52 b.
Menghitung persentase menggunakan rumus berikut.
c. Mengkonversi skor persentase yang diperoleh menjadi nilai kualitatif
berdasarkan kategori penilaian skala lima menurut Slameto 2001: 189 Tabel 7. Pedoman Kategori Kepraktisan Pembelajaran
Rentang persentase skor
yang diperoleh Kategori
90 - 100 Sangat Praktis
80 - 89 Praktis
65 - 79 Cukup Praktis
55 - 64 Kurang Praktis
0 - 55 Sangat Kurang Praktis
3. Analisis Keefektifan
Data yang dianalisis untuk melihat aspek keefektifan adalah hasil tes kemampuan komunikasi matematis siswa dengan langkah-langkah sebagai
berikut. a.
Menentukan skor tiap indikator pada butir soal yang diperoleh masing- masing siswa sesuai dengan rubrik skor kemampuan komunikasi matematis
yang telah ditetapkan. b.
Menghitung jumlah skor tiap indikator dan tiap aspek c.
Menghitung persentase ketercapaian tiap aspek dengan menggunakan rumus
d. Mengkonversi persentase ketercapaian tiap aspek dan rata-rata kemampuan
komunikasi matematis siswa menjadi nilai kualitatif berdasarkan kategori
53 penilaian skala lima menurut Slameto 2001: 189 seperti yang disajikan pada
tabel berikut. Tabel 8. Pedoman Kategori Keefektifan Aspek Komunikasi Matematis
Rentang Persentase Skor yang Diperoleh
Kategori
90 - 100 Sangat Efektif
80 - 89 Efektif
65 - 79 Cukup Efektif
55 - 64 Kurang Efektif
0 - 55 Sangat Kurang Efektif
e. Menghitung nilai siswa dan menentukan ketuntasan tiap siswa berdasarkan
KKM yang telah ditetapkan sekolah yaitu 76. f.
Menghitung persentase ketuntasan tes kemampuan komunikasi matematis secara klasikal dengan cara berikut.
g. Mengkonversi persentase ketuntasan siswa berdasarkan pedoman kategori
penilaian kecakapan akademik oleh Eko Putro Widoyoko 2009: 242 seperti yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 9. Pedoman Kategori Penilaian Kecakapan Akademik
Persentase Ketuntasan Kategori
p 80 Sangat Efektif
60 p ≤ 80
Efektif 40 p
≤ 60 Cukup Efektif
20 p ≤ 40
Kurang Efektif p
≤ 20 Sangat Kurang Efektif
Keterangan: p = persentase ketuntasan klasikal
98
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Majid. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ali Mahmudi. 2008. Mengembangkan Soal Terbuka Open-Ended Problem dalam
Pembelajaran Matematika.
Diakses dari
http:staff.uny.ac.iddosenali-mahmudi-spd-mpd-dr pada tanggal 09 Januari 2016, Jam 11:36 WIB.
Asep Ikin Sugandi. 2011. Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think Talk Write Terhadap Kemampuan Komunikasi Dan Penalaran Matematis.
Prosiding, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Brown, Claude H. 1953. The Teaching of Secondary Mathematics. New York: Harper Brothers Publisher.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas. Dwi Sasono. dkk. 2011 . Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Endang Mulyatiningsih. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Erman Suherman. dkk. 2001 . Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA.
Eko Putro Widoyoko. 2009 . Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis bagi Pendidik dan Calon Pendidik. Yogyakarta: Bima Ayu Alijah.
Hatfield, Mary M. Edwards, Nancy Tanner. 2008. Mathematics Methods For Elementary And Middle School Teachers. New York: John Wiley r Sons.
Iif Khoiru Ahmadi. 2011. Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Inprasitha, Maitree. 2006. OPEN-ENDED APPROACH AND TEACHER EDUCATION. Tsukuba Journal of Educational Study in Mathematics
volume 25. Indri Herdiman. 2014. Penerapan Pendekatan Open-Ended dalam Pembelajaran
Matematika untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa. Prosiding, Seminar Nasional Pendidikan Matematika. Cimahi: STKIP Siliwangi.
Kwon, Oh Nam. et al. 2006. Cultivating Divergent Thinking in Mathematics through an Open-Ended Approach. Asia Pacific Education Review No. 1
Vol. 7. Hlm. 51-61.
99 Maryam. 2014. Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematik Pada
Sekolah Menengah PErtama. Prosiding, Seminar Nasional Pendidikan Matematika. Cimahi: STKIP Siliwangi.
National Council of Teachers of Mathematics. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Reston Virgina: NCTM Inc.
Nazarudin. 2007
. Manajemen
Pembelajaran Implementasi
Konsep Karakteristik dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum.
Yogyakarta: Teras. Nieveen, Nienke. et al. 1999. Design Approaches and Tools in Education and
Training. London: Kluwer Academic Publisher. Ontario Ministry of Education. 2005. The Ontario Curriculum, Grades 9 and
10: Mathematics. Toronto, ON: Queen’s Printer for Ontario.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
Permendiknas RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses Rita Eka Izzaty. dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
Press. Sa’adun Akbar. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya. Slameto. 2001. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugihartono. dkk. 2012 . Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Supratman. 2010. Analisis Hasil Belajar Matematika Siswa Dengan
Pembelajaran Open-Ended. Prosiding, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. Yogyakarta: FMIPA UNY.
Theresia Widyatini. 2013. Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa LKS Sebagai Bahan Ajar. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan PPPPK Matematika. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen.
54
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Perangkat Pembelajaran
1. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Segitiga Segi Empat SMP
Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran materi segitiga dan segi empat menggunakan pendekatan open-ended untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi matematis siswa dilakukan dengan menggunakan model ADDIE yang terdiri atas lima tahap yaitu tahap analysis analisis, design desain,
development pengembangan, implementation implementasi dan evaluation evaluasi. Berdasarkan penelitian pengembangan yang dilakukan, diperoleh hasil
pengembangan sebagai berikut. a.
Tahap Analysis Analisis Tahap ini dibagi menjadi analisis karateristik siswa, analisis kebutuhan,
dan analisis kurikulum dengan hasil sebagai berikut. 1
Analisis karakteristik siswa Pengamatan yang dilakukan selama pembelajaran matematika baik pada
saat observasi pembelajaran dan pada saat kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan di SMP N 6 Yogyakarta menunjukkan bahwa siswa memiliki karakteristik yang
bermacam-macam. Beberapa siswa sangat aktif dan selalu bertanya, namun juga ada beberapa siswa yang pendiam dan lebih senang memperhatikan daripada
bertanya. Secara keseluruhan sebagian siswa cukup aktif untuk bertanya, memperhatikan, mengerjakan soal di depan kelas dan berdiskusi dalam kelompok.