Hipotesis I Pengujian Hipotesis

76 dan kelas yang diajar dengan teknik konvensional. Untuk mengetahui perbedaan tersebut digunakan analisis statistik uji- t dengan taraf signifikansi α = 0,05. Hasil uji-t dikatakan diterima apabila harga t hitung lebih besar dari pada t tabel , maka H o ditolak dan H a diterima. Penghitungan uji-t dapat dilihat sebagai berikut. Tabel 23: Hasil Uji-t Post-test kedua kelompok Kelas Mean t hitung t tabel p Keterangan Eksperimen dan control 68,02 4,750 2,000 0,000 t hitung t tabel = signifikan 58,12 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mean masing-masing kelas sebesar 68,02 kelas eksperimen dan 58,12 kelas kontrol, maka mean kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kontrol. Penghitungan uji-t diperoleh t hitung sebesar 4,750 dengan p = 0,000 yang menunjukkan adanya signifikansi, yang kemudian dikonsultasikan dengan harga t tabel pada taraf signifikansi α= 0,05 dan df 62, maka diperoleh harga t tabel sebesar 2,000. Dari kedua harga t dapat diketahui bahwa harga t hitung lebih besar daripada t tabel t h t t = 4,750 2,000. Dengan demikian, hipotesis nol Ho ditolak dan hipotesis alternatif Ha yang menyatakan bahwa “adanya perbedaan yang signifikan hasil prestasi belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas XI IPS SMA N 2 Wates Kulonprogo antara yang diajar teknik Rollenspiel dan yang diajar dengan teknik konvensional diterima. 77

2. Hipotesis II

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan teknik Rollenspiel dalam pembelajaran lebih efektif daripada pembelajaran dengan teknik konvensional. Untuk keperluan pengujian, hipotesis alternatif Ha tersebut diubah menjadi hipotesis statistic Ho sehingga berbunyi “Pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas XI IPS SMA N 2 Wates Kulonprogo antara yang diajar dengan teknik Rollenspiel sama efektifnya dengan pengajaran teknik konvensional ”. Untuk menguji hipotesis tersebut dicari dengan melihat perbedaan mean. Hal ini untuk mengetahui ada tidaknya bobot keefektifan penggunaan teknik Rollenspiel dalam pengajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman. Kriteria penerimaan Ho adalah apabila t hitung lebih kecil daripada t tabel t h t t . Hasil perhitungan bobot keefektifan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 24: Bobot Keefektifan Teknik Rollenspiel Data Kelas Skor Rata- rata Rata-rata Gain skor Bobot keefektifan Pre-test eksperimen Post-test eksperimen Pre-test kontrol Post-test kontrol 57,08 62,55 11,88 17,3 68,02 57,18 57,65 58,12 Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata kedua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama mengalami peningkatan. Berdasarkan perhitungan diperoleh gain skor nilai post-test dikurangi nilai pre-test antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol sebesar 11,88. Adapun hasil penghitungan bobot 78 keefektifan adalah 17,3 . Dengan demikian hipotesis nol Ho yang menyatakan bahwa “Pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas XI IPS SMA N 2 Wates Kulonprogo antara yang diajar dengan teknik Rollenspiel sama efektifnya dengan yang diajar menggunakan teknik konvensional ditolak. Adapun hipotesis menyatakan bahwa pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas XI SMA N 2 Wates Kulonprogo antara yang diajar dengan teknik Rollenspiel lebih efektif daripada yang diajar menggunakan teknik konvensional diterima. Dengan demikian, hipotesis II dalam penelitian ini diterima dengan bobot keefektifan sebesar 17,3 .

D. Pembahasan

1. Terdapat perbedaan yang signifikan prestasi belajar keterampilan berbicara

bahasa Jerman peserta didik kelas XI IPS SMA N 2 Wates Kulonprogo anatara yang diajar dengan teknik Rollenspiel dan yang diajar menggunakan teknik konvensional Berdasarkan hasil pengujian pengujian hipotesis dapat diketahui bahwa tedapat perbedaan hasil prestasi belajar keterampilan berbicara bahasa Jerman peserta didik kelas XI IPS SMAA N 2 Wates Kulonprogo antara yang diajar dengan teknik Rollenspiel dan yang diajar menggunakan teknik konvensional. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui hasil penghitungan uji-t dimana harga t hitung lebih besar dari t tabel. Dari kedua kelas, baik eksperimen maupun kontrol mempunyai tingkat kemampuan yang setara sebelum diberi perlakuan treatment dengan menggunakan teknik Rollenspiel. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil rata-rata pre-test yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dan