2
Usaha Mikro Islami
1.2. Peran Usaha Mikro di Mancanegara
Pada tahun 2010, World Bank dan Internaional Finance Corporaion merilis Micro Small Medium Enterprise Data yang memaparkan data indikator
UMKM di 132 negara. Riset tersebut menyebutkan bahwa UMKM berstatus formal menyerap lebih dari seperiga angkatan kerja dunia, di mana UMKM
formal cenderung berada di negara-negara berpendapatan inggi. Umumnya, hambatan terbesar yang dihadapi dalam pengembangan UMKM adalah
keterbatasan akses keuangan. Sebuah riset
2
yang dilakukan di India dan Cina menyatakan bahwa strategi UKM di India dalam menghadapi globalisasi, fokus
pada pengembangan pasokan bahan baku, total producive maintenance,
serta budaya organisasi perusahaan. Sedangkan strategi yang dilakukan oleh UKM di Cina yaitu dengan manajemen relasi, pengembangan sumber daya
manusia, peningkatan kualitas dan eisiensi biaya produksi Singh et al, 2010. Sementara itu, studi kasus di provinsi Henan Guo, 2013 menghasilkan fakta
bahwa terdapat delapan faktor yang memengaruhi ingkat inovasi usaha mikro dan kecil di sana, yaitu: ukuran perusahaan, RD, lingkungan yang inovaif,
jangkauan inovaif, konversi teknologi, insenif untuk hal-hal yang inovaif, intelektual dan kompensasi. Hasil riset tersebut juga menyebutkan bahwa
semakin inovaif kegiatan-kegiatan yang ada di dalam suatu perusahaan akan semakin besar usaha tersebut.
3
Exhibit 1.1 Tingkat Kepadatan UMKM Di Berbagai Belahan Negara
2 Rajesh Singh, Suresh Garg, Desmukh,
The Compeiiveness of SMEs in a Globalized Economy: Observaion from India and Cina, jurnal Management Research Review Vol. 33, 2010.
3 Lingling Guo,
How to Improve the Independence Innovaion Capacity in Medium Small Entreprise? Taking the Case of Henan Province as an Example, Journal of Applied Science, 2013.
3
Usaha Mikro Islami
UKM Cina lebih memiliki preferensi pendekatan biaya produksi dalam menjangkau pasar lokal. Sedangkan di USA, peluang pasar semakin terbuka
dikarenakan take home pay yang didapatkan oleh masyarakat semakin inggi
dan para pengusaha menerapkan diferensiasi produk untuk menguasai pasar, berbeda dengan UKM di Cina yang ragu untuk melakukan diferensiasi
terhadap produknya Parnell et al, 2014.”
4
”Walaupun Cina menguasai porsi ekonomi dalam skala usaha yang menengah dan besar, sektor usaha mikro masih dikendalikan oleh penduduk pribumi
pada sektor kerajinan dan manufaktur. Fondasi budaya merupakan modal sosial yang pening dan fundamental dalam membangun relasi dan memajuka
bisnis di industri mikro Braten, 2013.”
5
Dalam suatu peneliian disertasi Master di University of York, Hamid
6
menemukan bahwa kebijakan ekonomi baru berjalan efekif memengaruhi ketahanan usaha keluarga pribumi Malaysia dan Chinese Malaysia, dan
terbuki juga bahwa usaha mikro lebih mampu bertahan daripada usaha kecil. Peneliian ini juga menemukan bahwa pada “era kebijakan ekonomi baru”,
pengusaha kecil yang berpendidikan lebih bersemangat dan mendapatkan
keuntungan dalam hal akses terhadap skema pendanaan mikro daripada pengusaha yang berpendidikan rendah.
Indonesia dapat mengambil pelajaran dari berbagai kebijakan usaha mikro dan kecil di Cina yang negaranya memiliki penduduk sangat besar. Jumlah populasi
yang besar menjadi potensi yang luar biasa dalam pertumbuhan ekonomi selama produkivitas dan eisiensi selalu diingkatkan. Peran pemerintah
dalam berbagai kebijakan harus terintegrasi satu sama lain dan terkoordinasi
dengan baik. Hanya saja, sayangnya, integrasi dan koordinasi merupakan permasalahan di Indonesia.
1.3 Deinisi Usaha Mikro dan Kecil
Sebenarnya, idak ada deinisi yang baku dan diterima secara universal mengenai pengerian suatu usaha mikro dan kecil. Seiap negara memiliki
deinisi yang berbeda dari satu negara ke negara lainnya yang sangat tergantung
4 John Parnell, Zhang Long, Don Lester, Compeiive Strategy, Capabiliies and Uncertainty in Small Medium Sized
Entreprise SMEs in Cina and the United States, Management Decision Journal Vol. 53 No.2, 2014, pp.402-431.
5 Eldar Bråten, Embedded Micro-Businesses: Trust, Incorporaion and Scaling in Javanese ‘Family Firms, 2013,
Book. 6
Nor Fuad bin Abdul Hamid, Family Business Culture, Entrepreneurial Orientaion and the New Economic Policy on Family Business Survival: A Study between the Malays and Chinese of Micro and Small-Sized Family Business
in Malaysia , disertasi Master di University of York, UK, 2013.