3
Usaha Mikro Islami
UKM Cina lebih memiliki preferensi pendekatan biaya produksi dalam menjangkau pasar lokal. Sedangkan di USA, peluang pasar semakin terbuka
dikarenakan take home pay yang didapatkan oleh masyarakat semakin inggi
dan para pengusaha menerapkan diferensiasi produk untuk menguasai pasar, berbeda dengan UKM di Cina yang ragu untuk melakukan diferensiasi
terhadap produknya Parnell et al, 2014.”
4
”Walaupun Cina menguasai porsi ekonomi dalam skala usaha yang menengah dan besar, sektor usaha mikro masih dikendalikan oleh penduduk pribumi
pada sektor kerajinan dan manufaktur. Fondasi budaya merupakan modal sosial yang pening dan fundamental dalam membangun relasi dan memajuka
bisnis di industri mikro Braten, 2013.”
5
Dalam suatu peneliian disertasi Master di University of York, Hamid
6
menemukan bahwa kebijakan ekonomi baru berjalan efekif memengaruhi ketahanan usaha keluarga pribumi Malaysia dan Chinese Malaysia, dan
terbuki juga bahwa usaha mikro lebih mampu bertahan daripada usaha kecil. Peneliian ini juga menemukan bahwa pada “era kebijakan ekonomi baru”,
pengusaha kecil yang berpendidikan lebih bersemangat dan mendapatkan
keuntungan dalam hal akses terhadap skema pendanaan mikro daripada pengusaha yang berpendidikan rendah.
Indonesia dapat mengambil pelajaran dari berbagai kebijakan usaha mikro dan kecil di Cina yang negaranya memiliki penduduk sangat besar. Jumlah populasi
yang besar menjadi potensi yang luar biasa dalam pertumbuhan ekonomi selama produkivitas dan eisiensi selalu diingkatkan. Peran pemerintah
dalam berbagai kebijakan harus terintegrasi satu sama lain dan terkoordinasi
dengan baik. Hanya saja, sayangnya, integrasi dan koordinasi merupakan permasalahan di Indonesia.
1.3 Deinisi Usaha Mikro dan Kecil
Sebenarnya, idak ada deinisi yang baku dan diterima secara universal mengenai pengerian suatu usaha mikro dan kecil. Seiap negara memiliki
deinisi yang berbeda dari satu negara ke negara lainnya yang sangat tergantung
4 John Parnell, Zhang Long, Don Lester, Compeiive Strategy, Capabiliies and Uncertainty in Small Medium Sized
Entreprise SMEs in Cina and the United States, Management Decision Journal Vol. 53 No.2, 2014, pp.402-431.
5 Eldar Bråten, Embedded Micro-Businesses: Trust, Incorporaion and Scaling in Javanese ‘Family Firms, 2013,
Book. 6
Nor Fuad bin Abdul Hamid, Family Business Culture, Entrepreneurial Orientaion and the New Economic Policy on Family Business Survival: A Study between the Malays and Chinese of Micro and Small-Sized Family Business
in Malaysia , disertasi Master di University of York, UK, 2013.
4
Usaha Mikro Islami
pada tujuan pendeinisian itu sendiri. Ukuran sebuah usaha biasanya dinilai dari banyaknya jumlah pekerja yang terlibat dalam usaha tersebut, jumlah
modal yang digunakan untuk mendanai bisnis tersebut, besaran aset tetap dan bergerak, perputaran penjualan seiap tahunnya, dan lain sebagainya. Jumlah
pekerja yang sering disebut sebagai labor-intensive merupakan ciri khas usaha
mikro dan kecil yang menyerap tenaga kerja dan peluang kerja bagi sebagian besar penduduk muslim di dunia. Ada sebagian kelompok di berbagai negara
yang menyebutkan bahwa usaha berskala kecil apabila mempekerjakan kurang dari 50 orang dan pemiliknya sekaligus menjadi manajer usahanya.
Sedangkan yang dimaksud dengan bisnis itu adalah kegiatan legal, baik yang berhubungan dengan usaha komersial, perdagangan dan produksi.
Dalam Bab I Pasal 1, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM, Usaha Mikro dideinisikan sebagai: usaha produkif yang memenuhi kriteria
usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang tersebut. Sedangkan Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produkif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun idak langsung dari Usaha Menengah
atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tersebut.
Selanjutnya, dalam Pasal 6 UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM dijelaskan bahwa Usaha Mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai aset paling banyak
Rp50 juta, atau dengan hasil penjualan tahunan paling besar Rp300 juta, atau dengan hasil penjualan tahunan paling besar Rp300 juta; Usaha Kecil dengan
nilai aset lebih dari Rp50 juta sampai dengan paling banyak Rp500 juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300 juta hingga maksimum
Rp2,5 miliar. Selain itu, menurut BPS, Usaha Mikro adalah unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang dan usaha kecil 5-19 orang.
1.4 Potret Masyarakat Indonesia
1.4.1 Peta Demograi
Meningkatnya jumlah penduduk dan pengembangan sentra ekonomi yang terpusat menimbulkan konsekuensi persebaran yang idak merata. Data
demograi Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Indonesia
berada di Pulau Jawa yaitu sekitar 57 persen, sisanya tersebar di luar Pulau