65 dengan kata lain IP indeks pertanaman 1 sampai dengan 3 kali musim tanam
pada lahan yang sama oleh petani yang sama. Jumlah responden petani dikalikan dengan rata-rata IP sama dengan jumlah data data point untuk menilaianalisis
keragaan usahatani per musim. Umumnya petani responden dalam penelitian ini melakukan IP berkisar 1
– 2 kali dalam setahun dengan rata-rata IP di Jawa Timur adalah 1,51 sedangkan di Lampung adalah 1,63.
Disamping survei usahatani, juga dikumpulkan data sekunder tentang luas areal, produksi, produktivitas, ekspor-impor, konsumsi, tingkat harga, dan
informasi lain dari berbagai sumber seperti Deptan, BPS dan FAOSTAT.
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data dan Pengambilan Responden untuk
Tujuan 2: Kebersediaan Petani Membayar Benih Jagung Transgenik
Besar keinginan petani untuk membayar willingness to pay WTP guna memperoleh benih jagung transgenik dilakukan dengan pertanyaan langsung.
Keragaan benih transgenik dan manfaatnya dijelaskan terlebih dahulu kepada petani secara verbal dan visual menggunakan gambar bantu. Teknik pertanyaan
dalam kuesioner yang dipakai adalah payment card Tabel 13. Responden petani sama dengan responden yang ada pada Tujuan 1.
Tabel 13. Teknik payment card untuk mengetahui WTP benih transgenik.
Payment card WTP
Misalkan harga benih jagung hibrida yang biasa BapakIbu tanam adalah Rp 30.000, dan harga benih jagung transgenik lebih mahal dari harga
tersebut, namun belum ditentukan karena belum ada di pasar. [Ditunjukkan fitur dan gambar bantu menjelaskan manfaat benih
transgenik dimaksud]. Berapa yang paling tinggi BapakIbu mau WTP lebih dari harga di atas untuk mendapatkan benih jagung transgenik?
payment card berkisar Rp 0
– 32.000 dengan kisaran Rp 4000. Responden diminta melihat semua kisaran nilai premium harga benih
transgenik dan memilih suatu nilai.
3.4.3. Teknik Pengumpulan Data dan Pengambilan Responden untuk
Tujuan 3: Indeks Keberlanjutan Usahatani
Kuesioner yang dipakai dan contoh jawaban responden sebagai data primer dari petani jagung hibrida ada pada Lampiran 2 juga mengandung
66 informasidata yang dibutuhkan untuk analisis keberlanjutan usahatani. Untuk
melihat pengaruh atau dampak dari kemungkinan adopsi benih transgenik terhadap keberlanjutan usahatani dilihat dari 3 aspek yakni ekologisfisik,
ekonomi dan sosial. Responden yang dipakai sama dengan responden dalam Tujuan 1.
3.4.4. Teknik Pengumpulan Data dan Pengambilan Responden untuk
Tujuan 4: Faktor-faktor Penentu Adopsi Benih Transgenik
Pendapat atau judgement pakar terhadap pilihan benih transgenik yang ada diperoleh melalui wawancara langsung dilakukan dengan para pakar di lembaga
penelitian serta industriperusahaan yang berkaitan dengan teknologi transgenik bioteknologi. Penentuan pakar dilakukan berdasarkan identifikasi kepakaran
dan pengetahuan tentang teknologi transgenik. Pakar yang diundang adalah dari kalangan lembaga penelitian pemerintah, perguruan tinggi dan kalangan industri.
Jumlah responden pakar yang diwawancara adalah 6 responden yakni 1 pakar dari PPSHB IPB, 2 pakar dari BB BIOGEN, 1 pakar dari PSE-KP, 1 pakar dari
asosiasi industri agrokimia dan benih, dan 1 pakar dari perusahaan benih jagung hibrida Lampiran 1.
3.4.5. Teknik Pengumpulan Data untuk Tujuan 5: Kajian terhadap