3. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor
IPB pada bulan Januari 2007 sampai Mei 2008.
3.2 Materi 3.2.1 Hewan Coba
Penelitian ini bersifat eksperimental menggunakan hewan coba sebagai model. Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tiga puluh mencit
neonatus Mus musculus albinus berumur satu minggu dengan bobot awal 3-4,5 gram. Mencit neonatus tersebut diperoleh dari hasil perkawinan mencit parental
F1 dengan anak mencit F1 in breeding.
3.2.2 Isolat Enterobacter sakazakii
Penelitian ini menggunakan suspensi bakteri Enterobacter sakazakii koleksi Sri Estuningsih dari Bagian Patologi Fakultas Kedokteran Hewan, Institut
Pertanian Bogor. Isolat Enterobacter sakazakii tersebut telah teruji melalui penelitian sebelumnya sebagai isolat yang dapat menghasilkan enterotoksin tahan
panas melalui uji in vitro untuk sitotoksik mengikuti Pagotto et al. 2003 Grecilia 2008. Suspensi bakteri Enterobacter sakazakii yang digunakan
diencerkan menggunakan Phosphate Buffer Saline PBS secara bertingkat sehingga diperoleh dosis 10
3
colony forming unit cfuml, 10
4
cfuml, 10
5
cfuml, 10
6
cfuml, dan 10
7
cfuml mengikuti metode Mc Farlane.
3.2.3 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan untuk membuat suspensi bakteri E. sakazakii terdiri atas Tripsic Soy Agar TSA, Brain Heart Infusion Broth BHI Broth,
Phosphate Buffer Saline PBS, dan larutan standar Mc Farlane I. Bahan yang
digunakan dalam pemeliharaan mencit pada penelitian ini yaitu pelet pakan
mencit hasil formulasi Bagian Non Ruminansia dan Satwa Harapan NRSH Fakultas Peternakan IPB, air mineral AQUA
®
untuk minum mencit, NaCl fisiologis, anthelmentik Albendazol
®
, antibiotik Amoxicilin
®
dan Ciprofloxacin
®
, dan akuades. Bahan-bahan yang digunakan untuk pewarnaan histopatologis yaitu sebagai berikut: larutan Mayers Hematoksilin, larutan Eosin,
alkohol dengan konsentrasi bertingkat 70, 80, 90, 100, xilol, eter, Buffered Neutral Formalin
BNF 10, parafin cair, albumin dan metanol. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu ose, sentrifus, tabung
reaksi, kandang mencit, kertas label, sekam kering, timbangan digital, kapas, syringe, sonde lambung Knopfkanüle buatan Jerman, kulkas, aluminium foil,
anaerobic jar , stiroform, jarum pentul, cawan petri, dan peralatan bedah gunting,
pinset, dan skalpel. Peralatan untuk pembuatan dan pengamatan sediaan histopatologi terdiri atas tissue casset, automatic tissue processor, mikrotom,
pencetak parafin, gelas objek, gelas penutup, mikroskop cahaya, dan alat mikrofotografi.
3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Adaptasi, Pre-Treatment, dan Perkawinan Mencit Parental