Teknologi Benih Transgenik dan Jagung Transgenik

19 3 Layak secara teknis; 4 Layak secara ekonomis; 5 Dapat diterima secara sosial Lee, 2005. Lebih lanjut Lee 2005 mengemukakan beberapa faktor yang sering diperhatikan dalam diskusi mengenai pengaruh adopsi teknologi terhadap keberlanjutan usahatani, umumnya adalah: 1 Penggunaan input eksternal pupuk anorganik, pestisida, alat-alat mekanis yang lebih sedikit; 2 Aplikasi teknik pengelolaan yang lebih baik; dan 3 Pemanfaatan sumberdaya lokal tersedia dan bersifat komplementer dengan input eksternal khususnya yang dibeli. Aldy, et al. 1998 menekankan pentingnya kapasitas sektor pertanian dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan serat serta juga pelayanan jasa lingkungan environmental services. Kapasitas ini sangat tergantung pada ketersediaan dan adopsi teknologi baru serta dipengaruhi oleh faktor-faktor pasar yang membatasi, seperti: 1 Keterbatasan dana perusahaan-perusahaan dalam pengembangan teknologi; 2 Keberhasilan adopsi ditentukan oleh profil dan variasi usahatani; 3 Keberagaman basis sumberdaya mempengaruhi adopsi; dan 4 Petani sendiri tidak memperoleh jasa lingkungan tersebut. Dengan pertimbangan atas faktor-faktor pembatas ini, Aldy et al. 1998 menyarankan kebijakan pertanian berkelanjutan sebaiknya mendukung penelitian dan pengembangan teknologi berkelanjutan serta memberi insentif yang merangsang adopsi, mengupayakan agar upaya konservasi mencerminkan alokasi aset lingkungan yang efisien dan berkelanjutan, dan memberi legitimasi pasar bagi produk atau hasil produksi dari usahatani berkelanjutan.

2.2. Teknologi Benih Transgenik dan Jagung Transgenik

Definisi bioteknologi menurut The Convention on Biological Diversity pada tahun 1992 adalah “any technological application that uses biological systems, living organisms, or derivatives thereof, to make or modify products or 20 processes for specific use ”, dan dengan definisi yang lebih sempit bioteknologi mencakup sejumlah teknologi molekular yang berbeda seperti manipulasi gen dan transfer gen, DNA typing dan cloning tanaman dan hewan. Salah satu hasil aplikasinya adalah genetically modified organism GMO yakni suatu organisme yang telah mengalami transformasi dengan insersi satu atau lebih transgene. Transgene adalah suatu sekuen gen bisa berasal dari spesies berbeda atau sama yang diisolasi yang digunakan untuk mentransformasi suatu organisme. Suatu individual organisme yang telah mengalami transformasi suatu transgene telah diintegrasikan ke dalam genome-nya disebut sebagai transgenik FAO, 2007. Penerapan teknologi ini ke bidang pertanian khususnya dalam perbaikan tanaman crop improvement dengan berbagai sub-bidang: genomik, pemuliaan, analitik, kimia, dan rekayasa genetika telah dapat menghasilkan: 1 Peningkatan hasilproduktifitas berbagai tanaman, 2 Ketahanan terhadap hama dan penyakit, 3 Ketahanan terhadap cekaman lingkungan environmental stress, misalnya adaptasi pada tanah marjinal, dan 4 Kandungan gizi yang lebih disukai seperti kedelai omega-3 dan kaya asam amino dan protein tertentu. Borlaug 1998 melihat bahwa bioteknologi berperan penting dalam mengembangkan varietas baru yang lebih toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik serta yang kandungan nutrisi lebih baik. Strategi perbaikan tanaman seperti ini diperlukan untuk mengangkat tingkat produktifitas lebih tinggi lagi dan meningkatkan stabilitas hasil. Lebih lanjut Borlaug mengemukakan bahwa keberhasilan pertanian mencukupi kebutuhan pangan penduduk dunia yang meningkat, antara lain melalui upaya: 1 Bagaimana memperbaikimempertahankan kesuburan tanah untuk produksi berkelanjutan bagi generasi berikut; 2 Bagaimana menciptakan tanaman yang lebih efisien dan lebih tahan penyakit; dan 3 Bagaimana memperbaiki praktek budidaya tanaman sehingga lebih baik mengendalikan gulma, hama dan penyakit. 21 Menurut Sharma et al. 2002, rekayasa genetika membuka peluang yang luas bagi pemulia untuk mengakses gen dan sifat trait baru dari sumber genetik untuk dimasukkan ke dalam varietashibrida unggul. Kemajuan yang pesat telah diperoleh pada dua dekade belakangan dalam memanipulasi gen serta menyisipkannya ke dalam tanaman sehingga tahan hama dan penyakit, toleran terhadap herbisida, kekeringan, salinitas dan keracunan aluminum. Menurut sebuah studi Runge dan Ryan, 2004, sebanyak 63 negara telah dan sedang melaksanakan litbang tanaman biotek yang meliputi 57 jenis tanaman. Lebih separuh dari jumlah kegiatan litbang tersebut berada di negara berkembang, sekalipun dengan fokus dan prioritas yang berbeda-beda. Pemuliaan tanaman yang makin efisien dan teknik-teknik terbaru dalam bioteknologi telah dan akan menghasilkan tanaman dengan produktifitas lebih tinggi, tahan terhadap hama dan penyakit, atau makin tinggi toleransinya terhadap kondisi cekaman stress lingkungan serta ke depan dikembangkan tanaman dengan kandungan nutrisi yang lebih baik. Teknologi rekayasa genetika sebenarnya merupakan cara atau alat yang canggih dalam proses pemuliaan tanaman dimana gen yang dikehendaki dapat ditransfer secara persis. Teknologi benih transgenik benih GMO telah mendapatkan investasi yang sangat besar dari perusahaan multi-nasional, namun juga menjadi fokus yang signifikan bagi lembaga penelitian pemerintah nasional dan internasional. Para pakar agronomi dan pemulia melihat bahwa teknologi benih transgenik memberikan kesempatan besar bagi pertanian antara lain dengan mengurangi atau mengefisienkan penggunaan herbisida, mendorong aplikasi konservasi tanah dan mengembangkan varietas yang tahan atau toleran terhadap cekaman biotik Tabel 3 Tripp, 1999. Untuk jagung transgenik yang dikomersialkan saat ini hampir seluruhnya tergolong ke dalam kategori sifat trait toleran herbisida dan tahan hama. Beberapa jenis hibrida jagung telah dikembangkan sehingga tahan terhadap herbisida glifosat. Jagung tahan hama yang sudah dikembangkan antara lain adalah tahan hama penggerek ECB European Corn Borer, CRW corn root worm dan beberapa hama lainnya seperti Helicpoverpa zea Carpenter, et al., 2000. Disamping itu, sudah mulai banyak juga penelitian dan pengembangan ke arah benih transgenik dengan preferensi kualitas nutrisi dan benih transgenik yang 22 tahan cekaman lingkungan environmental stress seperti efisien menggunakan air, tahan kekeringan, efisien menggunakan unsur hara seperti nitrogen sehingga diharapkan dapat menghemat penggunaan pupuk. Tabel 3. Tipe benih GMO Tripp, 1999 Karakteristik Contoh Manfaat Kualitas preferensi konsumen atau industri  Tomat tahan disimpan lama  Jagung dengan kandungan pati yang tinggi Pengembangan bahan pangan baru novel food atau bahan baku bagi indsutri Toleran herbisida  Berbagai jenis tanaman tahan herbisida Lebih efisien dalam penggunaan herbisida danatau lebih aman Tahan penyakit atau hama  Kapas tahan penggerek  Tembakau tahan penyakit virus Pengurangan aplikasi pestisida Toleran cekaman abiotik  Jagung tahan kekeringan efisiensi pemakaian air Produksi yang lebih baik pada kondisi marjinal kurang air

2.3. Kerangka Regulasi Agrobioteknologi: Internasional dan Nasional