Mencit parental yang digunakan merupakan mencit Non-specific Pathogen Free
NSPF dan diberi pre-treatment sebelum dikawinkan. Sebagai pre-treatment
diberikan Amoxicilin
®
dengan dosis 125 mgkgBB selama lima hari berturut-turut, kemudian mencit diistirahatkan selama tiga hari. Setelah itu, mencit
diberi Ciprofloxacin
®
dengan dosis 100 mgkgBB selama tiga hari berturut-turut. Selain itu, sebagai anthelmentik diberikan Albendazole
®
5 dengan dosis tunggal 10 mgkg BB dengan 3 kali pengulangan berjarak satu minggu.
Perkawinan mencit parental dilakukan dengan cara membagi mencit ke dalam dua kandang yang masing-masing berisi lima ekor mencit betina dan satu
ekor mencit jantan. Apabila mencit betina menunjukkan tanda telah bunting, maka mencit betina tersebut ditempatkan di kandang terpisah. Kurang lebih 21 hari
setelah dikawinkan, mencit betina melahirkan mencit neonatus yang tetap disatukan dengan induknya sampai akan diinfeksikan bakteri E. sakazakii.
3.3.2 Pembuatan Suspensi Enterobacter sakazakii
Kultur Enterobacter sakazakii yang telah ada dibuat menjadi kultur baru dengan cara mengisolasi bakteri tersebut pada Tripsic Soy Agar TSA selama 24
jam. Selanjutnya hasil kultur E. sakazakii di TSA diisolasikan pada Brain Heart Infusion Broth
BHI Broth selama 24 jam. Kemudian, kultur E. sakazakii dalam BHI Broth disentrifus dengan kecepatan 5.000 rpm selama 15 menit. Supernatan
yang terbentuk dibuang sedangkan pelet dicuci menggunakan Phospate Buffer Saline
PBS sebanyak tiga kali. Pada proses pencucian, larutan disentrifus dengan kecepatan 5.000 rpm selama 15 menit. Supernatan pada proses pencucian
ketiga dibuang. Selanjutnya pada pelet ditambahkan PBS dengan jumlah tertentu sehingga kekeruhannya sama dengan larutan standar Mc Farlane I yang memiliki
densitas bakteri sebanyak 3,0 x 10
8
cfuml. Dengan demikian, suspensi E. sakazakii
yang terbentuk mengandung 10
8
cfuml. Untuk membuat suspensi E. sakazakii
dengan densitas yang lebih rendah maka suspensi E. sakazakii diencerkan dengan PBS. Yaitu, untuk membuat suspensi E. sakakzakii 10
7
cfuml maka sebanyak 1 ml suspensi E. sakazakii 10
8
cfuml dilarutkan dalam 9 ml PBS. Demikian seterusnya.
3.3.3 Infeksi Enterobacter sakazakii pada Mencit Neonatus
Sebanyak tiga puluh mencit neonatus berumur satu minggu dibagi menjadi enam kelompok yang masing-masing terdiri atas lima ekor mencit. Setiap
kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Adapun perlakuan yang diberikan pada setiap kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Perlakuan terhadap enam kelompok anak mencit usia satu minggu
No. Kelompok Perlakuan
1. Kontrol
NaCl fisiologis secara per oral sebanyak 0,1 mlekor 2. I
10
3
cfuml suspensi bakteri E. sakazakii PBS secara per oral sebanyak 0,1 mlekor
3. II 10
4
cfu ml suspensi bakteri E. sakazakii dalam PBS secara per oral sebanyak 0,1 mlekor
4. III 10
5
cfu ml suspensi bakteri E. sakazakii dalam PBS secara per oral sebanyak 0,1 mlekor
5. IV 10
6
cfu ml suspensi bakteri E. sakazakii dalam PBS secara per oral sebanyak 0,1 mlekor
6. V 10
7
cfu ml suspensi bakteri E. sakazakii dalam PBS secara per oral sebanyak 0,1 mlekor
Mencit kontrol dieuthanasi menggunakan eter pada hari ketiga pasca pemberian NaCl fisiologis per oral, sedangkan mencit yang diinfeksikan suspensi
bakteri Enterobacter sakazakii diamati hingga mencit mati. Apabila sampai pada hari ketiga mencit yang diinfeksi E. sakazakii tidak mati, maka mencit tersebut
dieuthanasi menggunakan eter dalam anaerobic jar. Setelah mencit mati maka bagian ventral mencit disayat secara
longitudinal mulai dari bagian hipogastrium sampai di dagu sehingga rongga abdomen dan thoraks terbuka. Selanjutnya dilakukan penyayatan bagian dorsal
leher mencit sampai ke hidung. Mencit dikoleksi dan diawetkan dengan cara memasukkan mencit neonatus yang telah disayat ke dalam larutan BNF 10.
Organ dalam tubuh mencit ini dipersiapkan untuk pembuatan sediaan histopatologi.
3.3.4 Pembuatan sediaan Histopatologi