Kajian Keamanan Hayati Tanaman Transgenik

38 4 Isu keamanan pangan. Merupakan isu utama yang berkaitan dengan produk pangan dari tanaman rekayasa genetika. Sistem pengkajian keamanan pangan harus ketat dan seksama secara ilmiah dalam menyaring produk-produk yang diuji. Risiko yang inheren dengan teknologi technology-inherent risks, dengan melihat eksternalitas negatif yang mungkin terjadi juga perlu dikaji misalnya ciri tanaman yang tidak diharapkanabnormal dan interaksi yang mungkin terjadi dengan lingkungan misalnya mengenai penyerbukan silang Qaim, 1998. Jemison dan Vayda 2001 dalam penelitiannya yang berjudul Cross pollination from genetically engineered corn: wind transport and seed source menemukan bahwa cross-pollination penyerbukan silang lebih kecil dari 2 persen. Pada kondisi tanaman jagung biasa non-transgenik berjarak 30 meter dari jagung transgenik RR dan arah angin berasal dari jagung transgenik, ternyata penyerbukan silang yang terjadi berada pada tingkat rendah. Faktor lain yang mempengaruhi penyerbukan silang adalah adanya tanaman pembatas yang lebih tinggi yang dapat mengurangi risiko penyerbukan silang. Hal ini memungkinkan ko-eksistensi antara tanaman transgenik dan non-transgenik ditanam di suatu wilayah sepanjang mengikuti jarak isolasi yang meminimkan kontaminasi satu sama lain.

2.4.2. Kajian Keamanan Hayati Tanaman Transgenik

Kerangka regulasi yang berbasis ilmiah science-based regulation akan meletakkan pengkajian keamanan produk bioteknologi pada lajur yang tepat dan dapat dipertanggung- jawabkan, sehingga produk yang amanlah yang akan dilepas ke publik sedangkan calon produk yang berisiko tinggi disaring pada tahap-tahap awal proses evaluasi keamanan. Untuk meningkatkan kepastian keamanan pada produk tanaman transgenik, biasanya dilakukan tiga fase penilaian keamanan yang dilaksanakan sebelum sebuah produk dimasukkan dalam program percobaan skala besar atau dimasukkan dalam proses pelepasan varietas Gunawan, et al., 2003: 1 TAHAP I: Tahap pemastian keamanan gen yang akan digunakan pada produk. Fokusnya adalah perhatian pada kepastian tidak menyebabkan 39 alergi atau keracunan dan gen tidak menyebabkan beberapa resiko ekologi atau resiko lainnya. Sumber gen juga harus betul-betul diperhatikan kepastian keamanan penggunaanya dan tidak boleh melanggar kode etik. 2 TAHAP II: Tahap ini difokuskan pada pemilihan galur line selection setelah tanaman ditransformasikan. Faktor-faktor kunci yang dikaji: tanaman transgenik tersebut paling tidak sama dengan isoline atau isohybrid dalam segala aspek agronomi fenotip dan hanya satu kopi gen yang dimasukkan. 3 TAHAP III: Tahap kepastian keamanan pangan, pakan dan lingkungan pada produk tanaman akhir. Beberapa faktor yang dipelajari adalah analisis komposisi untuk menetapkan persamaan substansial pada biji dan juga mempelajari efek jangka panjang pakan untuk penetapan keamanan pakan dan daya gunanya. Keamanan produk untuk jenis hama non-target juga dipelajari dan ditetapkan. Setelah semua tahap dilalui secara lengkap, kemudian produk dimasukkan dalam proses registrasi untuk mendapatkan persetujuan terakhir dan digunakan oleh petani.

2.5. Penilaian ex-ante Ekonomi terhadap Prospek Adopsi Teknologi Baru