12
Analisis terhadap faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan apabila petani dapat diharapkan mengadopsi benih jagung transgenik. Untuk ini
dilakukan wawancara dengan pakar dengan metode AHP analytical hierarchy process
untuk menilai dan membuat urutan prioritas benih teknologi transgenik yang ada. Dalam kaitan ini dilakukan juga tinjauan terhadap kebijakan adopsi
benih transgenik dengan menggunakan metode rasionalis dan analisis kesenjangan gap analysis. Tinjauan difokuskan pada aspek implementatif dan prosedural dari
kebijakan dan regulasi yang ada petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis, mengingat bahwa payung hukum dalam bentuk peraturan pemerintah PP sudah
ada. Selain itu dikaji juga parameter atau elemen-elemen ada saja yang masih menjadi kendala dalam upaya adopsi dimaksud dapat tercapai, berhasil dan
berlanjut. Kajian keberlanjutan usahatani yang diukur pada tingkat rumah tangga
petani melalui indikator-indikator sosial, ekonomi dan lingkungan dengan metode MAVT multi-attribute value theory sehingga terlihat apakah adopsi benih
jagung transgenik memberi pengaruh yang baik pada keberlanjutan usahatani. Dengan demikian, dalam penelitian akan dikembangkan suatu model
kerangka penilaian terhadap kelayakan ekonomi, lingkungan dan sosial dari pengembang, introduksi atau adopsi benih jagung transgenik. Mengingat saat ini
benih jagung transgenik belum ada yang dipasarkan, maka kerangka penilaian yang diajukan adalah penilaian valuasi ex-ante,
3
yakni penilaian sebelum adopsi suatu teknologi.
1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan menganalisis kelayakan jagung transgenik di Indonesia dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan kelembagaan.
Untuk itu secara rinci penelitian ini ditujukan untuk:
3
Penilaian dampak suatu teknologi dapat dibedakan antara kajian ex-post untuk teknologi yang sudah digunakan dan ex-ante untuk teknologi yang belum diadopsi. Kajian ex-post yang
menggunakan survei aktual umumnya lebih andal ketimbang kajian ex-ante yang tergantung pada penilaian atau ekstrapolasi. Namun demikian, dalam kedua kasus ini berhasil tidaknya
kajian dampak yang dilakukan tergantung pada judgement peneliti dalam mengumpulkan dan menganalisis data Masters, et al., 1996.
13
1 Menganalisis kelayakan finansial dan ekonomi benih jagung transgenik dibandingkan dengan benih jagung hibrida;
2 Menganalisis kebersediaan petani untuk membayar benih jagung transgenik dibandingkan dengan benih jagung hibrida;
3 Menganalisis apakah adopsi benih jagung transgenik menjamin keberlanjutan usahatani jagung;
4 Menganalisis faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan apabila diharapkan petani dapat berhasil mengadopsi benih jagung transgenik;
dan 5 Menganalisis apakah peraturan perundang-undangan dan kelembagaan
yang ada saat ini mendukung terjadinya adopsi di Indonesia. Hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk menajamkan program
pengembangan produk teknologi bagi pemangku kepentingan stakeholders yang terkait, khususnya dalam menetapkan rekomendasi prioritas R D yang dapat
memenuhi kebutuhan petani baik bagi lembaga pemerintah maupun lembaga swasta. Pada tingkat nasional, informasi dari hasil penelitian ini dapat menjadi
masukan bagi perancangan regulasi dan aspek-aspek penentu agar akses agro- bioteknologi terbuka bagi investasi dan adopsinya di tingkat pengguna. Pada
tingkat usahatani diperoleh informasi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi, khususnya kendala penghambat, disamping aspek kelayakan ekonomis
dan lingkungannya serta penerimaan petani terhadap teknologi ini.
1.5. Kebaruan dalam Penelitian