa yang disebut kripta. Sel-sel kripta menyediakan sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel permukaan vili yang terbuang ke dalam lumen usus Bevelander dan Ramaley 1988. Pada mencit dewasa, sel kripta epitel usus membagi setiap 10-14 jam dan waktu transit sel dari kripta ke ujung vili terjadi selama 48 jam Shackelford dan Elwell 1999. Tunika submukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, pembuluh darah dan pembuluh limfe yang lebih besar. Pada duodenum terdapat kelenjar Brunner Genesser 1994. Pada hewan dewasa, di lapisan ini ditemukan banyak limfosit, sel plasma, makrofag, eosinofil, dan sel mast Shackelford dan Elwell 1999. Tunika muskularis terdiri atas lapisan eksterna yang mempunyai serabut otot longitudinal dan lapisan interna yang mempunyai serabut otot halus berbentuk sirkuler Shackelford dan Elwell 1999. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh suatu jaringan ikat berisi pleksus saraf parasimpatis yang disebut plexus Mienterikus atau Auerbach’s Genesser 1994. Suplai darah untuk usus halus diberikan melalui cabang-cabang dari arteri mesenterica celiaca dan cranialis yang menembus tunika muskularis kemudian tunika submukosa Frappier 2006. Lapisan terluar usus halus atau tunika serosa terdiri atas lapis mesotel dengan jaringan ikat subserosa di bawahnya Genesser 1994; Frappier 2006. Usus besar dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu sekum termasuk usus buntu, kolon dan rektum dengan saluran anal Genesser 1994. Fungsi usus besar menurut Underwood 1992, yaitu 1 menyimpan dan eliminasi sisa makanan, 2 menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, dan 3 mendegradasi bakteri. Secara makroskopis usus besar dapat dibagi menjadi enam bagian, yaitu sekum, kolon asenden, kolon transversus, kolon desenden, sigmoid, dan rektum Underwood 1992. Keenam bagian ini sulit dibedakan secara histologis. Karakteristik utama pada sekum, kolon, dan rektum yaitu tidak membentuk vili seperti usus halus, memiliki kelenjar yang panjang dan berbentuk tubuli sederhana, tidak memiliki sel granuler asidofilik sel Panneth, dan memiliki jumlah nodul limfatik yang banyak Frappier 2006. Menurut Genesser 1994, gambaran histologis usus besar secara umum yaitu mengandung kripta Lieberkuhn yang lebih panjang dan lebih lurus pada tunika mukosa dibandingkan dengan usus halus. Epitel usus besar berbentuk silinder dan mengandung jauh lebih banyak sel Goblet dibandingkan usus halus. Lamina propria usus besar terdiri atas jaringan ikat retikuler dan nodulus limfatikus. Seperti pada usus halus, tunika muskularis mukosa pada usus besar terdiri atas lapisan sirkular sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar. Tunika mukosa terdiri atas jaringan ikat longgar, lemak, dan pleksus Meissner. Di sebelah luar tunika mukosa terdapat tunika muskularis eksterna dan tunika serosa. Tunika serosa ini terdiri atas mesotelium dan jaringan ikat subserosa. Suplai pembuluh darah untuk usus besar berasal dari arteri mesenterica inferior dan superior. Pembagian suplai darah usus besar yaitu sebagai berikut: 1 sekum, kolon asenden, dan kolon transversus proksimal disuplai oleh cabang dari arteri mesenterica superior, 2 kolon transversus distalis, kolon desenden, colon sigmoid dan rektum bagian atas disuplai oleh cabang dari arteri mesenterica inferior, sedangkan 3 sisa rektum disuplai oleh arteri rektalis tengah dan inferior yang merupakan cabang dari arteri iliaca interna dan arteri pudenda interna Underwood 1992. Pengetahuan mengenai suplai darah ini penting untuk mengetahui bagian dan konsekuensi dari iskemia.

2.3.2 Patologi Peradangan pada Usus